Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...
Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan...
Diskusi Di Balik Bendera Persatuan Ungkap Gerakan Antikolonial...
Mata Kekuasaan Mengintaimu
Wisnu Prasetya Utomo: Tantangan Pers Mahasiswa di Persimpangan...
Episode-Episode Perjalanan: Episode 2 dan Episode…
Monika Eviandaru: Reorientasi Pers Mahasiswa Dalam Neoliberalisasi Perguruan...
Episode-Episode Perjalanan
SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...
Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Boediono : Generasi Muda Kunci Kesuksesan Bangsa

Desember 16, 2014
©Ryma

©Ryma.bal

“Jiwa kepemimpinan lahir dari sejarah, karena pemimpin hadir sebagai tanggung jawab zaman,” ujar Boediono, mantan Wakil Presiden RI, Minggu (14/12). Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam acara kuliah umum  di Grha Sabha Pramana. Boediono menjadi pengisi acara dalam malam anugerah Gadjah Mada Awards (GMA) 2014. Guru Besar FEB UGM ini menyampaikan kuliah umum dengan judul “Membangun Jiwa Kepemimpinan berdasarkan aspek sejarah.”

Ia memaparkan bahwa aspek sejarah memang tidak bisa dipisahkan dari sosok pemimpin. “Pemimpin selalu berganti dari masa ke masa, hal tersebut yang membuat pemimpin tidak bisa dipisahkan dari sejarah ,” jelas Boediono. Mahasiswa merupakan generasi muda yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa. Menurutnya, generasi muda memiliki tanggung jawab historis untuk mempersiapkan diri untuk masa depan bangsa.

Boediono menggarisbawahi peran penting generasi muda dalam pembangunan bangsa. “Kunci kesuksesan pembangunan suatu bangsa dipengaruhi oleh dua generasi sekarang dan masa yang akan datang,” jelasnya. Menurut Boediono, generasi yang saat ini memimpin bangsa, kelak akan digantikan oleh para generasi muda. Oleh karenanya, generasi muda mengemban tugas untuk membangun bangsa di masa yang akan datang. Menurutnya, gernerasi muda pun perlu menumbuhkan kesadaran untuk berpartisipasi. “Generasi muda harus menumbuhkan kesadaran diri untuk bisa berkontribusi dalam pembangunan di masa yang akan datang,”tambahnya.

Menurutnya, kesadaran diri bisa ditumbuhkan dengan melatih jiwa kepemimpinan seseorang. Jiwa kepemimpinan tersebut bisa dilakukan dengan mengasah kemampuan bersosialisasi di masyarakat. Menurut Boediono, jiwa kepemimpinan bisa dilatih dengan mengikuti organisasi di tingkat kampus sejak masa perkuliahan. Hal itu dikarenakan manusia hidup bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat. “Setiap manusia hidup bermasyarakat, dan yang akan menjadi pemimpin adalah yang sukses melayani setiap anggota masyarakat,” jelas Boediono.

Boediono menambahkan bahwa mahasiswa tidak boleh melupakan tanggung jawabnya sebagai calon pemimpin bangsa. “Setiap mahasiswa dan generasi muda adalah calon pemimpin di masa yang akan datang,” kata Boediono. Ia menyatakan bahwa kemajuan suatu bangsa merupakan hasil karya anak bangsa itu sendiri. “Bangsa itu akan maju atau tidak, bergantung kepada generasi muda,” pungkas Boediono.

Dalam kegiatan ini, Boediono pun mendapatkan penghargaan kategori Lifetime Achievement  dari Gadjah Mada Awards 2014.  Ia mendapatkan penghargaan tersebut karena  telah mengabdi di pemerintahan baik sebagai menteri ataupun wakil presiden. Lebih lanjut, semasa menjabat sebagai Wakil Presiden RI, ia juga aktif di bidang sosial, pendidikan dan cinta lingkungan. [Syauqy Uzhma Haris]

 

BEM KM UGMboedionokuliah umummahasiswapemudapenghargaanugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...

Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan...

Diskusi Di Balik Bendera Persatuan Ungkap Gerakan Antikolonial...

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...

Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik Perlawanan Warga Maba Sangaji

    November 4, 2025
  • Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan Dehumanisasi

    November 2, 2025
  • Diskusi Di Balik Bendera Persatuan Ungkap Gerakan Antikolonial Perhimpunan Indonesia

    Oktober 28, 2025
  • Mata Kekuasaan Mengintaimu

    Oktober 27, 2025
  • Wisnu Prasetya Utomo: Tantangan Pers Mahasiswa di Persimpangan Jalan

    Oktober 25, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM