Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
APRESIASI

Rangkaian Cinta dalam Alunan Jazz

Mei 22, 2015

 

©Dokumentasi Panitia

©Dokumentasi Panitia

“Kemesraan selalu jadi, satu kenangan manis.” Itulah cuplikan lirik lagu Ada Band berjudul “Manusia Bodoh” yang dimainkan ulang Dave Koz, musisi jazz dunia. Dave memainkan lagu tersebut dengan berbeda. Melodi yang biasanya pelan dan lembut menjadi lebih meliuk-liuk. Nada di beberapa bait naik-turun. Biasanya, Donny, vokalis Ada Band, memainkan melodinya sedikit naik. Namun, Dave mengaransemen melodinya menjadi sedikit lebih turun. Melalui permainan saksofonnya, Dave memainkan melodi itu dalam Economics Jazz, Sabtu (16/05).

Nada yang meliuk-liuk tersebut merupakan salah satu ciri khas dari smooth jazz. Smooth jazz merupakan aliran musik yang didalami Dave Koz. Aliran yang mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an ini juga menjadi ciri khas dalam setiap penampilannya. Malam itu pun, Dave tampil dengan memainkan smooth jazz.

Smooth jazz merupakan percampuran jazz dengan R&B yang diprakarsai oleh Grover Washington Jr., Spyro Gyra, dan Pieces of a Dream. Instrument yang paling banyak digunakan adalah instrumen tiup, seperti saksofon. Berbeda dengan aliran jazz lainnya yang lebih menekankan pada improvisasi, smooth jazz lebih menekankan pada melodi. Aliran jazz lainnya lebih banyak mengelaborasi vibrasi pada lagu, sedangkan smooth jazz pada pengaturan ritme. Permainan nada upbeat juga merupakan salah satu ciri jenis ini. Nada upbeat adalah nada naik-turun dengan tempo cepat.

Dalam konsernya, Dave banyak memainkan nada tinggi dan panjang. Nada tinggi dan panjang tersebut juga merupakan salah satu ciri dari smooth jazz. Lagu ciptaannya berjudul “Together Again” menggunakan nada tinggi dan panjang tersebut. Pada lagu yang dirilis tahun 1999 ini, Dave banyak melakukan teknik-teknik yang tidak umum. Ia melakukan penekanan melodi yang meliuk-liuk. Dave memainkan nada-nada tinggi dan panjang yang jarang dimainkan pemain saksofon lainnya. Hal ini menjadi salah satu karakteristik lagu andalannya.

Dave juga memainkan lagu yang mulanya dimainkan Ruth Sahanaya. Dave memainkan lagu berjudul “Keliru”. Ia memainkannya secara upbeat. Perbedaan dengan lagu aslinya terletak pada permainan pernapasan panjang yang merupakan teknik utama dari upbeat. Permainan pernapasan tersebut ditunjukkan dengan penggunaan teknik permainan saksofon cepat. Karenanya, suasana tenang yang biasanya dirasakan dari Ruth Sahanaya ketika membawakan lagu ini berganti dengan suasana bersemangat.

Dave yang tampil dalam konser itu memainkan banyak lagu. Ia memainkan lagu-lagu ciptaannya sendiri serta lagu-lagu ciptaan musisi lain. Semua lagu genre non-jazz diaransemen menjadi smooth jazz. Dave mengaransemen genre pada lagu-lagu yang bukan ciptaannya. Lagu-lagu tersebut antara lain, “Manusia Bodoh”, “Keliru”, dan “All You Need is Love”. 

Aransemen yang dilakukan Dave adalah dengan menambahkan beberapa not. Ia tetap menggunakan nada dasar lagu-lagu tersebut. Penambahan not disesuaikan dengan karakter smooth jazz sehingga hanya dilakukan di beberapa bagian saja. Meskipun begitu, Dave berhasil memainkan lagu tersebut dengan baik tanpa mengurangi karakter lagu tersebut. Penonton pun menjadi riuh pada konser itu.

Malam itu, Dave memainkan lagu bertemakan cinta yang dibungkus dengan gaya smooth jazz. Lagu tersebut dibawakan secara smooth jazz sehingga menambah kesan kuat tema cinta. Pada lagu “Together Again.” Kesan kuat tesebut terlihat dari nada-nadanya yang meliuk-liuk naik-turun. Nada tersebut seakan mewakili dinamika perasaan seseorang terhadap pasangannya. Nada naik melambangkan keindahan cinta, sedangkan nada turun melambangkan kepahitan cinta.

Perasaan cinta tidak hanya diwakili oleh nada yang meliuk-likuk. Nada-nada upbeat menggambarkan hubungan yang tidak selalu indah. Misalnya lagu “Keliru” yang menggambarkan kepahitan cinta. Nada up beat juga terdapat pada lagu The Beatles berjudul “All You Need is Love.” Melalui lagi itu, Dave menyampaikan bahwa cinta membutuhkan pengorbanan.

Malam itu, turut hadir pula musisi smooth jazz kenamaan lain, yaitu Michael Paulo. Paulo memiliki karakter smooth jazz yang berbeda dengan Dave Koz. Ciri khasnya adalah permainan nada-nada upbeat. Dave lebih senang memainkan nada-nada yang meliuk-liuk pada reff. Sedangkan Paulo lebih senang memainkan nada-nada upbeat pada bagian non-reff. Saksofonis asal Wahiawa, Hawaii, ini juga melakukan gubahan-gubahan lagu secara upbeat. Contohnya, pada lagu James Brown berjudul “I Feel Good”. Pada lagu itu, Dave memainkan lagu itu secara upbeat.

Permainan smooth jazz Dave Koz malam itu diiringi bandnya. Mereka adalah Adam Hawley (gitar), Tracy Carter (keyboard), Nathaniel Kearney Jr (bass), dan David Hooper (drum). Mereka yang turut menciptakan lagu-lagu untuk Dave mempengaruhi karir Dave dalam musik. Selain itu, gaya musik Dave juga dipengaruhi oleh awal karirnya pada 1990 di Amerika. Ia sempat bergabung dengan band-band jazz Amerika, seperti Band Bobby Caldwell. Bobby Caldwell membantu Dave dalam mengembangkan keahliannya dalam bermusik jazz.

Permainan saksofonnya yang mengalun membuat perasaan teduh. Hal ini terlihat dari raut muka penonton yang tenang. Mereka yang bukan merupakan penikmat jazz juga dapat menikmati jazz malam itu. Gigih Ramadhani, salah satu penonton, mengaku puas dengan penampilan Dave Koz malam itu. Mulai dari caranya memainkan saksofon, menguasai panggung, menyapa penonton, semuanya sempurna. “Berkali-kali saya menonton konser, tetapi konser kali inilah yang terbaik,” ujarnya.

Selain kepiawaiannya dalam memainkan saksofon, sosok Dave Koz menambah keriuhan penonton karena aksi panggungnya yang memukau. Kolaborasi kedua musisi jazz dunia ini menambah riuh suasana GSP malam itu. Para penonton ikut bernyanyi di sela-sela permainan saksofonnya. Selain itu, mereka juga berteriak histeris di akhir lagu yang dibawakan Dave dalam konser tersebut.

Konser malam itu merupakan pembuka dari rangkaian acara peringatan LUSTRUM XII Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Peringatan ini menggabungkan konser Economics Jazz tahunan FEB UGM. Konser kali ini dimeriahkan pula musisi Jazz Indonesia, yaitu Dewa Budjana, Tohpati, dan Marcell. Mereka semua tampil sebelum Dave Koz. Hadir pula Choky Sitohang sebagai pembawa acara konser kali ini. [Abiyyu Fathin Derian]

cintadave kozeconomics jazzfebkonsermusikugm
2
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Awab Ajar Awam, Gunakan Daya dari Surya

Resistensi atas Trauma Korban Kekerasan ‘65

Belasut Puja-Puji Palsu Tubuh Perempuan dalam Kanvas

Pusparagam Perjuangan dalam Temukan Ruang Aman

Jalin Merapi Tak Pernah Ingkar Janji

Sastra untuk Semua lewat Sastra Suara

2 komentar

Ghulam achmad Mei 24, 2015 - 21:17

Oh sekarang balpress jadi media musik

Reply
jojon Mei 24, 2015 - 23:15

Melodi yang biasanya pelan dan lembut menjadi lebih meliuk-liuk. Nada di beberapa bait naik-turun. Biasanya, Donny, vokalis Ada Band, memainkan melodinya sedikit naik. Namun, Dave mengaransemen melodinya menjadi sedikit lebih turun.
Melalui permainan saksofonnya, Dave memainkan melodi itu dalam Economics Jazz, Sabtu (16/05)

beda melodi sama ritme apa ya? kok bingung

nada meliuk2? mirip dangdut?

Reply

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM