Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • APRESIASI
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Pos Teratas
Polisi Terduga Pelaku Penyiksaan Terdakwa Kasus Salah Tangkap...
Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru...
Sekat Gender dalam Perburuhan Sawit di Kalimantan
Cita-Cita Karima
SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...
Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...
Peringati Hari Perempuan Internasional, Massa Aksi Kecam Diskriminasi...
Aksi IWD Yogyakarta Suarakan Perjuangan Melawan Patriarki
Demotivasi: Alat Menyingkap Motivasi yang Manipulatif
Dampak Neoliberalisasi, Mahasiswa Tak Lagi Berfokus pada Gerakan...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • APRESIASI
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILASMagang

Satire Mahasiswa UGM Melalui Aksi Kemah Ceria

Oktober 23, 2020

©Nabila/Bal

Selasa (20-10), puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UGM berkumpul di boulevard UGM untuk melaksanakan kemah. Aksi kemah ini dilakukan sebagai bentuk protes atas pernyataan sikap UGM terhadap pengesahan UU Cipta Kerja dan imbauan untuk tidak melakukan aksi turun ke jalan. Di bawah guyuran hujan, massa aksi terlihat mulai membangun tenda sejak pukul 20.13 WIB. Sembari mendirikan tenda, massa aksi berdatangan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Massa aksi berhasil mendirikan dua tenda yang didirikan sejajar pada pukul 21.15 WIB.

Sulthan Farras, Ketua BEM KM UGM, menyatakan bahwa imbauan yang dikeluarkan UGM untuk tidak turun ke jalan sangat mengekang kebebasan dalam berdemokrasi, berkumpul, berserikat, dan menyatakan pendapat yang dilindungi oleh konstitusi. “Akumulasi kekecewaan kami tumpahkan dalam metode populer dan juga sebagai bentuk kritik kepada pimpinan kampus,” terangnya.

Senada dengan Sulthan, Panji Dafa Artmajaya, Menteri Koordinator Pergerakan BEM KM UGM, menerangkan bahwa aksi kemah ini merupakan manifestasi kekecewaan berupa satire kepada Rektorat UGM karena menyatakan dukungannya terhadap pengesahan UU Cipta Kerja. “Kemah ini adalah medium mahasiswa UGM untuk bersatu menolak Omnibus Law,” cetusnya.

Menurut Panji, kampus merupakan ruang publik sebagai basis strategis untuk medis, menyusun strategi, dan pengondisian massa. Panji mengungkapkan bahwa aksi kemah ini dipilih untuk mengokupasi kampus demi mengamankan ruang publik tersebut. “Yang perlu digarisbawahi adalah massa aksi harus mengokupasi kampusnya dulu,” tuturnya.

Selanjutnya, Panji menuturkan bahwa aksi serupa juga pernah dilakukan oleh mahasiswa UGM pada masa Orde Baru dan pada tahun 2008. Namun, Panji menegaskan bahwa aksi kemah kali ini tidak bisa disebut sebagai romantisisasi atas gerakan mahasiswa, sebab aksi ini hanya mengadopsi metode aksi terdahulu tanpa mendramatisasinya. “Kita ingin mengambil contoh, sisi positif dari kemah yang lalu,” cetusnya.

Sulthan menjelaskan bahwa kemah ini juga sebagai wadah untuk berdiskusi mengenai kondisi kampus saat ini. Hal ini dilakukan supaya mahasiswa UGM mengetahui bahwa kampus sedang tidak baik-baik saja. Menurutnya, UGM merupakan kampus yang memiliki prinsip kerakyatan, tetapi Aliansi Mahasiswa UGM mengkhawatirkan jika sampai prinsip kerakyatan akan berakhir sebagai slogan. “Dengan cara ini aliansi ingin mengajak mahasiswa lain untuk menghidupkan kembali prinsip kerakyatan UGM dan menjaganya,” terangnya.

Jika aksi ini tidak digubris, Aliansi Mahasiswa UGM masih akan terus mencari metode baru dalam menyampaikan kekecewaan dan keresahan atas kondisi kampus dan negara. Aji Wibowo, Menteri Aksi dan Propaganda BEM KM UGM, menjelaskan bahwa aliansi akan terus melakukan konsolidasi baik itu berupa aksi langsung, teatrikal, maupun kemah sampai batas waktu yang tidak ditentukan. “Jika suara kita tetap tidak didengar, maka tetap hanya ada satu kata, lawan,” tegasnya.

Penulis: Mochammad Ezra Syah Resha, Kristian Anugrah, Nabila Hendra Nur Afifah (Magang)
Penyunting: Han Revanda Putra
Fotografer: Nabila Hendra Nur Afifah (Magang)

aliansi mahasiswa ugmkemahugmUU Cipta Kerja
14
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Polisi Terduga Pelaku Penyiksaan Terdakwa Kasus Salah Tangkap...

Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru...

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Peringati Hari Perempuan Internasional, Massa Aksi Kecam Diskriminasi...

Aksi IWD Yogyakarta Suarakan Perjuangan Melawan Patriarki

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Polisi Terduga Pelaku Penyiksaan Terdakwa Kasus Salah Tangkap Klitih Gedongkuning Jalani Sidang Etik

    Maret 31, 2023
  • Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru Lebih Adil

    Maret 27, 2023
  • Sekat Gender dalam Perburuhan Sawit di Kalimantan

    Maret 22, 2023
  • Cita-Cita Karima

    Maret 19, 2023
  • SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan Pelibatan Mahasiswa dalam Kebijakan dan Penerapan

    Maret 16, 2023

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Spesies Invasif

Polisi Virtual

Fasilitas Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UGM Belum Maksimal

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • MASTHEAD
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM