Kamis (3/9), Gelanggang Mahasiswa dihiasi oleh tenda-tenda yang berjajar rapi. Ada pula panggung yang berada di bagian utara Gelanggang Mahasiswa lengkap dengan pengeras suara serta alat musik. Pengunjung yang datang disambut oleh Gapura yang unik. Gapura itu berwarna coklat bergaya klasik. Sore itu tengah berlangsung acara Gelanggang Expo (Gelex). Gelanggang Expo merupakan acara yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi UGM untuk mengenalkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) hingga komunitas yang berada di Universitas Gadjah Mada.
Gelanggang Expo yang diadakan selama tiga hari berturut-turut sejak Kamis (3/9) hingga Sabtu (5/9) mengusung tema Candradimuka. Candradimuka terpilih sebagai tema tahun ini karena ingin mengusung acara bertemakan budaya. Sebagai cerminan dari tema yang di usung, seluruh panitia mengenakan pakaian adat Jawa. Perempuan menggunakan kebaya dan laki-laki mengenakan surja. Tidak hanya penitia, tamu undangan seperti Direktur Kemahasiswaan Dr. Drs. Senawi, M.P dan Kepala Subdit Kelembagaan dan Kegiatan Mahasiswa Sidik Purnomo S.IP juga mengenakan surja. âJadi unsur budayanya sangat kentalâ, jelas Rizky Khoyum Fitria selaku ketua Gelanggang Expo 2015.
Khoyum mengatakan bahwa acara Gelex tahun ini sesuai dengan harapan dari penyelenggara. âMenurut pendapat para pengunjung, acara Gelex tahun ini merupakan yang paling meriah dibandingkan sebelumnya,â ungkapnya. Kemeriahan Gelex dapat dilihat dari tema yang diusung dan rangkaian acaranya.
Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Drs. Senawi selaku perwakilan dari Dirmawa. Kemudian dilanjutkan oleh penampilan dari berbagai UKM. Dimeriahkan pula dengan penampilan dari bintang tamu seperti Tik Tok, This Session dan Batiga. Rangkaian acara tersebut ditutup dengan pelepasan lampion dan pesta kembang api.
Kesuksesan Gelex tidak hanya dipengaruhi oleh rangkaian acaranya. Tetapi didukung pula oleh hasil kerja panitia yang solid. Menurut Edo, selaku anggota UKM Hoki panitia Gelex selalu sigap dalam merespon permintaan dari UKM. Jadi dapat mendukung penampilan dari UKM yang akan tampil.
Selain itu, penataan stan yang strategis dan alur yang baik membuat para pengunjung mudah untuk mendatangi berbagai stan dan komunitas. Seperti yang dialami oleh UKM Gamacendekia Club (GC) dengan jumlah pengunjung lebih dari 400 orang. Menurut Ridwan, pembuatan denah Gelex dan penyusunan alur pengunjung Gelex yang lebih tertata meningkatkan pengunjung yang datang.
Sayangnya, keuntungan dari penataan stan ternyata tidak dirasakan oleh seluruh UKM. Seperti yang dialami oleh UKM Hoki. Menurut Edo selaku anggota UKM Hoki, letak stan yang ditempatinya mempengaruhi jumlah pengunjung yang datang. âPengunjung tahun ini lebih sedikit dibanding dua tahun laluâ, ungkap mahasiswa Fakultas Kehutanan 2012 ini. Menurutnya hal tersebut dikarenakan pengaturan alur yang dilewati pengunjung tidak jelas. âSetelah dari photobooth pengunjung yang datang langusung lurus ke Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UGM dan tidak memperhatikan stan kami yang berad di pojok, kecuali kalau kami paggilâ, jelasnya. Â Dengan letak stan yang berada di bagian pojok mereka memiliki cara tersendiri untuk menarik pengunjung. âKami memajang boneka dengan pelindung tubuh, berkeliling ditengah Gelex, dan menampilkan video untuk menarik perhatian pengunjung yang datangâ, paparnya. Ia pun berharap Gelex yang akan datang memiliki alur pengunjung yang lebih sistematis.
Keluhan yang berbeda diutarakan oleh Mulki Dananjaya, mahasiswa Teknik Mesin 2011, selaku anggota komunitas reptil dengan nama Paguyuban Gadjah Mada Eksotis dan Reptil Universitas Gadjah Mada (Pagar). Ia menyayangkan soal fasilitas yang menurutnya tidak berubah dari tahun ke tahun dengan harga stan yang terus naik. âBiaya selama tiga hari sebesar Rp750.000,00. Namun, kami hanya mendapat tenda tanpa sekat serta penerangan yang minim,â keluhnya.
Selain saran dari komunitas ada pula saran dari pengunjung. Menurut Muhammad Muhlas Abror, Mahasiswa Fakultas Mipa 2015. Dia memiliki harapan agar semua UKM memiliki website yang bisa diakses oleh mahasiswa baru. âKalau bisa UKM yang ada dibikin webnya. Jadi kalau Gelex sudah selesai, masih bisa dilihat-lihatâ jelasnya. [Dewi Wijayanti & Anastry Galuh Khusika]