Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!
Polisi Tidur
Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil
Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas
Demonstrasi di Mapolda DIY, Gas Air Mata Penuhi...
Jerit Masyarakat Adat Papua dalam Jerat Kerja Paksa...
Konservasi yang Tak Manusiawi
Anggaran Serampangan
Diskusi Serikat Pekerja Kampus, Soroti Ketidakjelasan Proses Etik...
Perayaan dan Perlawanan Perempuan Mahardika di Panggung Merdeka...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KONTRIBUSISASTRA

Puisi-Puisi Neng Lilis Suryani

September 21, 2017

©Lipcasani/BAL

 

PANEN

Kang, pohon pisang buahnya hampir matang
Gemuk seperti doamu yang subur dipupuk
Menguning dalam bising serta mulai empuk
Tapi tanpamu, bagaimana aku merayakan panen
Bagaimana cara memetik, mengolah, apalagi menikmati

Kang, kamulah lahan
Kamulah penanam yang senantiasa merawat
Kini, hama menyerang
Pengerat meranggas jalar akar
Menggeranyangi batang
Mencuri buah dan biji-bijian
Tekorlah sudah.

Kang, seberapa besar arti kepergian
Hingga ladang ditelantarkan
Bibit-bibit yang terlanjur ditebar
Tumbuh lamban dan jadi kurus tak terurus

Jangan sampai kebahagiaan kita
tidak lagi kaya gizi
Hambar, kesad, bergetah
Bikin gatal di antara kemungkinan panen yang gagal

Pulanglah kang!
Sebelum hari raya panen
Menyuguhkan kehilangan

 

Ziarah Kepada Rumah

Ziarah ke rumah kami
Sehabis sawah
Cinta kita tumbuh menjadi bulir padi
Jiwa kita setia bersama jalar akar
Lebur dalam tanah paling gembur
Dalam doa paling subur.

Ziarah pada pagi di rumah kami
Ketika sehabis subuh
Wajah kita mengalir ke baris pagi
Menghangat dan kian bercahaya

Kemudian mata kita menanam pepohonan
Dengan air mata yang kita simpan sehabis hujan
Hutan menggema suara syukur
Sampai ke laut sampai ke langit
Sampai kepada bait-bait bukit.

Di sebuah rumah,
Kita tumbuh menjadi angin
Menjadi sayap, menjadi kaki dengan
Langkah-langkah paling dingin
Menyisakan jejak paling basah
Pada kemarau yang kemudian
dijadikan mata air.

Kita baca terumbu karang
Serta ikan-ikan di lautan
Kita datangkan bunyi burung
Yang selalu kau sebut dalam mimpi
Sebagai wahyu yang bernyanyi

Menziarahi rumah kami
Dengan doa kepada corak sungai
Yang mengalir kepada takdir
Memanjatkan cahaya syukur lewat air tanpa akhir.

Suatu waktu sehabis ziarah
Jagalah cinta kita yang penuh warna
Rumah tempat kita rebah
Bening air dan hening pasir
Congak gunung dan gelap palung
Hijau rumput dan biru laut
Di sini tubuh tumbuh
Di sini setia tetap utuh

 

Neng Lilis Suryani
Lahir di Cianjur, 10 Juli 1996. Menempuh pendidikan di UGM Prodi Sastra Indonesia. Mencintai puisi, memasak, dan Sting. Dapat dihubungi melalui [email protected]

panenpuisiziarah
2
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Rumah Api

Jejak Tan dan Puisi-Puisi Lainnya

Kota Kata

Cita-Cita Karima

Surat Pengadilan

Repih dan Puisi-Puisi Lainnya

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!

    September 9, 2025
  • Polisi Tidur

    September 6, 2025
  • Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

    September 5, 2025
  • Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas

    September 3, 2025
  • Demonstrasi di Mapolda DIY, Gas Air Mata Penuhi Pemukiman Warga

    September 2, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM