“Demi uang, segalanya halal.” Kau tak akan pernah menduga bahwa zaman bisa jadi sangat busuk. Bahkan hatimu yang busuk masih kalah busuk. Kau sangat…
cerpen
-
-
Seberapa tulus nasihat mereka agar aku tabah di depan pusara Palamea? Aku mulai melihat manusia sebagai wujud kepalsuan. Apa mereka benar-benar paham dengan yang…
-
Sebagai buruh pembuat batu-bata, upah bapak tak seberapa. Pekerjaan itu sudah bapak geluti sejak usiaku menginjak tiga belas tahun, waktu di mana aku akan…
-
Bandar melahirkan sebuah penemuan baru: dunia tanpa Tuhan. Kita tak pernah tahu bagaimana bisa bujangan itu menciptakan dunia tersebut, tapi kita tahu bahwa dunia…
-
Di Pati, dalam kunjunganku ke rumah temanku, Dekso, selepas ia pulang dari Bengkel Teater Rendra di tahun 2000, aku menemukannya telah berubah. Saat aku…
-
“Namaku Da Roka,” jawab anjing hitam bermata sendu itu saat kutanya nama, membuat tubuhku tersentak, sebab namanya serupa namaku: Da Roka. Bukan hanya nama,…
-
Betapa orang terminal menyayangi lelaki berambut perak—abah Hurip, yang cerewet itu. Terngiang dan angan sampai pada suara abah Hurip yang meracau—memaki sembari tangannya sibuk…
-
Ia dipanggil Kurir Akhirat sebab pekerjaannya adalah mengantarkan berbagai barang dari orang-orang di dunia fana ke orang-orang di akhirat, baik surga maupun neraka. Kurir…
-
“Anda ingin minum apa?” “Saya buatkan Anda kopi saja ya,” imbuh Nenek Laura tanpa menunggu jawaban dari pertanyaan yang sebelumnya ia ajukan. Sepi, kata…