Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, ResmiĀ Didirikan
Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...
Jurnalis Perempuan Selalu Rasakan Ketimpangan dan Kekerasan
Zine Media Perlawanan Alternatif Perempuan di Tengah Perayaan...
Proyek Kapitalisasi Kegilaan
Kelakar UGM, KKN Tak Boleh Kelar

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
OPINI

Menyejahterakan Kesehatan Indonesia

Oktober 12, 2010

Semua lapisan masyarakat menghendaki kesejahteraan dalam hidupnya.Ā Sebagai warga negara, tentu ada harapan dan kehendak agar hak-hak dasarnya dapat dipenuhi negara. Dalam konteks Indonesia, mewujudkan kesejahteraan bagi setiap warganya bukan sekedar cita-cita tapi merupakan janji dari kemerdekaan. Sejak rezim Orde Baru yang mengedepankan paham pembangunan berakhir, Indonesia memasuki fase baru. Reformasi digulirkan dengan harapan segenap ketimpangan sosial ekonomi pada masa Orde Baru dapat dientaskan pada babak baru ini.

Namun, nampaknya setelah 12 tahun reformasi bergulir, menciptakan kesejahteraan bagi segenap lapisan masyarakat masih sulit untuk diwujudkan. Hal ini dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2009 yang berada pada posisi 111 dari 182 negara. Merosot dari posisi 107 pada tahun 2007. IPM yang secara jelas mengukur derajat pendidikan, kemampuan ekonomi, dan tingkat kesehatan menjadi tolak ukur seberapa baik derajat kesejahteraan. Meskipun data BPS menunjukkan penurunan penduduk miskin sebesar 1,51 juta penduduk menjadi 31,02 juta penduduk pada Maret 2010, faktanya penurunan kemiskinan tidak disertai dengan kenaikan IPM yang dari tahun ke tahun semakin turun.

Kesehatan, yang menjadi syarat utama produktifitas seringkali dinomorduakan. Perbandingan alokasi dana APBN untuk tahun 2010 misalnya, menempatkan sektor kesehatan jauh berada di bawah pendidikan. Padahal, sektor kesehatan memiliki segenap permasalahan yang menarik untuk ditelaah. Pelaksanaan desentralisasi kesehatan dimulai ketika UU No.22 tahun 1999 dikeluarkan. Euforia reformasi yang pada waktu itu sangat tinggi, menimbulkan perubahan ekstrim dari sentralisasi ke desentralisasi total. Hal ini menimbulkan masalah, terjadi perbedaan anggaran untuk kesehatan di berbagai daerah. Belum lagi, kebijakan desentralisasi yang semestinya dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang efisien dan merata bagi masyarakat tidak terwujud karena tidak didukung dengan kesiapan teknis seperti kurang koordinasi, kekurangan SDM, kegagalan sistem, dsb. Sehingga tidak mengherankan apabila kita melihat Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2009 masih 228 per 100 ribu, sangat tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lain. Belum lagi prevalensi kekurangan gizi sebesar 18,4 persen menjadikan sektor kesehatan penting untuk diprioritaskan.

Oleh karena itu, menurut penulis pemerintah perlu melakukan mengevaluasi secara terus menerus dan melakukan inovasi. Pertama, pemerintah wajib mewujudkan desentralisasi kesehatan yang efisien dan efektif. Penguatan lembaga pemberi pelayanan kesehatan dilakukan bersamaan dengan efisiensi dana serta kebijakan yang tepat sasaran. Masyarakat miskin harus dijamin oleh negara dengan cara memastikan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) tersalurkan dengan tepat. Pembangunan infrastruktur seperti puskesmas dan rumah sakit ditingkatkan dengan tidak lupa melakukan berbagai pembenahan kualitas SDM.

Kedua, fungsi pemerintah sebagai regulator maupun fasilitator dengan cara meningkatkan partisipasi publik. Pihak swasta dirangkul sebagai mitra dan masyarakat dilibatkan. Program promosi kesehatan sebagai wujud dari paradigma mencegah diprioritaskan dengan melakukan edukasi pada masyarakat.

Peningkatan IPM Indonesia membutuhkan kebijakan yang padu dan komprehensif. Sektor kesejahteraan ekonomi rakyat harus berjalan beriringan dengan pembangunan pendidikan dan peningkatan derajat kesehatan. Terlalu lama jika kita hanya berpangku tangan menunggu hasil kerja nyata pemerintah, oleh karena itu dibutuhkan partisipasi publik yang proaktif untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan bagi setiap warga negara Indonesia.

Oleh: Giovanni vanĀ Empel—Presiden Mahasiswa BEM FK UGM

 

fk ugmipmkesehatankesejahteraanmiskinugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Karut-Marut Sistem KIP-Kuliah

Narasi Abal-Abal Hari Besar Nasional

Menjaga Nyala Pers Mahasiswa

Jangan Takut Referendum KM UGM

Memeriksa Dua Sisi: Perlunya Keterlibatan Konsumen dalam Penyejahteraan...

Bahaya Narsisme Intelektual dan Kaitannya dengan Media Sosial

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

    Mei 4, 2025
  • Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau

    Mei 4, 2025
  • Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender dalam Sejarah Indonesia

    Mei 3, 2025
  • Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

    April 30, 2025
  • SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, ResmiĀ Didirikan

    April 28, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM