Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ALMAMATER

Ceritalah Malaysia

Oktober 18, 2010

Jumat (15/10) lalu, seorang pengarang asal Malaysia menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung Yayasan Umar Kayam. Karim Raslan, sang pengarang, hadir sebagai narasumber dalam diskusi bukunya Ceritalah Indonesia. Acara yang bertajukOrang Malaysia Melihat Indonesia ini dihelat oleh Kepustakaan Populer Gramedia dan Yayasan Umar Kayam. Puluhan pengunjung berhasil disedot untuk memenuhi yayasan yang terletak di Perum Sawitsari Blok I No.3. Turut hadir pula Budiawan dan Ons Untoro, sebagai pemantik dan moderator diskusi malam itu.

Acara yang dimulai sejak pukul 19:30 dibuka dengan paparan Budiawan tentang Ceritalah Indonesia. Dua intelektual Malaysia yang berlainan cara pandang menjadi ilustrasinya. Intelektual pertama apresiatif terhadap Indonesia karena gelisah dengan keadaan Malaysia, yang masih tertinggal dalam hal demokrasi. Sedangkan intelektual yang lain memburaikan segala hal negatif yang muncul di Indonesia, agar tak terjadi  di Malaysia. Sebuah pertanyaan lantas dilontarkan Budiawan kepada Raslan sebagai penutup ilustrasinya. “Seperti apakah Bung Karim memandang Indonesia, seperti intelektual pertama, kedua atau bukan keduanya?”.

Sesi selanjutnya giliran Raslan yang bercerita tentang Ceritalah Indonesia. Lulusan universitas Cambridge ini membuka sesi lewat narasinya tentang penyusunan Ceritalah Indonesia. Ini adalah kumpulan esai-esai Raslan, tentang Indonesia, di berbagai media yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Mengenai proses pembuatan Raslan menuturkan, “Linda Christanty seorang editor yang teliti, setiap perkataan harus dicek. Butuh dua tahun untuk membawa buku ini ke Indonesia”.

Selepas bercerita tentang buku dan alasannya menulis Indonesia Raslan menjawab pertanyaan Budiawan. “Saya melihat Indonesia sebagai contoh yang baik untuk Malaysia. Demokrasi telah berjalan secara baik, membuka ruang agar rakyat berekspresi,” ungkap pria kelahiran Selangor ini. Pendapat serupa dilontarkan Budiawan sebagai impresinya atas tulisan Raslan. “Bung Raslan bertindak layaknya konsultan. Apa yang ia lihat di Indonesia, ia sampaikan kembali ke Indonesia,” ujarnya. Sesi tanya jawab Raslan dengan pengunjung menjadi penutup diskusi.[Ape]

budiawanceritalah indonesiakarim raslankepustakaan populer gramediamalaysiayayasan umar kayam
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Bebani Mahasiswa dengan Biaya Mahal, UGM Bersembunyi di...

Penerapan Uang Pangkal, Neoliberalisasi Berkedok Solusi

Pedagang Kaki Lima Stasiun Wates Digusur Tanpa Dasar...

Kicau Riuh Kampus Hijau UGM

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Bebani Mahasiswa dengan Biaya Mahal, UGM Bersembunyi di...

Penerapan Uang Pangkal, Neoliberalisasi Berkedok Solusi

Pedagang Kaki Lima Stasiun Wates Digusur Tanpa Dasar...

Kicau Riuh Kampus Hijau UGM

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM