Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ALMAMATER

Gerakan Mahasiswa Membaca Keistimewaan Yogyakarta

Februari 25, 2011

Bukannya menafikan prosedur, tapi substansi lebih kami utamakan.

Keistimewaan DIY tetap saja hangat untuk diperbincangkan. Beberapa gerakan mahasiswa ekstrakampus pun masih mengawalnya. Kamis (24/2), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengambil bagian untuk mendiskusikan kembali keistimewaan Yogyakarta. Ketiganya menggelar diskusi di Rumah Makan Rajab dengan tema “Keistimewaan DIY dalam Perspektif Gerakan Mahasiswa”.

Sebenarnya ada lima gerakan mahasiswa yang diundang sebagai pemantik diskusi. Tapi, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Diponegoro dan HMI Majelis Penyelamat Organisasi berhalangan hadir.  Diskusi yang berlangsung selama satu setengah jam itu cukup menarik meski peserta yang hadir hanya berjumlah delapan orang. Ketiga pembicara yakni, Bara Brelian dari KAMMI, Subhi Mahmasoni dari IMM, dan Muhammad Khotim dari PMII, saling melengkapi. Khotim membicarakan Keistimewaan DIY dari sisi politik dan sosiologis masyarakatnya, Soni mengulas dari sisi historis, dan Bara sebagai pemantik akhir memperbincangkan respon gerakan mahasiswa.

Bara mengaku gerakan mahasiswa tak begitu responsif dengan isu keistimewaan DIY dalam tataran politis yang diperdebatkan banyak kalangan. “Ketidakresponsifan itu dikarenakan tekanan-tekanan lingkungan dan media”, ucap Bara menjawab pertanyaan salah satu peserta. Kondisi sosiologis masyarakat Yogyakarta yang menginginkan penetapan dan ketimpangan media pada suara minoritas yang menginginkan pemilihan menjadi pemicunya. Gerakan mahasiswa pun akhirnya lebih memilih diam dan melakukan aksi atau pun advokasi pada isu lainnya.

Ketiganya sepakat bahwa keistimewaan Yogyakarta tak sekadar pada posisi politik yang dijabat sang Sultan, tapi masih banyak hal menjadi pertimbangan. Aspek budaya seperti yang dipaparkan Soni salah satunya. Pemilihan atau pun penetapan tak menjadi masalah selama kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat diaplikasikan. “Kami lebih memikirkan substansinya”, tegas Khotim. [Fitria]

 

diskusiDIYHMIKAMMIkeistimewaanruuksultanugmyogyakarta
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Kicau Riuh Kampus Hijau UGM

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Bebani Mahasiswa dengan Biaya Mahal, UGM Bersembunyi di...

Penerapan Uang Pangkal, Neoliberalisasi Berkedok Solusi

Pedagang Kaki Lima Stasiun Wates Digusur Tanpa Dasar...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM