Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
DIALEKTIKA

Menguak Konspirasi di Balik Kretek Indonesia

Maret 2, 2012

Kedai Nusantara, Jln. Wahid Hasim No.77 Nogolaten, Yogyakarta terlihat ramai. Puluhan motor dan beberapa mobil sudah terparkir rapi di halaman. Jumat (25/2) sekitar pukul 19.48 WIB diselenggarakan diskusi dan peluncuran buku “Membunuh Indonesia; Konspirasi Global Penghancuran Kretek.” Suasana temaram langsung menyergap begitu kami memasuki kedai. Ruang utama kedai dipenuhi pengunjung, kursi yang disediakan terisi penuh, bahkan  di tempat duduk lesehan pengunjung harus berdesakan. Di atas panggung berlatarbackdrop merah, Letto tampil secara akustik. Perpaduan suara merdu vokalis dan alat musik mengalun lembut, membuat pengunjung ikut bernyanyi. Lagu “Sampai Nanti, Sampai Mati” menjadi pembuka acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Kretek Koordinator Wilayah Yogyakarta tersebut.

Pembawa acara memperkenalkan Drs.OctoLampito,M.Pd sebagai moderator. Ketiga pembicarapun dipanggil. Abisham DM, MohamadShobary, dan Prof.Dr. Susetiawan naik keatas panggung. Tak mau ketinggalan, Noe, vokalis band Letto diajak turut serta untuk menyampaikan gerundelan budayanya.

Mengawali diskusi, Abisham DM memberikan penjelasan tentang beberapa konspirasi yang dilakukan Amerika Serikat terhadap produk Indonesia yang diproyeksikan mampu menguasai pasar dunia. Ia membeberkan fakta-fakta tentang produk tersebut. Mulai dari minyak kelapa yang terpuruk di tahun 1960-an. Saat itu terjadi kampanye besar-besaran mengenai bahaya minyak kelapa, khusunya yang berasal dari Indonesia dan Malaysia. Melalui institusi yang ia sebut sebagai ‘rezim kesehatan’, isu-isu penyakit akibat minyak kelapa digulirkan. Kolestrol dan jantung menjadi penyakit yang paling sering disebut. Hal itu ternyata dilatarbelakang industri minyak kedelai milik Amerika Serikat yang ingin menguasai pasar. Demikian juga dengan garam Indonesia yang dikatakan tidak beryodium karena diproses secara tradisional. Pola-pola serupa juga diterapkan pada industri gula, jamu, bahkan nasi. Ia menyinggung aksi sehari tanpa nasi sebagai kampanye agar masyarakat beralih ke gandum dan kentang. Dengan begitu, kita ‘dipaksa’ mengimpor dua komoditas tersebut. “Lahan Indonesia tidak cukup untuk menanam gandum dan kentang,” imbuhnya. Strategi serupa, menurutnya, juga akan dilakukan untuk menghancurkan industri kretekIndonesia. “Buku ini bukan untuk membela rokok, buku ini tentang bagaimana kita ditipu-tipu,” ungkapnya.

Konspirasi tersebut ditunggangi segitiga pihak yang berkepentingan, yakni lembaga internasional, perusahaan multinasional, dan negara maju.  Dalam isu bahaya kretek ini, yang diuntungkan adalah perusahaan rokok dan farmasi milik asing. Abisham juga menceritakan sepak terjang perusahaan rokok asing untuk menguasai seluruh pasar dunia. Dengan mengakumulasi keuntungan negara-negara di seluruh dunia, serta menghancurkan industri rokok nasional negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sudut padang berbeda digunakanMohamadShobaridalam melihat kretek. Sebagai seorang budayawan, ia memaknai kretek sebagai sebuah identitasIndonesia. “Kretek merupakan campuran tembakau dan rempah Indonesia yang tidak dimiliki negara lain,” tuturnya. Menurutnya, cengkeh yang menjadi bahan kretek begitu berharga. Selain itu, Ia juga menceritakan bagaimana kondisi BangsaIndonesiayang dipengaruhi asing saat ini. Banyak campur tangan asing yang membayangi rumah tangga Indonesia, bahkan dalam pembuatan regulasinya. “Undang-Undang saja dibentuk atas lobi asing,” ungkapnya.

Prof.Dr.Susetiawan yang mendapat kesempatan sebagai pembicara ketiga mengawali pembicaraan dengan kisah tentang tetangganya, seorang petani berusia sekitar 80 tahun. Tetangganya ini masih segar bugar dan mampu bertani meski seorang perokok berat, sehingga ia menyangsikan hasil diagnosa ‘rezim kesehatan’ selama ini tentang bahaya rokok. Susetiawan melanjutkannya dengan pemikiran yang menarik. Menurutnya, merokok bukan hanya untuk melawan ‘rezim kesehatan’. Ia menyatakan bahwa dirinya seorang perokok ideologis. “Jangan semata berfikir tentang kesehatan, tetapi juga berfikir tentang kawan, teman kita yang terabaikan, ribuan petani Tembakau.”

Noe menyampaikan gerundelan budayanya setelah ketiga pembicara selesai. Ia menyampaikan keprihatinan atas kondisi bangsa Indonesia saat ini. “Jika anda belum putus asa, maka anda belum benar-benar memikirkan Indonesia,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan, bahwa sebagai generasi muda, haruslah peduli akan kondisi bangsa saat ini. Tidak hanya itu, Noe mengajak pengunjung untuk merefleksikan kondisi bangsa. Dalam kesempatan  tersebut, ia juga memimpin doa untuk Indonesia dengan membaca Al-Fatihah sebagai representasi optimisme yang ingin ditularkan kepada pengunjung.

Diskusi dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta. Beberapa peserta nampak antusias dalam menyampaikan pendapatnya. Guyonan-guyonan yang merakyat menjadikan diskusi ini begitu hangat, bahkan pengunjung tertawa lepas ketika Shobari memparodikan gaya berbicaraGusDur dalam menjawab pertanyaan.

Sebelum menutup acara, pembawa acara bercerita tentang pengalamannya dengan seorang perokok. Ia kecewa dengan perokok yang tidak bisa menempatkan diri. Sebagai seorang perokok, hendaklah tepo sliro, saling menghargai, pada ligkungan sekitar. Ia berpesan pada pengunjung yang perokok agar bisa peduli dengan lingkungan sekitarnya. Sebab, tidak semua orang toleran terhadap asap rokok.

MuhammadFikri, salah seorang pengunjung mengungkapkan kesannya atas diskusi tersebut. “Tema yang diajukan benar-benar membuka konspirasi global yang tidak saya sadari,” ungkap mahasiswa Universitas Islam Indoesia (UII) ini. Salah satu pesan moral yang ia dapat yakni seorang perokok haruslah tahu diri. “Saya setuju dengan yang terakhir tadi, jadilah perokok yang beretika,” tambahnya.

Letto tampil kembali dengan membawakan empat lagu. “SebelumCahaya” menjadi penutup manis acara diskusi, satu persatu pengunjung keluar meninggalkan ruangan. Beberapa terlihat sibuk berfoto bersama band asal Yogyakarta tersebut.

[Mukhammad Faisol A.]

 

 

 

 

 

 

kretekkritik ugmugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Pemilihan Pengurus Baru KATGAMA 2015

Tokoh Nasional Ajak Lawan Korupsi

Tindak Kekerasan Berkedok Perbedaan

UUK Diprediksi Tidak Panjang Umur

Bahas Perubahan Iklim, Gandeng Masyarakat Dunia

Panggung Bebas, Seni dalam Komunitas Berbeda

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025
  • Kapan KKN Harus Dihapus?

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM