Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Ibuisme Negara Hambat Gerakan Perempuan Progresif

April 6, 2022

Pada Rabu (6-4), Development Study Club menyelenggarakan diskusi berjudul “PKK dan Ibuisme Negara” dalam rangka bulan keperempuanan. Diskusi yang dilaksanakan secara daring ini menghadirkan dua narasumber, yakni Julia Suryakusuma, Direktur Pusat Gender dan Demokrasi LP3ES, serta Eva Kusuma Sundari, Direktur Eksekutif Institut Sarinah. Diskusi ini membahas ideologi ibuisme negara yang terjadi di Indonesia sejak Orde Baru hingga sekarang ini. 

Diskusi dimulai dengan Julia yang menjelaskan latar belakang pembentukan ideologi ibuisme negara pada Orde Baru. Menurut Julia, hal tersebut berhubungan dengan tujuan pemerintah untuk menciptakan kesadaran tunggal dalam beberapa kelompok masyarakat. “Selaras dengan itu, organisasi Dharma Wanita menjadi wadah untuk mengaktualisasikan ideologi ibuisme negara,” jelas Julia. 

Ibuisme negara dalam Dharma Wanita, menurut Julia, terwujud dalam visi organisasi tersebut, yang mengharuskan keterlibatan perempuan dalam rangka memenuhi agenda pembangunan. Dalam bentuk praktisnya, Julia menyebutkan bahwa jabatan perempuan yang tergabung dalam Dharma Wanita ditentukan berdasarkan kedudukan suaminya. “Perempuan wajib bekerja dalam jabatan yang sama dengan suaminya tanpa melihat kemampuan dan edukasi, sehingga mereka tidak memiliki kemandirian,” ungkap Julia

Selain Dharma Wanita, ideologi ibuisme negara juga tercermin pada Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Julia menjelaskan bahwa PKK pada awalnya dibuat untuk pengelolaan rumah tangga. Namun, pada era Orde Baru, negara menggunakan PKK sebagai alat kontrol atas masyarakat melalui keluarga.

Menyambung masalah tersebut, Julia juga menyebutkan fenomena reduksionisme biologis yang terjadi akibat PKK. “Peran sebagai ibu rumah tangga itu dianggap sebagai kodrat, dikembalikan kepada biologisnya,” jelas Julia. Ia melihat bahwa wanita hanya dipakai sebagai pendamping suami dan pencetak penerus bangsa demi memundurkan gerakan perempuan pada saat itu. 

Melanjutkan Julia, Eva mengatakan bahwa ideologi ibuisme negara masih relevan sampai sekarang. “Sejak Reformasi, Indonesia lebih didominasi oleh kelompok Islam, tetapi perempuan dikendalikan dengan cara yang sama,” sambung Julia. Ia menyebutnya sebagai ibuisme Islamis.

Menurutnya, setelah era Reformasi, banyak partai-partai konservatif Islam; seperti Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera; yang muncul dan menghambat gerakan perempuan progresif. Eva berpendapat bahwa hal tersebut dapat terjadi saat ini karena kebebasan yang diperoleh masyarakat semenjak era Reformasi. “Dulu pada zaman Soeharto tidak ada, karena mereka semua ditindas, baik yang pro atau yang anti,” tuturnya. 

Hal tersebut disetujui oleh Julia yang berpendapat bahwa hingga kini perempuan masih menjadi objek yang dikonstruksi secara sosial untuk mendukung tatanan hierarkis dan patriarkis. Selain perolehan atas kebebasan, Julia merasa bahwa fenomena ini juga terjadi sebagaimana akibat kesalahan interpretasi terhadap ajaran Islam. Adapun, untuk menyelesaikan problem ini, feminisme Islam merupakan kalangan yang paling maju dalam mengajukan proposal pemecah masalah. Julia mengatakan bahwa feminis muslim dapat melakukan interpretasi feminis terhadap Al-Qur’an dan hadits. “Kebanyakan orang-orang hanya mengikuti apa yang ada dan tidak meluangkan waktu untuk benar-benar mendalami atau melakukan interpretasi. Padahal dalam Islam itu ada ijtihad,” Julia menjelaskan.

Penulis: Catharina Maida
Penyunting: Albertus Arioseto 

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025
  • Kapan KKN Harus Dihapus?

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM