Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Mata Kekuasaan Mengintaimu
Wisnu Prasetya Utomo: Tantangan Pers Mahasiswa di Persimpangan...
Episode-Episode Perjalanan: Episode 2 dan Episode…
Monika Eviandaru: Reorientasi Pers Mahasiswa Dalam Neoliberalisasi Perguruan...
Episode-Episode Perjalanan
SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...
Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi
Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung
Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...
Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Mengeja Media dan Politik, Memperkaya Perspektif

Maret 23, 2011

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (JIK) selayaknya memiliki perspektif yang luas dalam  memahami media dan politik.Berangkat dari kesadaran ini, Program Pascasarjana JIK UGM mengadakan seminar internasional yang bertajuk “International Seminar on Media and Politics.” Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, Wakil Kepala Dekan  II Fisipol UGM mengatakan, “Saya sangat yakin bahwa seminar ini sangat penting untuk memperkaya perspektif Anda dalam memahami media dan  politik.”

Seminar yang diadakan pada Rabu (23/3) di Ruang Seminar Timur Pascasarjana Fisipol UGM terbagi atas dua sesi. Sesi pertama diawali dengan presentasi dari Prof. Kenichi Asano seputar “The Case of Dispatching Japanese Self Defence Force to Iraq.” Ia mengisahkan pengalamannya selama menjadi jurnalis termasuk saat menjabat Kepala Biro Kantor Berita Jepang sejak 1989-1992. Asano mengkritisi kondisi media, khususnya pers di Jepang. “Sebenarnya beberapa media di Jepang yang tergabung dalam “Kisha Clubs” sangat melanggar etika jurnalisme. Kisha clubs sendiri merupakan gabungan dari organisasi pers di Jepang yang  digunakan oleh korporasi media yang besar untuk mengatur monopoli pelaporan  berita,” tegasnya.

Selanjutnya, I Gusti Ngurah Putra, dosen JIK UGM, menyampaikan presentasi dengan judul “Media and Political Control: A Review.” “Kontrol negara terhadap media adalah sebuah fenomena yang umum dijumpai,” tukasnya. Ngurah memaparkan tentang berbagai mekanisme yang dilakukan pemerintah untuk mengontrol media, baik secara legal maupun non-legal.

Kuskridho Ambardi Ph.D tampil sebagai pembicara ketiga. Ia memaparkan presentasi yang berjudul “Are We Getting Smarter?”  Dosen di JIK UGM ini mengajak audiens untuk mencermati kualitas informasi kampanye pada Pilpres 2009 lalu. Sebagai contoh,, jargon “Kami adalah pasangan nusantara” yang diusung oleh pasangan JK-Wiranto. Mengingat JK berasal dari etnis Bugis, sedangkan Wiranto adalah orang Jawa, sedangkan  pasangan lain hanya berasal dari etnis Jawa. Jika dikaji ulang,  hal ini bisa membangkitkan sentimen primordial yang sejatinya menodai semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

“Media and Politics in Current Indonesia” menjadi tema pada sesi kedua. Lukas S. Ispandriarno, Ph. D. dari Universitas Atmajaya mengangkat “Freedom of Press: From Authoritarian  Past to Democratic Indonesia” sebagai judul presentasinya.  Sementara Dr. Phil Hernin   tampil sebagai pembicara terakhir dengan presentasi berjudul “Regulating Media for Democratic Purposes.”

Seminar yang dihadiri 75 peserta dari kalangan mahasiswa  dan dosen dari berbagai Universitas di Yogyakarta ini cukup mendapatkan tanggapan positif. Rofiq Anwar, Mahasiswa S2 JIK UGM, sebagai peserta seminar, menuturkan bahwa acara ini cukup bagus karena ia bisa mendapatkan beberapa perspektif yang berbeda tentang media dan politik. Namun ia juga mengakui beberapa kekurangan yang masih dijumpai dalam acara ini, “Selain kendala bahasa, ketiadaan paper sebagai panduan  materi bagi peserta saat presentasi berlangsung juga disayangkan,” tukasnya.

[Ayu, Ibnu]

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...

Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah

BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...

Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Mata Kekuasaan Mengintaimu

    Oktober 27, 2025
  • Wisnu Prasetya Utomo: Tantangan Pers Mahasiswa di Persimpangan Jalan

    Oktober 25, 2025
  • Episode-Episode Perjalanan: Episode 2 dan Episode…

    Oktober 23, 2025
  • Monika Eviandaru: Reorientasi Pers Mahasiswa Dalam Neoliberalisasi Perguruan Tinggi dan Pasca-Reformasi 1998

    Oktober 20, 2025
  • Episode-Episode Perjalanan

    Oktober 16, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM