Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Monika Eviandaru: Reorientasi Pers Mahasiswa Dalam Neoliberalisasi Perguruan...
Episode-Episode Perjalanan
SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...
Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi
Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung
Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...
Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi
Ruang-Ruang Untuk Kami dan Puisi-Puisi Lainnya
Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah
BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ALMAMATERKABAR

Dragon Festival dalam Semarak Imlek

Februari 26, 2013
© Agung Hidayat

© Agung Hidayat

Sabtu sore (23/02), Malioboro bak kedatangan makhluk mitologi. Sosok naga besar berlarian di sepanjang Jalan Malioboro. Sosok itu berputar di tengah sambil meliuk-liukkan tubuhnya. Pengunjung pun terlihat antusias dengan memadati area pinggiran jalan. Ada yang memotret atau sekedar melambaikan tangan.

Begitulah gambaran kemeriahan acara Dragon Festival. Acara ini merupakan salah satu rangkaian “Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) VIII” untuk memperingati Imlek. Diselenggarakan pada 20-24 Februari, festival kali ini telah memasuki tahun keduanya. Menurut Sidik Purnama, panitia PBTY yang menjadi leading organizer festival mengungkapkan, jumlah peserta kali ini cukup banyak, “Jumlah tim atau peserta yang mengikuti festival ini ada 31. Mereka berasal dari daerah Yogyakarta dan sekitarnya,” terangnya.

Dalam festival ini, ditampilkan atraksi naga raksasa khas negeri Tiongkok atau lebih dikenal dengan nama liong. Puluhan tim dari penjuru Yogyakarta turut berpartisipasi. Salah satunya para personel TNI-AU. Mereka memainkan liong terpanjang di Asia yang mendapat penghargaan Museum Rekor Indonesia pada 2010 silam. Panjang naga tersebut mencapai 131 meter. Praktis, diperlukan banyak personel untuk memainkannya. “152 personel akan memainkannya secara bergantian,” Ujar Letnan Dua Tegar, koordinator atraksi Liong TNI-AU.

Untuk memperlancar acara, beberapa ruas jalan pun ditutup. Penutupan dilakukan mulai pukul 17.00 hingga 23.00 di Jalan Pasar Kembang, Pangeran Mangkubumi, Abu Bakar Ali, Senopati, Ahmad Dahlan, Kleringan, dan area sekitar Tugu. Pengamanan pun dilakukan oleh berbagai pihak. Tidak hanya polisi, ada anggota dinas perhubungan dan beberapa petugas keamanan Malioboro. Kasat lantas Yogyakarta, Kompol Bambang S. Widodo menjelaskan, “Kita melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Ada Dinas perhubungan, Unit Penataan Teknis (UPT) Malioboro, Petugas Jogoboyo (Petugas Keamanan Malioboro), dan Kepolisian Yogyakarta.” Jumlah seluruh pasukan pengamanan mencapai 300-an orang. Menurut Bambang, koordinasi telah dilakukan sejak dua minggu sebelum acara.

Acara sempat mengalami kendala karena Arak-arakan festival dilanda macet. Begitu juga dengan Liong TNI-AU. Para tentara itu harus duduk sejenak di tengah Jalan, menunggu lalu lintas kembali lancar. Walaupun terdapat beberapa kendala, semua itu tidak menghalangi antusiasme pengunjung untuk tetap menyaksikannya. Salah satunya Nur Indah Wiji Lestari. Dia mengungkapkan, “Festivalnya menarik, jadi sayang untuk dilewatkan,” ungkapnya. Acara pun diakhiri dengan tembakan kembang api di alun-alun utara keraton. [Agung Hidayat]

dragon fetivalimlekpekan budaya tionghoa
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Kicau Riuh Kampus Hijau UGM

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Bebani Mahasiswa dengan Biaya Mahal, UGM Bersembunyi di...

Penerapan Uang Pangkal, Neoliberalisasi Berkedok Solusi

Pedagang Kaki Lima Stasiun Wates Digusur Tanpa Dasar...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Monika Eviandaru: Reorientasi Pers Mahasiswa Dalam Neoliberalisasi Perguruan Tinggi dan Pasca-Reformasi 1998

    Oktober 20, 2025
  • Episode-Episode Perjalanan

    Oktober 16, 2025
  • SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di Magelang

    Oktober 12, 2025
  • Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi

    Oktober 12, 2025
  • Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung

    Oktober 8, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM