Balairungpress
  • REDAKSI
    • APRESIASI
    • BERITA JOGJA
    • KILAS
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • Rektra 2022
  • EnglishEnglish
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Pos Teratas
Buntut Polemik Uang Pangkal, Mahasiswa UGM Gaungkan Tagar...
Surat Pengadilan
Pintu Ajaib “Pemecah Masalah Mahasiswa” Itu Bernama Crisis...
Tetapkan Uang Pangkal, UGM Bukan Lagi Kampus Kerakyatan
Penerbitan Perppu Ciptaker Masih Penuh Polemik dan Merugikan...
Memburu Keadilan, Melawan Ketidakadilan Aparat atas Kasus Salah...
Bualan Reformasi Polri Tanpa Lembaga Pengawas Eksternal
Bayang-Bayang Masalah Struktural dalam Penanganan Kesehatan Mental
Antarkata Antar Pikiran
SSPI Cacat Formil, Mahasiswa Berencana Ajukan Gugatan ke...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • APRESIASI
    • BERITA JOGJA
    • KILAS
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • Rektra 2022
  • EnglishEnglish
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
DIALEKTIKAKABAR

Tokoh Nasional Ajak Lawan Korupsi

Desember 24, 2012

Minggu (18/12) petang, puluhan pengunjung menyemut di Auditorium University Club demi mengikuti acara “Tembang Cinta Melawan Korupsi”. Cak Nun didaulat sebagai moderator diskusi bertajuk “Berani Jujur, Berani Hebat” tersebut. Diskusi dihadiri sejumlah tokoh nasional, di antaranya Muhammad Mahfud M.D., Ketua Mahkamah Konstitusi; Muhammad Busyro Muqoddas, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi; Danang Widoyoko, Koordinator Indonesia Corruption Watch; dan Syafi’i Ma’arif, Mantan Ketua PP Muhammadiyah.

Mahfud M.D. menuturkan, masyarakat sudah jengah akan kasus korupsi yang tak kunjung berhenti. Belum selesai satu kasus, sudah muncul lagi kasus yang lain. “Akibatnya, masyarakat menjadi tidak peduli lagi akan kasus korupsi yang melanda bangsa ini,” tambah Mahfud M.D.

“Salah satu penyebab tumbuh suburnya korupsi adalah lemahnya pelaksanaan hukum di negeri ini,” terang Zainal.  Selain itu, masih banyak kekuatan-kekuatan besar yang melindungi para koruptor agar terbebas dari jeratan hukum. “Hal ini menyebabkan penyelesaian masalah ini terhambat,” jelasnya.

Sejumlah peserta menilai penyebab masalah korupsi ini merupakan wujud dari sistem yang keliru. Salah satunya hukuman yang dinilai masih terlalu ringan untuk para koruptor. “Kenapa para koruptor tidak dihukum mati saja?” kritik Askariyan, Mahasiswa Universitas Jenderal Sudirman. Askariyan menilai perbaikan sistem perlu dilakukan agar akar permasalahan bisa teratasi.

Namun, Mahfud M.D. menerangkan, sejak reformasi pemerintah sudah mengusahakan berbagai perbaikan sistem dan sudah terealisasikan. “Jadi, sekarang saatnya untuk bertindak,” tegas Mahfud M.D. Cak Nun menambahkan, korupsi adalah masalah yang sangat kompleks. Perlu kerjasama berbagai elemen agar masalah ini bisa teratasi. “Korupsi adalah masalah kita semua,” tegas Cak Nun.

Zainal berharap diskusi ini menjadi batu pijakan untuk melakukan lompatan ke depan dalam memberantas korupsi. Selain itu, diharapkan acara ini dapat manjadi simpul yang mengikat untuk saling bahu-membahu melawan para koruptor. “Selain itu, saya harap acara ini dapat menjadi pemantik untuk bersama-sama berjuang,” tambah Zainal.

“Bagaimana pun kita berusaha, tetap Allah yang menentukan. Jadi mari kita berjuang bersama-sama sambil terus berdoa kepada Allah agar segala jenis korupsi bisa kita berantas,” terang Cak Nun. Namun, saat sesi tanya jawab, ada beberapa peserta yang tidak setuju dengan doa yang dilantunkan Cak Nun tersebut. Cak Nun menanggapinya dengan kalimat sindiran. Cak Nun menarik doanya kembali. “Mereka tidak butuh Engkau, Ya Allah. Kalau Engkau tetap ingin membantu, AWAS!”

Setelah acara ditutup dengan doa, Kyai Kanjeng menyanyikan lagu “Tombo Ati” untuk memenuhi permintaan Busyro Muqoddas. “Mari kita bernyanyi bersama lagu “Tombo Ati” untuk para koruptor yang hatinya sakit,” tutup Cak Nun. ( Ahmad Syarifudin)

tokoh nasional ugmugm
1
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Buntut Polemik Uang Pangkal, Mahasiswa UGM Gaungkan Tagar...

Pintu Ajaib “Pemecah Masalah Mahasiswa” Itu Bernama Crisis...

Tetapkan Uang Pangkal, UGM Bukan Lagi Kampus Kerakyatan

Penerbitan Perppu Ciptaker Masih Penuh Polemik dan Merugikan...

Memburu Keadilan, Melawan Ketidakadilan Aparat atas Kasus Salah...

Bualan Reformasi Polri Tanpa Lembaga Pengawas Eksternal

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Buntut Polemik Uang Pangkal, Mahasiswa UGM Gaungkan Tagar #UniversitasGagalMerakyat

    Februari 2, 2023
  • Surat Pengadilan

    Februari 1, 2023
  • Pintu Ajaib “Pemecah Masalah Mahasiswa” Itu Bernama Crisis Center

    Januari 24, 2023
  • Tetapkan Uang Pangkal, UGM Bukan Lagi Kampus Kerakyatan

    Januari 20, 2023
  • Penerbitan Perppu Ciptaker Masih Penuh Polemik dan Merugikan Buruh

    Januari 16, 2023

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Spesies Invasif

Polisi Virtual

Fasilitas Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UGM Belum Maksimal

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • MASTHEAD
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM