Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ALMAMATERANALEKTA

Bangunan Sebagian Kawasan Kerohanian

Mei 7, 2023

Pura Kampus UGM yang masih dibangun.
©Fauzi/Bal

Kompleks Perumahan Sekip UGM pada Minggu (30-04) siang itu panas terik. Di angkasa, awan tampak bersahabat meski dari selatan Yogyakarta ia mulai bergulung-gulung. Cuaca terkesan tidak menentu. Namun, situasi tersebut tidak menghentikan Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) UGM beserta para tamu dan pemuka agama Hindu untuk bersiap-siap memulai upacara peletakan batu pertama pura atau Mulang Dasar Pelinggih.

Beberapa pemuka agama Hindu dan anggota KMHD bersiap-siap memulai sembahyang.
©Fauzi/Bal

Tanpa atap yang penuh menutupi, mereka tetap khusyuk menyiapkan upacara di lokasi pura Kawasan Kerohanian UGM, Blok N komplek perumahan tersebut. “(Upacara ini kami lakukan) supaya nanti bangunan ini kuat secara niskala,” ungkap Diah, Ketua KMHD UGM. 

Selain anggota KMHD UGM, tamu undangan, dan pemuka agama Hindu; Kawasan Kerohanian juga dikunjungi oleh beberapa mahasiswa perwakilan dari Sekber Kerohanian Forkom UKM UGM dalam rangka mewujudkan solidaritas. Kemudian sembari menunggu prosesi upacara dimulai, BALAIRUNG bersama mahasiswa perwakilan tersebut mengunjungi bangunan-bangunan yang kelak menjadi fasilitas kerohanian lima dari enam agama resmi di Indonesia. Kami berangkat dari pura yang berada di selatan kawasan menuju bangunan gereja fasilitas agama Kristen dan Katolik yang masih belum selesai dikonstruksi di utara kawasan.

Fasilitas agama Katolik yang berada di sebelah utara Kawasan Kerohanian UGM.
©Fauzi/Bal

Di sebelah timur gereja Katolik, terdapat bangunan fasilitas agama Kristen.
©Fauzi/Bal

“Bisa dibilang rumah ibadah ini tidak seperti gereja pada umumnya. Mungkin (justru) seperti kapel karena tidak bisa menampung ribuan, hanya ratusan,” ujar Dana, perwakilan dari Misa Kampus, ketika ditanya soal sempit atau tidaknya luas fasilitas gereja.

Selesai melihat-lihat, langkah kaki kami arahkan kembali ke arah selatan yang hanya beberapa langkah dari calon lokasi gereja Katolik. Di sana, aneka kolom bangunan dan dinding batu bata telah berdiri kokoh meski masih jauh dari kata selesai. Konstruksi ini siap menyokong bangunan klenteng yang kelak menjadi tempat peribadatan umat agama Khonghucu. Kemudian, berpindah ke sebelah selatan klenteng, terdapat lokasi vihara umat agama Buddha yang didominasi oleh kolom-kolom tinggi menjulang di tengah dan sebelah samping. 

Kolom-kolom tinggi yang kelak menopang atap klenteng.
©Fauzi/Bal

Di sebelah selatan klenteng, kelak dibangun vihara bagi umat agama Buddha.
©Fauzi/Bal

Tidak jauh berbeda dengan klenteng, pembangunan vihara sudah mencapai pembangunan kolom-kolom tinggi.
©Fauzi/Bal

Selesai berjalan-jalan mengitari Kawasan Kerohanian, BALAIRUNG mewawancarai perwakilan mahasiswa yang datang untuk menanyakan harapan mereka terhadap Kawasan Kerohanian. Salah satunya adalah Kenny, anggota Keluarga Mahasiswa Buddhis UGM, “(Semoga) kualitas pembangunan lebih baik dan cepat juga selesai, (serta) semoga lekas bisa digunakan untuk kegiatan kerohanian bersama-sama.”

Gani Satria, Ketua Forkom UKM UGM, juga turut memberikan harapannya. Ia secara spesifik berharap akan ada pelibatan mahasiswa khususnya dari UKM Sekber Kerohanian dalam pengelolaan Kawasan Kerohanian. “Untuk ke depannya, sistem pengelolaan yang diharapkan adalah nanti masing-masing dari tempat ibadah bisa dikoordinasikan dengan teman-teman UKM. Jangan sampai pengelolaannya tidak jelas,” pungkas Gani.

Penulis: Fauzi Ramadhan
Penyunting: Ryzal Catur
Fotografer: Fauzi Ramadhan 

2
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Ekspresi Ruang dan Waktu di ARTJOG 2024

Penutupan TPST Piyungan Mengakibatkan Jalanan Penuh Sampah

Nyaman Kita adalah Luka Mereka

Mahasiswa UGM Peringati September Hitam atas Sejarah yang...

Pekerja Fisipol UGM Resmi Membentuk Serikat

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM