Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Pos Teratas
Birunya Ekonomi Laut, Nasib Nelayan Kalut
Peringati Hari Kemerdekaan, Rakyat West Papua Tuntut Referendum
Pulung Gantung dan Kemiskinan yang Terkatung
Susah Berserikat, Perjanjian Kerja Bersama Jadi Opsi bagi...
Bahaya Kapitalisme sebagai Dalang Krisis Iklim
Katrin Bandel: Wacana Gender Harus Keluar dari Kacamata...
“Gerakan Rakyat untuk Kemerdekaan Palestina” Tuntut Israel Hentikan...
Hadapi Berbagai Masalah, Dosen dan Tendik UGM Berkeluh-kesah
PKL Malioboro Keberatan atas Validasi Data yang Serampangan
Buntut Kriminalisasi Fatia-Haris, Massa Aksi Suarakan Penolakan

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KONTRIBUSIKontribusi: Covid-19SASTRA

Puisi-Puisi Arafik Nur F

Mei 22, 2020

Cerita Pasien Dalam Pengawasan, Suatu Ketika

/1/
“Kau perlu disuntik dua puluh kali, aku ambil
darahmu kita periksa, semoga kau tak kena corona,”
dokter itu berkata.

Isolasi melumat pikiran pelan-pelan,
ketika kita bangun dari pemeriksaan
yang melelahkan.

/2/
Rasa sepi tak pernah disapu
Kabar keluarga jadi pelukan terhangat
Kecemasan & waktu telah menjadi bias
hingga datang hari keempat belas

/3/
Pada akhirnya memang,
ada mati, ada takdir, sesuatu
yang harumnya seperti mawar
kita menyebutnya: harapan.

(Purbalingga, Mei 2020)

 

Indonesia & Wabah dalam Tiga Paragraf

HIDUP telah direnggutnya juga mimpi, cinta, angka, kebohongan-kebohongan,
data, berita palsu atau hal paling remeh bernama harapan. Orang-orang lucu
–di negeri ini, mendamba ruang yang sempurna setelah wabah bertalu-
talu menyerang; setelah pandemi membubuhkan takdirnya di sendi sebuah
negeri; setelah penguasa kehabisan akalnya; setelah ekonomi jadi
sebuah janji sementara petani dilengserkan dari ketercukupan, sementara
pejabat-pejabat lucu diagungkan dari segala omong kosong itu lagi.

Luka-luka menawarkan ingatannya di setiap sudut kepala manusia.
Orang-orang desa tak bisa lagi bersembunyi dari saudaranya di luar kota
Pertanyaan dilafalkan seumpama dirinya menenteng virus yang penuh
nyeri & kejam itu. Tapi apa arti kejam? Kematian selalu dekat, orang-orang
kota menimpalinya demikian.

Ketika kemudian neraka & surga dibentangkan dari pucuk-pucuk pohon
belimbing. Dengan langgamnya bocah-bocah memanjatnya dan meneriakinya
dari dahan-dahan yang licin pada pagi hari yang sebentar. Dengan nafas yang
tak pernah diracuni kekhawatiran untuk mati dari pandemi. Semoga masih,
mereka katakan di sepertiga malam, ada matahari esok pagi.

(Purbalingga, Mei 2020)

 

Wabah dan Kehilangan-kehilangan Lain

Guratan nasib seperti berdentum
di antara raut muka
akhir-akhir ini: teriak wabah.

“Tak ada kesendirian, tak ada lafal
untuk menahan fajar dari barat,” ajal menjadi
wewangian yang tak sempat disesapnya.
Ajal menjadi tak berarti.

Orang-orang mengurung diri, membuat
dirinya menjaga orang lain.
Seperti luka, seperti kehilangan
tapi kehilangan –kau pikir, bukankah ajal?
teramat dekat, yang sering kita lupa
akhir-akhir ini.

(Purbalingga, Mei 2020)

 

Kontributor: Arafik Nur Fadliansah. 

Tulisan ini merupakan kontribusi dalam “Berbagi dalam Pandemi”, sebuah proyek penggalangan dana untuk pihak terdampak COVID-19. Proyek ini merupakan kerja sama dengan Clapeyron dan BPPM Equilibrium dan tulisan-tulisan kontribusi lainnya dapat dibaca dengan mengunjungi situs tersebut.

COVID-19
5
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Kota Kata

Cita-Cita Karima

Surat Pengadilan

Repih dan Puisi-Puisi Lainnya

Pigura Hidup dan Puisi-Puisi Lainnya

Soal Bertemu Tuhan dan Puisi-Puisi Lainnya

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Birunya Ekonomi Laut, Nasib Nelayan Kalut

    Desember 4, 2023
  • Peringati Hari Kemerdekaan, Rakyat West Papua Tuntut Referendum

    Desember 4, 2023
  • Pulung Gantung dan Kemiskinan yang Terkatung

    Desember 2, 2023
  • Susah Berserikat, Perjanjian Kerja Bersama Jadi Opsi bagi Pekerja Lepas

    November 28, 2023
  • Bahaya Kapitalisme sebagai Dalang Krisis Iklim

    November 27, 2023

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Spesies Invasif

Polisi Virtual

Fasilitas Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UGM Belum Maksimal

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM