Kamis petang (07-04), ratusan orang dari berbagai kalangan memadati setiap sisi Masjid Kampus UGM. Di tengah-tengah jamaah yang hadir, sejumlah simpatisan warga Wadas duduk bersila menenteng sehelai spanduk putih yang dipenuhi coretan cat semprot. Tak ada bedanya dibanding jamaah lain, mereka bersimpuh di atas sajadah yang tergelar. Namun, mereka mendadak mengangkat spanduk tersebut ketika Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, mulai berdiri dan berbicara di mimbar masjid.
“Ada yang bawa spanduk, mungkin mau menuliskan, diangkat juga saya tidak apa-apa,” tutur Ganjar di sela-sela sesi ceramah yang sedang berlangsung. Lantas, gelegar tepuk tangan para jamaah pengajian memecah suasana hening yang semula menyelubungi Masjid Kampus UGM. Mereka serempak bertepuk tangan menyambut naiknya selembar spanduk putih yang ditulisi kalimat berbunyi ‘#SaveWadas’ dengan cat semprot hitam.
Pukul 20.30, salat berjamaah telah usai. Jamaah pengajian berbondong-bondong meninggalkan Masjid Kampus UGM, kecuali dua orang pemuda yang mengenakan kaos hitam dan sarung berjajar di depan muka masjid. Di bawah sorot lampu masjid yang berpendar kekuningan, mereka membentangkan sehelai spanduk lain yang menyerukan kalimat “Kelestarian Alam Adalah Sebagian dari Iman”. Tanpa teriakan-teriakan nyaring maupun keriuhan yang mengusik, mereka berdiri dalam hening menggenggam kedua ujung spanduk. Mereka berharap orang-orang menyempatkan diri untuk sejenak membaca dan meresapi jeritan hati yang berusaha disuarakan dalam spanduk-spanduk itu.
Jauh dari simpatisan warga Wadas yang terasing dalam remang lampu masjid, puluhan kilat kamera mengikuti kepergian sosok Ganjar Pranowo. Setelah sesekali meladeni orang-orang yang hendak mengabadikan momen bersamanya, ia berjalan meninggalkan Masjid Kampus UGM. Ia melangkah menjauhi spanduk-spanduk bercoretkan cat semprot hitam yang masih terbentang di tepi jalan.
Foto oleh Zidane Damar, Adit, dan Andek
Kurator: Samuel Johanes
Teks: Sidney Alvionita
Penyunting: Bangkit Adhi Wiguna