Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
FILMKABAR

Seni Berkreasi Dua Bocah Berbalut Persahabatan

Oktober 11, 2012

rambow

Judul Film           : Son of Rambow

Produksi, tahun   : Paramount Vantage, 2008

Sutradara             : Gareth Jennings

Penulis skenario   : Gareth Jennings

Pemain                 : Bill Milner, Will Poulter, Jessica Hynes, Tallulah Evans, Anna Wing, Jules Sitruk, Ed Westwick, Neil Dudgeon, dan Adam Godley

Genre                   : drama-komedi

Durasi                  : 96 menit

 

Son of Rambow mengisahkan persahabatan antara Will Proudfoot dengan Lee Carter. Latar belakang kehidupan berbeda mewarnai persahabatan mereka. Will seorang anak lelaki yatim yang tinggal bersama ibu, nenek, dan adik perempuan dalam sebuah rumah sederhana di Berkhamsted, Inggris. Keluarga Will menganut kepercayaan Plymouth Brethren, sebuah kepercayaan yang penganutnya yakin bahwa mereka adalah orang-orang pilihan Tuhan.Plymouth Brethren mengharuskan kaumnya menjauhkan diri darisegala hal bersifat duniawi.

Lingkungan keluarga Will yang sangat disiplin membuat karakter Will cenderung pendiam. Sementara Lee seorang anak lelaki yang berkarakter keras. Meski Lee masih anak-anak, ia berani membajak film yang diputar di bioskop, merokok, dan mencuri barang-barang yang dijual di toko. Ia tinggal bersama kakak laki-lakinya bernama Lawrence Carter. Lee sangat menyayangi kakaknya, walaupun hubungan persudaraan mereka kurang harmonis.

Perkenalan Will dan Lee berawal ketika mereka bertemu di sekolah. Ketika Lee dihukum keluar kelas, ia bertemu dengan Will yang sedang menggambar sketsa. Pada saat itu, Lee mengetahui bahwa Will memiliki imajinasi yang tinggi. Will senang menyalurkan imajinasinya melalui gambar sketsa di buku atau di balik pintu kamar mandi sekolah. Kebetulan, saat itu Lee berkeinginan mengikuti kompetisi pembuatan film pendek khusus anak-anak (Screen Test). Kreativitas Will membuat Lee yakin untuk mengajaknya bergabung dalam pembuatan film pendek. Mereka sepakat membuat film pendek yang menginspirasikan film Rambo-First Blood.

Kepribadian Will dan Lee yang berbeda tidak menghalangi hubungan pertemanan mereka. Ketika mereka sedang membuat film di sekitar danau, Will yang notabene tidak bisa berenang terjatuh ke danau. Sesaat Lee belum percaya bahwa Will tidak bisa berenang. Namun, Lee akhirnya langsung terjun ke danau untuk menyelamatkan Will.

Lee berhasil menyelamatkan Will, kemudian mereka segera mengeringkan badan di tepi danau. Sembari menghangatkan badan, mereka bercerita kehidupan pribadi masing-masing. Will menceritakan kematian Ayahnya, sementara Lee menceritakan rasa sayangnya terhadap Lawrence. Saat itulah Will dan Lee mengikat hubungan pertemanan mereka menjadi persahabatan. Mereka menyilet salah satu telapak tangan dan bergandengan tangan hingga darah di telapak tangan mengering. Hal itu mereka lakukan untuk mengeratkan ikatan persahabatan.

Beberapa hari ketika proses pembuatan film pendek berlangsung, Didier Revol dan beberapa teman sekolah lain tertarik untuk bergabung membuat film dengan Will dan Lee. Will membolehkan Didier dan teman-temannya bergabung, namun tidak demikian dengan Lee. Perbedaan pendapat antara Will dengan Lee meregangkan hubungan persahabatan dan mempersulit proses penyelesaian film. Padahal, Lee sangat berharap film pendeknya bisa menjuarai kompetisi Screen Test.Regangnya persahabatan Will dan Lee menjadi titik klimaksSon of Rambow.

Sebagai peraih penghargaan film komedi terbaik di Inggris pada 2008, Son of Rambowbermaksud menyampaikan nilai persahabatan antara Will dengan Lee. Kuatnya nilai persahabatan dapat dilihat ketika persahabatan mereka retak, Lee tetap menolong Will yang mengalami kecelakaan saat membuat film pendek. Didier yang berada di lokasi kecelakaan justru tidak menolong Will.

Selain nilai persahabatan, film festival ini juga menyampaikan pesan persaudaraan yang erat antara Lee dengan Lawrence. Pesan yang diucapkan oleh Lee, “I don’t care what you and your so-called mates say about me, but don’t you ever, ever call my brother a scab! You know, at least he’s there for me! At least he cares about me”.

Secara eksplisit, Son of Rambow memotivasi penonton yang masih anak-anak agar memiliki semangat untuk berkreasi. Hal tersebut dapat dilihat dari semangat Will dan Lee yang menumpahkan kreasinya dalam kompetisi pembuatan film pendek Screen Test. Meski masih anak-anak, mereka semangat dan bekerja keras membuat film menggunakan peralatan sederhana. Hasilnya pun dapat menghibur penonton.

Film dengan karya sinematografi garapan Jess Hall ini menggambarkan euphoria remaja Inggris era 1980-an secara gamblang. Euphoria mereka dapat dilihat melalui musik, permen karet, sepatu, dan gaya rambut. Sebagai sutradara dan penulis skenario, Jennings mampu membuat penonton menghayati alur film dengan menonjolkan bentuk bangunan dan fashionyang berkembang pada 1980-an.

Sekilas, Son of Rambow terlihat kurang menarik karena pendramaan dalam beberapa adegan film cenderung berlebihan. Film yang hanya berdurasi sekitar 96 menit ini pun menjadi terkesan membosankan. Meski demikian, film yang berdaya tarik khas Inggris ini membuatSon of Rambow sayang untuk tidak ditonton. Film yang kali pertama diputar pada 22 Januari 2007 di Festival Film Sundance 2007 ini membuat penonton tertawa melalui beberapa adegan konyol Lee dan Will. Meski Son of Rambow bercerita tentang persahabatan dua bocah, film ini layak menjadi tontonan semua usia. Ceritanya pun disampaikan secara ringan, menyentuh, dan menghibur. [Fadhila Rachmadani]

Gareth JenningsparamountRamborambowSon of RambowWill Poulter
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

PTSD dan Kerusakan Lingkungan, Buntut Pascaperang yang Tak...

Peringatan Hari Perempuan Sedunia 2022 Tuntut Bebaskan Perempuan...

Tuntut Audiensi dan Pencabutan IPL, Aksi untuk Wadas...

Penyintas Kekerasan Tuntut Keadilan Lewat Karya Tulis

Di Balik Kampanye Antitembakau, Industri Farmasi Monopoli Nikotin

Pelarangan Senjata Nuklir Kian Mendesak di Tengah Konflik...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM