Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
APRESIASIKABAR

Bersinergi Melalui Forum Jogja Peduli

Maret 18, 2013
©Rosyid Rizky Fauzi

©Rosyid Rizky Fauzi

Beberapa orang dari berbagai usia tampak menyasar salah satu sisi Benteng Vredeburg pada Minggu (3/3). Mereka mengenakan pakaian dengan warna-warna yang mencolok mata, mulai hijau, biru sampai hitam. Menjelang pukul 09.00, langkah kaki mereka semakin cepat. Orang- orang itu hendak menuju ke Gedung E tempat acara Jogjanesia dilangsungkan. Di dalam ruangan terdengar lantunan lagu Indonesia Raya yang mengiringi pembukaan acara Jogjanesia sekaligus menandakan peresmian Forum Jogja Peduli (FJP).

Hadirin riuh bertepuk tangan menyambut peresmian FJP. Sejenak suasana riuh padam saat video tentang pergerakan beberapa komunitas Yogyakarta mulai diputar. Tampak dalam penayangan video, seorang bocah laki-laki dengan malu berkata, “mau jadi pemain bola,” katanya terkekeh. Seketika tawa pecah. Keluguan sang bocah mengundang tawa hadirin. Emosi hadirin teraduk ketika sang bocah ditanya, “gimana perasaanya kalau enggak bisa sekolah?”. Hening. Sang bocah tertegun, tak ada sepatah katapun keluar dari bibir kecilnya. Heningnya sang bocah merambat kepada hadirin. Pada akhirnya, tayangan video ditutup dengan gagasan bahwa cita-cita mereka harus kita jaga.

Lahirnya FJP berawal dari beberapa komunitas Yogyakarta yang berkumpul dalam pertemuan pada 26 Oktober 2012. Saat itu, tiga puluh komunitas yang hadir menelurkan gagasan akan perlunya sarana untuk berkolaborasi. Mereka sadar masing-masing komunitas tidak dapat bergerak sendiri-sendiri. Empat bulan setelah pertemuan di bulan Oktober, lahirlah Forum Jogja Peduli. Komunitas Yogyakarta yang dulu berdiri sendiri, kini telah tergabung ke dalam FJP. “Bayangkan saja nyala lilin, ketika sendirian mungkin nilai manfaatnya kecil, tapi dengan bersama pasti akan lebih bermanfaat,” jelas Seno Wahyu Aji P., M.B.A. selaku ketua FJP.

Komunitas Yogyakarta yang tergabung ke dalam FJP memiliki kepedulian terhadap permasalahan sosial di kota ini. FJP berfokus pada empat kategori, yakni pendidikan, beasiswa, lingkungan dan perdamaian. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan  bagi komunitas lain untuk bergabung, mengingat keanggotaan forum ini bersifat terbuka. “Pada dasarnya setiap komunitas yang bersifat positif dan non-profit akan kami terima,” jelas Seno. Mengusung semboyan  Jogjanesia, Dari Jogja Untuk Indonesia, forum ini diharapkan bisa membawa perubahan yang lebih baik untuk Indonesia. Ia mengatakan keikutsertaan berbagai komunitas ini menunjukkan kesiapan Yogyakarta untuk mulai melakukan perubahan.  “Jadi kita tidak melulu menuntut suatu perbaikan pada pemerintah, tapi juga menjadi bagian dari solusi itu sendiri,” tuturnya.

FJP ingin memprakarsai lahirnya teori butterfly effect (pengaruh kecil dapat menyebabkan efek yang jauh lebih besar) di bidang sosial. Hadirnya forum ini di Yogyakarta  diharapkan menjadi katalis bagi daerah lain untuk turut memulai pergerakan yang peduli terhadap masalah sosial. Kedepannya Seno berharap berbagai komunitas lain dan juga ikut bergabung ke dalam FJP dan bersama membangun Indonesia. “Untuk agenda tahun ini FJP akan berfokus memperkenalkan forum ini kepada masyarakat luas,” ujar Seno.

Forum ini diharapkan dapat menjadi media komunikasi antar komunitas sosial di Yogyakarta. Dengan adanya komunikasi maka diharapkan berbagai komunitas dapat bersinergi untuk mencapai tujuan FJP. “Alangkah sayangnya apabila komunitas-komunitas tersebut tidak saling mengenal sehingga tidak tahu kebutuhan satu sama lain,” ujar Mega dari Hoshizora, komunitas pegiat pendidikan anak. Mega juga menyebutkan harapannya agar melalui forum ini akan tercipta kolaborasi yang lebih hebat lagi.

Weny N. Arifani, salah satu pengunjung peresmian Forum Jogja Peduli mengatakan bahwa konsep forum ini menarik. “Banyak komunitas di Yogyakarta yang jalan sendiri-sendiri, dengan hadirnya forum ini komunitas-komunitas itu bisa saling bekerja sama sehingga hasilnya lebih baik lagi,” tutur Weny.

“Bayangkan sapu lidi ketika lidi itu sendiri ia akan memiliki manfaat yang lebih kecil dibandingkan ketika lidi itu berkumpul,” ujar Seno. Semangat kerja kolektif inilah yang menjadi ide dasar bagi komunitas yang tergabung dalam FJP untuk berkongsi menjernihkan persoalan sosial di kota Pelajar. Meskipun terdiri dari komunitas-komunitas dengan berbagai warna, mereka siap membawa Yogyakarta ke arah yang lebih baik. [Arifanny Faizal, Krisnia Rahmadany]

 

Forum Jogja PeduliJogjakartakomunitasugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Awab Ajar Awam, Gunakan Daya dari Surya

Resistensi atas Trauma Korban Kekerasan ‘65

Belasut Puja-Puji Palsu Tubuh Perempuan dalam Kanvas

Pusparagam Perjuangan dalam Temukan Ruang Aman

Jalin Merapi Tak Pernah Ingkar Janji

Sastra untuk Semua lewat Sastra Suara

1 komentar

pasartaruhan April 28, 2015 - 09:07

It’s difficult to find knowledgeable people about this subject, however, you seem like you know
what you’re talking about! Thanks

Reply

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM