Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...
LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...
Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...
Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan...
Diskusi Di Balik Bendera Persatuan Ungkap Gerakan Antikolonial...
Mata Kekuasaan Mengintaimu
Wisnu Prasetya Utomo: Tantangan Pers Mahasiswa di Persimpangan...
Episode-Episode Perjalanan: Episode 2 dan Episode…
Monika Eviandaru: Reorientasi Pers Mahasiswa Dalam Neoliberalisasi Perguruan...
Episode-Episode Perjalanan

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Kesederhanaan dalam Sikap Hidup Damardjati

Februari 20, 2014
©Lintang.bal

©Lintang.bal

“Tidak banyak yang tahu beliau adalah seorang keturunan ningrat,” ungkap Drs. Mustofa Anshori Lidinillah, M. Hum, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan Sumber Daya Manusia Fakultas Filsafat UGM. Mustofa mengungkapkan pernyataan tersebut saat mengenang Guru Besar Fakultas Filsafat UGM, Prof. Dr. Damardjati Supadjar yang meninggal dunia pada Senin (17/02). Ia kemudian menceritakan kisah almarhum yang selalu mengajarkan bahwa keturunan ningrat tak sepatutnya berkaitan dengan status sosial yang ditinggikan. Pandangannya itu berlawanan dengan sikap kebanyakan keturunan ningrat yang menuntut rasa hormat dari masyarakat. “Kesederhanaan, sikap rendah hati, kasih sayang dan keteguhan beliau akan selalu menjadi inspirasi kami,” ungkapnya dalam Upacara Penghormatan Terakhir Damardjati Supadjar, Selasa (18/02) di Balairung UGM.

Kesederhanaan dalam bersikap bukan satu-satunya alasan yang membuat rekan-rekan kerja Damardjati mengagumi sosok guru besar itu. Menurut GBPH Prabukusumo, sikap almarhum yang tulus dan berkata apa adanya membuat pendiri Pusat Studi Pancasila (PSP) itu berbeda dari kebanyakan orang. “Sebagian besar orang ya menyimpan dalam hati kalau tidak senang. Mereka hanya mengatakan yang baik saja,” tambahnya. Prabukusumo menilai sikap terbuka yang tak takut mengkritik dan dikritik membuat almarhum Damardjati menjadi seorang pemimpin yang unggul. “Kritik itu sangat penting bagi pengembangan diri pemimpin,” jelas Prabukusumo.

Kepemimpinan Damardjati terlihat saat ia, bersama beberapa rekannya, mendirikan PSP pada 1996. Selain itu, peran kepemimpinannya juga terlihat saat ia menjabat sebagai mantan Ketua Senat Filsafat UGM. Karena pengabdiannya tersebut, Damardjati pun menerima penghargaan Satya Lencana dari Presiden Republik Indonesia. Emha Ainun Nadjib, yang turut hadir dalam upacara, menilai bahwa pencapaian-pencapaian Damardjati  merupakan hasil dari cara berpikir tajam. “Ia bisa melihat sesuatu yang terlewat oleh orang lain,” ungkapnya.

Sependapat dengan Emha, Prof. Dr. Pratikno, Rektor UGM, menganggap ketajaman berpikir almarhum kelahiran 30 Maret 1940 tersebut berkaitan dengan kesederhanaan dan kekhasan pribadi Damardjati. Ia kemudian mencontohkan dengan kebiasaan almarhum yang senang mengendarai mobil tua. Kesederhanaan tersebut membuat Damardjati mampu melihat permasalahan dengan sudut pandang lebih luas. “Sikap beliau mengingatkan kita bahwa kesederhanaan juga merupakan salah satu pilar kejernihan berpikir,” pungkasnya. [Lintang Cahyaningsih]

 

balairungCak Nundamardjati supadjardoafilsafatguru besarmeninggalpenghormatan terakhirugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...

LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...

Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan...

Diskusi Di Balik Bendera Persatuan Ungkap Gerakan Antikolonial...

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi Arah

    November 12, 2025
  • LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di Surakarta

    November 10, 2025
  • Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik Perlawanan Warga Maba Sangaji

    November 4, 2025
  • Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan Dehumanisasi

    November 2, 2025
  • Diskusi Di Balik Bendera Persatuan Ungkap Gerakan Antikolonial Perhimpunan Indonesia

    Oktober 28, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM