Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!
Polisi Tidur
Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil
Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas
Demonstrasi di Mapolda DIY, Gas Air Mata Penuhi...
Jerit Masyarakat Adat Papua dalam Jerat Kerja Paksa...
Konservasi yang Tak Manusiawi
Anggaran Serampangan
Diskusi Serikat Pekerja Kampus, Soroti Ketidakjelasan Proses Etik...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARLAPORAN UTAMA

Fingerprint: Solusi Presensi Minim Sosialisasi

Februari 16, 2012

auo_fingerprint

Mulai awal perkuliahan semester genap tahun ajaran (TA) 2011/2012, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) akan menggunakan sistem fingerprint dalam menghitung presensi mahasiswa. Seminggu sebelum awal masuk perkuliahan, mahasiswa diberi waktu untuk mendaftarkan sidik jarinya, yaitu sejak tanggal 13 hingga 17 Febuari 2012.

Menurut Dr.Phil.Hermin Indah Wahyuni,S.IP.,M.Si, wakil dekan bidang akademik,  Fisipol telah menerapkan panduan akademik tentang presensi mahasiswa sejak 2009. Panduan tersebut mencantumkan bahwa untuk mengikuti ujian, mahasiswa harus hadir minimal 75% dari total pertemuan. Selama ini, peraturan tersebut belum tercapai secara maksimal.

Maraknya pemalsuan tanda tangan mahasiswa pada presensi menjadi  penyebabnya.Ditambah lagi adanya perbedaan pandangan antar dosen tentang penerapan minimum 75% kehadiran. Selain itu, penghitungan absen secara manual yang dilakukan sering menimbulkan kesalahan yang membuatnya tidak akurat. Pengadaan fingerprint dimaksudkan sebagai solusi meningkatkan akurasi data presensi tersebut. “Terobosan teknologi ditujukan untuk efisiensi dan menjamin mutu penyelenggaraan proses pendidikan yang lebih akuntabel,” ujar Hermin.

Penerapan teknologi baru ini diharapkan dapat mereduksi permasalahan presensi yang sering muncul. Presensi yang dilakukan di awal dan akhir perkuliahan juga mampu merekam durasi perkuliahan.“Meskipun bukan penyembuh segalanya, tapi setidaknya fingerprint bisa mengurangi masalah di akhir semester,” ungkapnya.

Ada beberapa tanggapan di kalangan mahasiswa menyikapi penggunaan teknologi fingerprint ini. Sulpa Saleh, mahasiswa Jurusan Politik dan Pemerintahan (JPP) 2011 menyatakan akan mengikuti kebijakan dari fakultas asalkan tujuannya memang baik. Setali tiga uang, Dzikri Asykarullah, mahasiswa Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan(PSDK) 2010 juga mengungkapkan dukungannya. “Bisa dibilang ini sebuah kemajuan dengan tujuan yang baik untuk meminimalisir ketidakjujuran mahasiswa” ujar Dzikri.

Di sisi lain,Mohammad Zaki Arrobi, mahasiswa Sosiologi 2010 mengungkapkan kritiknya atas kebijakan baru ini. Ia mengeluhkan sosialisasi yang buruk dari pihak dekanat. Menurutnya, sosialisasi hanya sebatas pemberitahuan di Facebook, tidak melibatkan partisipasi mahasiswaterlebih dahulu. “Keluarga Mahasiswa Sosiologi(KMS) tidak pernah dilibatkan dalam proses sosialisasi apapun bentuknya oleh dekanat, saya kira HMJ lain juga demikian,” ujar ketua Keluarga Mahasiswa Sosiologi tersebut.

Selain tidak ada sosialisasi resmi yang jelas dan intensif, waktu input data saat liburan juga merugikan mahasiswa yang masih diluar kota.“Terus terang sangat banyak keluhan dari teman-teman mahasiswa terkait sosialisasi kebijakan ini,” ujarnya lagi.

Hermin sendiri mengakui, pro-kontra pasti akan ada di awal pelaksanaan sistem ini.  Oleh sebab itu, pada seminggu pertama nantinya absen akan dilakukan secara manual dan fingerprint sekaligus sebagai proses transisi. “Ya nanti kita lihat  sajalah bagaimana keributannya,” tuturnya. Mulai semester depan Fisipol akan mulai menjalankan sistem baru ini. “Namun pertanyaannya, apakah Fisipol sudah benar-benar siap?” tutup Ristifah, mahasiswa PSDK 2011, mengakhiri pembicaraan. [Shiane Anita Syarif, Hamzah Zhafiri Dicky, M. Faisol Amir, M. Ageng Yudhapratama R.]

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Warga Pesisir Semarang dalam Getir Tata Kelola Air

Kelakar UGM, KKN Tak Boleh Kelar

Sendat Tetes Air Wadas dalam Jerat Tambang

Petani Pundenrejo dalam Belenggu “Hama” PT LPI

Setengah Mati Orang-Orang Bantaran Rel Kereta Api

Kicau Riuh Kampus Hijau UGM

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan Massa

    September 15, 2025
  • Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!

    September 9, 2025
  • Polisi Tidur

    September 6, 2025
  • Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

    September 5, 2025
  • Partisipasi Publik Makin Terbatas, Ruang Sipil Kena Imbas

    September 3, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM