Ada pemandangan baru di Jalan Sumpah Pemuda (utara Bank BNI) UGM sejak senin (14/01) kemarin. Portal baru didirikan tepat di muka Jalan Sumpah Pemuda yang berhadapan dengan Jalan Kaliurang. Ketika melewati portal ini, karcis ditiadakan. KIK wajib sebagai syarat untuk masuk. “Jika tidak ada KIK, kami sarankan untuk memasuki UGM lewat Boulevard atau pintu masuk lainnya.” ujar Wahyudi, salah seorang petugas Satuan Keamanan dan Keselamatan Kampus (SKKK) yang sedang berjaga di portal baru tersebut.
Hal ini membuat akses untuk masuk ke Gelanggang, Foodcourt, dan beberapa tempat yang berlokasi di area jalan tersebut menjadi terhambat. Seperti pengakuan seorang anggota UKM Mapagama, Ayu Purbasari yang terpaksa harus memarkir sepeda motornya di area parkir belakang Kopma. “Pagi tadi saya lupa membawa KIK. Karena tidak bisa menunjukkannya, saya tidak diperbolehkan untuk lewat,” paparnya, Senin (15/01). Biasanya ia memarkir sepeda motor di utara Gelanggang. Parkir tersebut gratis, sehingga sering dijejali motor mahasiswa atau pegiat Gelanggang lainnya. Berbeda dengan parkir di belakang Kopma yang hanya gratis sampai pukul 18.00 saja.
Menanggapi komentar itu, Drs. Noorhadi Rahardjo, M.Sc, Kepala SKKK menjelaskan bahwa telah terjadi kesalahpahaman petugas di lapangan dalam mengartikan instruksi yang diberikan. Dengan tegas ia menjelaskan, “Sebenarnya tidak ada larangan bagi mahasiswa yang ingin ke Gelanggang atau pedagang yang ingin ke Foodcourt. Mereka boleh masuk, tidak ada larangan sama sekali.”
Lebih lanjut Noorhadi menguraikan bahwa pendirian portal adalah wujud sosialisasi UGM terkait akses keluar-masuk kampus. Hal ini dilakukan UGM demi menjaga lingkungannya agar kondusif dari pengendara-pengendara bermotor yang tidak berkepentingan. Semenjak insentif ditiadakan, menurut Noorhadi jalan tersebut sering dilalui oleh masyarakat umum untuk menghindari kemacetan di area Mirota Kampus. “bisa dilihat dari jumlah karcis kuning yang terus meningkat pasca disinsentif,” terangnya lagi.
Awalnya sosialisasi dijalankan mulai selasa (9/01) minggu lalu dengan menempatkan papan tanda wajib ber-KIK. Tetapi menurut Noorhadi, hal tersebut sering diabaikan. Akibatnya kendaraan besar seperti mobil yang tidak ber-KIK jika terlanjur menuju bangunan portal lama harus memutar ke belakang. Cara tersebut dinilai tidak efisien karena ruang untuk memutar kendaraan tidak cukup. Akhirnya SKKK pun menambah portal baru diujung jalan tersebut. “Jadi, senin kemarin kami mempunyai ide untuk menempatkan portal kedepan agar dapat langsung memberitahu pengguna kendaraan,” paparnya.
Meski itu sebuah kebijakan, menurut beberapa pihak, pendirian portal tersebut minim sosialisasi. Yanuar Rizki Pahlevi, Presiden BEM KM mengaku terkejut ketika melihat portal baru tersebut. “Rasanya aneh melihat sebuah portal baru dengan portal lain di belakangnya dengan jarak tak seberapa jauh,” jawabnya. Kemudian Ia sempat menanyai beberapa pedagang di Foodcourt yang mengeluhkan akses masuk tersebut. “Beberapa pedagang merasa heran. Mereka berjualan di sini, tetapi dilarang untuk memasukinya,” terangnya.
Beberapa menteri dan staf BEM KM pun menemui Kepala SKKK untuk menglarifikasi. Dari pertemuan antara keduanya selasa (15/01) kemarin, SKKK mengubah letak portal baru tersebut. Portal digeser kearah timur mendekati portal lama. Perubahan dilakukan menanggapi protes dari BEM KM karena dirasa menghalangi akses menuju gelanggang danfoodcourt.“Maka kami punya ide untuk memindahkan portal itu lebih ke timur,” ujar Noorhadi. Dengan ini jalur masuk UGM melalui jalan sumpah pemuda pun resmi ditutup bagi pengendara tak ber-KIK. [Agung Hidayat]
1 komentar
[…] bermotor di portal. Kebijakan terakhir yang diterapkan UGM sejak Senin, 14 Januari 2013 adalah portal baru di utara Bank BNI. KIK menjadi satu-satunya instrumen pengendali di Portal baru tersebut. Plang […]