Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • APRESIASI
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Pos Teratas
Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru...
Sekat Gender dalam Perburuhan Sawit di Kalimantan
Cita-Cita Karima
SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...
Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...
Peringati Hari Perempuan Internasional, Massa Aksi Kecam Diskriminasi...
Aksi IWD Yogyakarta Suarakan Perjuangan Melawan Patriarki
Demotivasi: Alat Menyingkap Motivasi yang Manipulatif
Dampak Neoliberalisasi, Mahasiswa Tak Lagi Berfokus pada Gerakan...
Gabung Komunitas Lomba, Mahasiswa Departemen Teknik Mesin Diancam...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • APRESIASI
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILASREDAKSI

Buntut Polemik Uang Pangkal, Mahasiswa UGM Gaungkan Tagar #UniversitasGagalMerakyat

Februari 2, 2023

©Orto/Bal

Sabtu (28-01), tagar #UniversitasGagalMerakyat mengudara secara serempak di media sosial Twitter dan Instagram pada pukul 19.00 WIB. Hingga tanggal 31 Januari, terdapat 5.618 kiriman dengan tagar tersebut di Twitter. Gerakan yang diinisiasi oleh Aliansi Mahasiswa UGM ini merupakan buntut dari pernyataan rektor UGM pada Hearing Rektorat 17 Januari lalu. Dalam acara tersebut, Ova Emilia, selaku Rektor UGM, menegaskan bahwa UGM akan memberlakukan uang pangkal seperti universitas lain. Pernyataan tersebut menimbulkan gejolak dan kekecewaan di kalangan mahasiswa, bahkan masyarakat umum. 

Berangkat dari informasi tersebut, BALAIRUNG mewawancarai Anju Gerald dari Aliansi Mahasiswa UGM dan Sigit Bagas Prabowo dari Forum Advokasi UGM. Anju menjelaskan bahwa aliansi mencoba membuat simpul pergerakan yang sebelumnya terpecah-pecah menjadi lebih terorganisasi. Ia menyebut bahwa metode pengunggahan tagar di media sosial dipilih sebagai upaya memenangkan dimensi wacana sebelum bergerak ke ranah yang lebih taktis. Untuk membangun eskalasi selanjutnya, Anju menilai bahwa dibutuhkan perasaan senasib sepenanggungan yang dirasakan oleh sesama mahasiswa. “Kita ingin menunjukkan bahwa banyak orang yang resah dan kita semua dalam ‘kapal’ yang sama,” tutur Anju.

Menurut Anju, tagar ini dapat menjadi pemantik bagi mahasiswa untuk menyuarakan bahwa UGM memiliki masalah keuangan yang berdampak bagi mahasiswa. “Dengan adanya tagar yang diunggah pada waktu yang sama, di media yang sama; suara mahasiswa dapat terlihat besar,” ujar Anju.

Tak hanya uang pangkal, mahasiswa juga mengekspos masalah keuangan lain lewat tagar #UniversitasGagalMerakyat. Anju menyoroti banyaknya keluhan mengenai pembiayaan kuliah melalui tagar tersebut. “Banyak teman-teman yang membicarakan masalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan masalah heregistrasi lainnya,” jelasnya. Anju berharap dengan kerangka keresahan yang sama, yaitu biaya kuliah, mahasiswa dapat bersama-sama mengawal isu tentang uang pangkal. 

Respons yang sama juga disampaikan oleh Sigit. Ia menilai bahwa tagar #UniversitasGagalMerakyat telah mendapat banyak sorotan dari media nasional. Menurutnya, hal itu merupakan dampak yang positif bagi gerakan mahasiswa UGM. Namun, ia menyayangkan sikap rektor UGM yang membatasi kolom komentar di media sosialnya. “Penutupan kolom komentar Ibu Rektor dapat menjadi indikasi bahwa rektor UGM yang tidak mau memberikan ruang bagi mahasiswa untuk memberikan pendapat,” ujar Sigit.

Faza Shiddiq, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM merasa bahwa tagar #UniversitasGagalMerakyat sudah mewakili keresahan mahasiswa. Ia menganggap bahwa keberadaan uang pangkal nantinya akan menimbulkan ketimpangan yang serius kepada akses pendidikan. Baginya, UGM harus mempertahankan syarat yang memungkinkan ketiadaan uang pangkal ke depannya. Sebab, nyatanya hal itu menjadi harapan bagi calon mahasiswa pada tahun-tahun sebelumnya. “Banyak mahasiswa dahulu memilih masuk UGM daripada kampus lain karena tidak ada uang pangkalnya; apakah pilihan tersebut masih relevan nantinya?” tegas Faza.

Tidak hanya memberi respons mengenai tagar #UniversitasGagalMerakyat, Faza juga menambahkan bahwa tagar tersebut menyiratkan pesan kepada rektorat. Baginya, pihak rektorat seharusnya memberikan jawaban yang tegas atas pembatalan pengadaan uang pangkal di UGM. Jika rektorat tak kunjung memberikan tanggapan tegasnya, Faza yakin bahwa keresahan publik di media sosial akan terus memuncak dalam naungan tagar #UniversitasGagalMerakyat. “Keresahan publik nantinya tidak akan terkendali jika rektorat terus berdiam,” ujarnya.

Anju menilai bahwa penindaklanjutan yang akan dilakukan mahasiswa pasca-Gerakan #UniversitasGagalMerakyat akan terus ada. Terlepas ada atau tidaknya respons rektorat atas tagar tersebut, keputusan Aliansi Mahasiswa UGM sudah bulat, yaitu menolak pengadaan uang pangkal. Ia menambahkan bahwa gerakan media sosial Aliansi Mahasiswa UGM akan terus timbul walaupun tidak ada respons dari rektorat. “Mau tidak mau, pihak rektorat harus siap akan adanya gerakan lanjutan untuk menyuarakan pembatalan uang pangkal,” pungkas Anju.

Penulis: Dhestia Arrizqi dan Tiefany Ruwaida Nasukha
Penyunting: Albertus Arioseto
Fotografer: Noor Risa Isnanto

3
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru...

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Peringati Hari Perempuan Internasional, Massa Aksi Kecam Diskriminasi...

Aksi IWD Yogyakarta Suarakan Perjuangan Melawan Patriarki

Dampak Neoliberalisasi, Mahasiswa Tak Lagi Berfokus pada Gerakan...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru Lebih Adil

    Maret 27, 2023
  • Sekat Gender dalam Perburuhan Sawit di Kalimantan

    Maret 22, 2023
  • Cita-Cita Karima

    Maret 19, 2023
  • SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan Pelibatan Mahasiswa dalam Kebijakan dan Penerapan

    Maret 16, 2023
  • Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa dengan Rektorat UGM

    Maret 16, 2023

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Spesies Invasif

Polisi Virtual

Fasilitas Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UGM Belum Maksimal

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • MASTHEAD
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM