Balairungpress
  • REDAKSI
    • APRESIASI
    • BERITA JOGJA
    • KILAS
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • Rektra 2022
  • EnglishEnglish
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Pos Teratas
Surat Pengadilan
Pintu Ajaib “Pemecah Masalah Mahasiswa” Itu Bernama Crisis...
Tetapkan Uang Pangkal, UGM Bukan Lagi Kampus Kerakyatan
Penerbitan Perppu Ciptaker Masih Penuh Polemik dan Merugikan...
Memburu Keadilan, Melawan Ketidakadilan Aparat atas Kasus Salah...
Bualan Reformasi Polri Tanpa Lembaga Pengawas Eksternal
Bayang-Bayang Masalah Struktural dalam Penanganan Kesehatan Mental
Antarkata Antar Pikiran
SSPI Cacat Formil, Mahasiswa Berencana Ajukan Gugatan ke...
Wadas dalam Genggaman Kuasa Media

Balairungpress

  • REDAKSI
    • APRESIASI
    • BERITA JOGJA
    • KILAS
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • Rektra 2022
  • EnglishEnglish
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
BERITA JOGJA

Ceritalah Malaysia

Oktober 18, 2010

Jumat (15/10) lalu, seorang pengarang asal Malaysia menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung Yayasan Umar Kayam. Karim Raslan, sang pengarang, hadir sebagai narasumber dalam diskusi bukunya Ceritalah Indonesia. Acara yang bertajukOrang Malaysia Melihat Indonesia ini dihelat oleh Kepustakaan Populer Gramedia dan Yayasan Umar Kayam. Puluhan pengunjung berhasil disedot untuk memenuhi yayasan yang terletak di Perum Sawitsari Blok I No.3. Turut hadir pula Budiawan dan Ons Untoro, sebagai pemantik dan moderator diskusi malam itu.

Acara yang dimulai sejak pukul 19:30 dibuka dengan paparan Budiawan tentang Ceritalah Indonesia. Dua intelektual Malaysia yang berlainan cara pandang menjadi ilustrasinya. Intelektual pertama apresiatif terhadap Indonesia karena gelisah dengan keadaan Malaysia, yang masih tertinggal dalam hal demokrasi. Sedangkan intelektual yang lain memburaikan segala hal negatif yang muncul di Indonesia, agar tak terjadi  di Malaysia. Sebuah pertanyaan lantas dilontarkan Budiawan kepada Raslan sebagai penutup ilustrasinya. “Seperti apakah Bung Karim memandang Indonesia, seperti intelektual pertama, kedua atau bukan keduanya?”.

Sesi selanjutnya giliran Raslan yang bercerita tentang Ceritalah Indonesia. Lulusan universitas Cambridge ini membuka sesi lewat narasinya tentang penyusunan Ceritalah Indonesia. Ini adalah kumpulan esai-esai Raslan, tentang Indonesia, di berbagai media yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Mengenai proses pembuatan Raslan menuturkan, “Linda Christanty seorang editor yang teliti, setiap perkataan harus dicek. Butuh dua tahun untuk membawa buku ini ke Indonesia”.

Selepas bercerita tentang buku dan alasannya menulis Indonesia Raslan menjawab pertanyaan Budiawan. “Saya melihat Indonesia sebagai contoh yang baik untuk Malaysia. Demokrasi telah berjalan secara baik, membuka ruang agar rakyat berekspresi,” ungkap pria kelahiran Selangor ini. Pendapat serupa dilontarkan Budiawan sebagai impresinya atas tulisan Raslan. “Bung Raslan bertindak layaknya konsultan. Apa yang ia lihat di Indonesia, ia sampaikan kembali ke Indonesia,” ujarnya. Sesi tanya jawab Raslan dengan pengunjung menjadi penutup diskusi.[Ape]

budiawanceritalah indonesiakarim raslankepustakaan populer gramediamalaysiayayasan umar kayam
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Pedagang Kaki Lima Stasiun Wates Digusur Tanpa Dasar...

Aliansi Solidaritas untuk Wadas Kecam Represifitas Aparat dan...

Aliansi Rakyat Bergerak Tuntut Pemerintah Cabut Pergub DIY...

Aksi Selamatkan Warga Yogya Tuntut Pemerintah Cabut UU...

Peringati Satu Tahun Omnibus Law, Massa Aksi Serukan...

Lewat Mata dan Telinga, Bersama Jaga KPK

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Surat Pengadilan

    Februari 1, 2023
  • Pintu Ajaib “Pemecah Masalah Mahasiswa” Itu Bernama Crisis Center

    Januari 24, 2023
  • Tetapkan Uang Pangkal, UGM Bukan Lagi Kampus Kerakyatan

    Januari 20, 2023
  • Penerbitan Perppu Ciptaker Masih Penuh Polemik dan Merugikan Buruh

    Januari 16, 2023
  • Memburu Keadilan, Melawan Ketidakadilan Aparat atas Kasus Salah Tangkap Klitih Gedongkuning

    Januari 14, 2023

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Spesies Invasif

Polisi Virtual

Fasilitas Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UGM Belum Maksimal

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • MASTHEAD
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM