Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Memutus Rantai Terorisme Indonesia

April 21, 2011

Rabu siang (20/4), bertempat di ruang BU 104 FISIPOL UGM, Intitute of International Studies (IIS) mengadakan jumpa pers terkait kasus Bom Cirebon.Ā IIS adalah organisasi yang memiliki fokus terhadap terorisme dan radikalisme. Dr. Eric Hiariej, M. Phill dan Titik Firawati, M.A hadir sebagai pembicara.

Eric menjelaskan tiga poin penting tentang kasus Bom Cirebon yang terbilang sebagai kasus skala kecil. Pertama, kekhawatiran bahwa kita memasukiĀ spiral terorism. Spiral terorismĀ iniĀ muncul dalam teror skala kecil yang hanya menciptakan serangan ditengah-tengah ketentraman masyarakat.

Kedua, pergerakan teroris selalu diidentikkan dengan kelompok-kelompok radikal yang gerakannya bisa diprediksikan. Lebih lanjut, ia menjelaskan, ada orang-orang dalam kelompok teroris yang digerakkan untuk melakukan bom bunuh diri atau biasa disebutĀ foot soldier.

Kebanyakan pelaku bom bunuh diri bukan berasal dari kelompok radikal, atau yang disebutnya sebagai ā€œradikal kemarin soreā€. Di masyarakat, sikap radikal memiliki konotasi negatif dan sering dikaitkan dengan terorisme. ā€œPadahal, tidak semua orang radikal itu teroris,ā€ tegas Eric.

Ketiga, pemberitaan media yang berlebihan dan aparatus keamanan yang kurang siap menghadapi serangan dalamĀ  skala kecil. Selama ini, aparatus keamanan hanya disiapkan untuk serangan teroris dalam skala besar.

Pembicara kedua, Titik Firawati, M.A mengungkapkan, sikap radikal itu wajar, tidak merugikan masyarakat lain, seperti kekerasan. Tindakan ini mendorong pemerintah membentuk tim Datasemen Khusus 88 untuk menanggulangi terorisme. Namun, selama ini hanya Densus 88 yang diandalkan tanpa pemahaman latar belakang mendalam terhadap suatu kasus.

Titik berpendapat, pemerintah seharusnya memiliki basisĀ riset untuk menangani terorisme. Nantinya, data itu digunakan sebagai acuan untuk memberantas berkembangnya terorisme. Gerakan ini berkembang dengan adanya proses rekrutmen pelaku.

Rekrutmen ini terutama ditujukan bagi pemeluk agama Islam yang lemah secara ekonomi. Prosesnya dengan berusaha menanamkan kebencian pada kelompok agama lain. ā€œUntuk menyudahi kasus-kasus terorisme, rantai rekrutmen ini harus segera dipotong,ā€ tandasnya.[Bebeth, Rara]

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, ResmiĀ Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM