Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...
Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi
Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung
Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...
Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi
Ruang-Ruang Untuk Kami dan Puisi-Puisi Lainnya
Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah
BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!
Polisi Tidur

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILASREDAKSI

Memahami Kebebasan Perempuan atas Tubuhnya

Oktober 2, 2018

©Litalia/Bal

“Perempuan yang mengalami kehamilan tidak direncanakan harus menanggung beban dan stigma dari masyarakat yang membuatnya semakin terpuruk.” Kalimat orasi tersebut dibawakan oleh Ika Ayu, anggota Jaringan Perempuan Yogyakarta dalam acara Gerak 28 September, Jumat malam (28-09) di Sangkring Art Space, Bantul. Acara tersebut merupakan peringatan “Hari Aborsi Aman dan Legal Sedunia” yang diselenggarakan oleh Panitia Kolektif Bersama. Acara yang mengusung tema kebebasan perempuan atas tubuhnya ini, dihadiri berbagai komunitas, aktivis, dan individu yang fokus pada masalah perempuan.

Acara dimulai sekitar pukul 20.00 WIB dengan sambutan Elsa Auliya Rizky, koordinator Gerak 28 September. Elsa mengatakan bahwa latar belakang diadakanya acara ini adalah untuk menggerakkan masyarakat Yogyakarta dan Indonesia agar lebih peduli pada masalah-masalah perempuan. Menurutnya selama ini perempuan banyak mendapatkan kriminalisasi dan menjadi korban tindak perkosaan. Kriminalisasi terhadap perempuan ini terjadi akibat tindakan aborsi yang dilakukan oleh perempuan penyintas perkosaan. “Perempuan berhak untuk mendapatkan kebebasan pilihan atas tubuhnya,” tambahnya.

Sejalan dengan yang telah dikatakan oleh Elsa, Ika mengatakan mengenai perlunya malam solidaritas dalam Gerak 28 September untuk membawa isu kebebasan perempuan atas tubuhnya. Hal ini menurutnya merupakan upaya untuk membela pilihan perempuan atas tubuhnya dan tidak ada lagi kriminalisasi terhadap aborsi yang dilakukan oleh perempuan. Ika menjelaskan mengenai stigma di kalangan masyarakat terhadap aborsi yang dilakukan oleh perempuan. Menurutnya, masyarakat menganggap perempuan yang melakukan aborsi dan hamil akibat tindak perkosaan merupakan sebuah aib. “Kini saatnya perempuan untuk merayakan kebebasan tubuhnya sendiri,” tambahnya.

Ika mengungkapkan bahwa tidak ada pilihan untuk perempuan atas kebebasan dirinya.  Menurutnya, perempuan yang melakukan aborsi selalu menjadi ancaman bagi keluarga, kriminal oleh negara dan dianggap tidak bertanggung jawab oleh masyarakat. Selain itu, ia menjelaskan bahwa selama ini perempuan selalu menjadi korban.  “Stop stigma terhadap aborsi, perempuan rayakan pilihanmu,” tegasnya.

Selain itu, menurut Elsa acara yang berbentuk malam solidaritas ini juga diadakan sebagai salah satu bentuk dukungan kepada penyintas perkosaan. WA (15), salah satu penyintas perkosaan dari Jambi yang disebut oleh Elsa harus dipenjara karena melakukan aborsi. Kehamilan WA ini disebabkan perkosaan yang dilakukan oleh saudara kandungnya. Menurut Elsa, perempuan berhak untuk melakukan aborsi yang aman dan legal atas kehamilan yang tidak diinginkannya sebagai penyintas perkosaan. Elsa juga menyebutkan bahwa tindakan aborsi dapat dilegalkan karena telah diatur dalam PP No. 61 Pasal 31 Ayat 1 Tahun 2014. “Aborsi yang aman dan legal dapat dilakukan apabila ada indikasi kedaruratan medis dan korban pemerkosaan,” tambahnya.

Pembacaan puisi juga menjadi salah satu agenda Gerak 28 September kali ini. Ana, salah satu peserta yang membacakan puisi “Perigi Timpas” karya Suci N. Wulandari ini mengatakan perlunya ada kegiatan yang memperjuangkan kebebasan perempuan. Menurutnya, hal ini sejalan dengan adanya kasus-kasus mengenai korban pemerkosaan yang dipenjarakan. Ana mengungkapkan bahwa kegiatan semacam ini dapat dijadikan sebagai suatu upaya untuk membela kaum perempuan. “Apabila isu-isu mengenai kebebasan perempuan semacam ini tidak diangkat, maka akan ada kemungkinan untuk terjadi kasus-kasus yang serupa di kemudian hari,” tuturnya.

Penulis : Litalia Putri
Penyunting : Krisanti Dinda

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...

Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah

BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...

Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

1 komentar

lpe88 game download apk November 10, 2018 - 06:05

The publicity, advertising in this case, which
put inside your blog provides profitable use. Place Adsense Ads in familiar, yet
not annoying internet sites. They will return for another enjoyable practice.

Reply

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di Magelang

    Oktober 12, 2025
  • Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi

    Oktober 12, 2025
  • Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung

    Oktober 8, 2025
  • Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas Nusakambangan

    September 30, 2025
  • Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

    September 30, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM