Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ALMAMATER

Memahami Merapi dengan Fotografi

Oktober 4, 2010

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) menggelar workshop fotografi. Acara yang bertema “Merapi Volcano Expo” ini berlangsung pada Minggu (1/7) lalu. Atas kerja sama dengan Pewarta Foto Indonesia (PFI), acara ini diselenggarakan di kantor BPPTK, Jalan Cendana 15 Yogyakarta.

Gelaran workshop fotografi oleh BPPTK ini merupakan rangkaian acara Volcano Expo. Selain workshop fotografi, terdapat juga lomba foto, lomba karya tulis dan lomba menggambar. “Workshop ini sengaja diletakkan di awal Expo dengan harapan dapat membekali peserta lomba foto nanti,” ungkap Subandriyo, Kepala BPPTK.

Selain bagian dari rangkaian Volcano Expo, workshop juga bertujuan untuk mendekatkan dan mengenalkan bencana melalui kegiatan fotografi. “Terakhir gunung Merapi itu difoto pada akhir abad 19. Oleh karena itu, kami bermaksud untuk mengenalkan pada masyarakat bahwa Merapi bukan gunung yang menakutkan seperti yang selama ini dibayangkan,” jelas Subandriyo ketika membuka workshop.

Workshop berlangsung pukul sembilan pagi hingga empat sore menghadirkan Sri Sumarti dari badan volkanologi sebagai pemantik. Selain itu hadir Bagus Kurniawan dari detik.com sebagai salah satu narasumber. Ia menjelaskan mengenai fotografi yang sudah menjadi gaya hidup sehingga orang cenderung memperhitungkan estetik. “Dalam jurnalistik, kecepatan mengambil gambar menentukan nilai sebuah foto. Oleh karena itu, jangan khawatir mengambil gambar dengan kamera saku karena merapi pun dapat diambil dengannya,” ujarnya.

Terkait dengan teknik-teknik dasar fotografi, panitia menghadirkan WS Pamungkas . Ketua PFI Jogja yang juga dosen Fotografi Institut Seni Indonesia ini memaparkan mengenai tiga hal penting dalam fotografi. “Kecepatan rana, bukaan diafragma dan penemu jarak atau fokus harus dikuasai. Apapun kameranya, tetap harus memperhatikan ketiga hal tersebut,” terangnya.

Di sesi terakhir, fotografi dibahas lebih mendetail. Mulai dari komposisi fotografi yang dipaparkan oleh Himawan, European Pressphoto Agency, hingga kebernilaian foto dalam jurnalistik oleh Dwi Oblo Prasetyo—Reuters yang juga kontributor National Geographic Indonesia. Menurut Himawan, pengambilan gambar bertema merapi tidak semestinya selalu bernuansa sedih dan tragis. “Warga sekitar merapi justru tenang dan tidak merasa takut ataupun khawatir terhadap merapi,” imbuhnya.

“Dalam jurnalistik, yang lebih penting adalah nilai yang ada dalam foto ketimbang estetiknya,” pungkas Dwi Oblo. [Nella]

bpptkmerapivolcano expoworkshop
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Kicau Riuh Kampus Hijau UGM

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Bebani Mahasiswa dengan Biaya Mahal, UGM Bersembunyi di...

Penerapan Uang Pangkal, Neoliberalisasi Berkedok Solusi

Pedagang Kaki Lima Stasiun Wates Digusur Tanpa Dasar...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM