Jumat (12/05) Badan Kegiatan Mahasiswa (BKM) Seni Sosiohumaniora menggelar pentas seni bertajuk “Humaniora Bercerita”. Acara yang diselenggarakan di area parkir Fakultas Psikologi ini, berlangsung sejak pukul 18.30 sampai dengan pukul 22.30. Panitia dari acara tersebut berasal dari perwakilan BKM Seni Sosiohumaniora yang meliputi Forum Musik Fisipol (FMF), Komunitas SosBud, Economics Session Band (ESB), Sanggar Kesenian APAKAH dari Fakultas Hukum, Keluarga Rapat Sebuah Teater (KRST) Psikologi dan Sunde Monink dari Fakultas Filsafat. “Humaniora Bercerita diselenggarakan untuk menyatukan seluruh BKM Seni yang ada di Sosiohumaniora dan sharing pengalaman satu sama lain,” ujar Rifky Prasetya, Ketua Panitia.
Tahun lalu, BKM Seni Sosiohumaniora juga mengadakan acara kecil bertajuk Humaniora Bersatu untuk menyatukan beberapa BKM Seni. Humaniora Bercerita merupakan lanjutan dari kegiatan tersebut. Dalam acara ini, setiap perwakilan BKM diberi waktu 45 menit untuk unjuk kebolehan. “Setiap BKM seni memiliki kesempatan untuk menunjukkan apa yang mereka miliki,”tambah Rifky.
Pentas Seni dibuka dengan penampilan dari ESB yang membawakan beberapa lagu ciptaan mereka sendiri. Setelah itu Komunitas Sosbud juga turut meramaikan acara dengan menampilkan Tari Saman dan band humor Sastro Moeni yang membawakan empat lagu medley. Sastro Moeni sempat mengundang tawa dan decak kagum dari penonton yang datang malam itu.
Selanjutnya, KRST unjuk gigi dalam acara tersebut. Mereka menampilkan 5 lagu dari band akustik dan membacakan puisi berjudul “Sajak Anak Muda” karya WS Rendra. Kemudian, Sanggar Kesenian APAKAH menampilkan band yang membawakan lagu-lagu easy listening sambil mengibarkan bendera Hukum. Suasana bertambah meriah saat penonton turut berjoget ketika Sunde Monink dari Fakultas Filsafat tampil membawakan beberapa lagu. Setelah kelima BKM tersebut tampil, panitia turut menyumbang beberapa lagu untuk meramaikan acara malam itu. Meskipun panitia berasal dari keenam BKM seni yang ada di Sosiohumaniora, malam itu FMF (Forum Musik Fisipol) tidak dapat tampil.
Acara malam itu mendapat sambutan hangat dari para penonton yang datang. Menurut Alsace Cahya Bening, Mahasiswa Psikologi 2009, pentas seni Humaniora Bercerita memiliki konsep acara yang sederhana, tapi sangat bagus. “Acara ini mampu mensinergikan beberapa elemen seni seperti musik, tari, dan puisi dalam satu wadah,” tuturnya. Komentar serupa juga disampaikan Luna, siswi SMA 34 Jakarta yang menjadi salah satu penonton. “Acaranya unik dan menarik,” ujarnya.
Eko, vokalis Sastro Moeni, mengatakan bahwa penampilan mereka merupakan bentuk partisipasi Sastromoeni sebagai bagian dari komunitas Sosiohumaniora. Ia berpendapat bahwa acara ini memiliki konsep acara yang baik karena dapat menggabungkan komunitas-komunitas seni yang ada di Sosiohumaniora. “Untuk kedepannya semoga acara seperti ini dapat dikonsep secara lebih baik lagi,” katanya.
Pada awalnya, panitia berharap acara ini tidak hanya meliputi Sosiohumaniora, tetapi komunitas seni se UGM. Namun, keinginan tersebut diurungkan karena terjadi beberapa kendala dalam koordinasi antar komunitas. Rifky berharap, acara ini dapat menarik BKM lain untuk turut bersatu. “Kali ini memang hanya BKM seni. Siapa tahu BKM lain yang tertarik bisa mencontoh beberapa konsep dari acara ini,” terangnya.
Untuk masalah dana yang digunakan untuk Humaniora Bercerita, Rifky menjelaskan bahwa dana berasal dari sumbangan dari setiap BKM Seni sebesar 200 ribu rupiah. Teman-teman BKM Seni juga mencari dana tambahan dengan ngamen di Sunday Morning setiap minggunya demi terselenggaranya acara. “Ternyata membuat acara antar BKM cukup berat,” tuturnya.[Dimas Yulian, Shiane Anita Syarif]