Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...
Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi
Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung
Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...
Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi
Ruang-Ruang Untuk Kami dan Puisi-Puisi Lainnya
Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah
BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!
Polisi Tidur

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Aksi Solidaritas Menuntut Keadilan dan Mengecam Kriminalisasi Aktivis Prodemokrasi Papua

Desember 19, 2019

©️Erika/Bal

Pada Senin (16-12) sejumlah massa aksi yang tergabung dalam Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional berkumpul di Monumen Tugu Yogyakarta pukul 14.00 WIB menyuarakan aspirasi mereka. Aksi Bebaskan Tahanan Politik (BebaskanTapol) ini merupakan runtutan aksi sebelumnya yang telah dilakukan empat kali sejak proses praperadilan enam aktivis prodemokrasi tersangka makar pengibaran bendera Bintang Kejora dalam Aksi Mahasiswa Papua 28 Oktober 2019 lalu di seberang Istana Merdeka dan di depan Markas Besar TNI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Aksi dengan tajuk #BebaskanTapol ini diadakan bertepatan dengan sidang perdana dugaan makar enam orang aktivis Front Rakyat Indonesia untuk West Papua di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Penahanan enam orang aktivis, menurut Randi selaku Humas Aksi, merupakan respons dari aksi antirasisme yang terjadi di Surabaya yang telah merambat ke berbagai daerah bahkan sampai Papua itu sendiri. “Aksi tersebut direspons dengan menangkap 84 aktivis Papua yang dikenai pasal makar dan enam di antaranya berada di Jakarta,” jelas Randi. Enam di antaranya yaitu Ariana Lokbere, Isay Wenda, Dano Tabuni, Charles Kossay, Ambrosius Mulait, dan Surya Anta. Mereka menuntut adanya keadilan untuk para aktivis Papua prodemokrasi. “Penangkapan para aktivis merupakan bentuk ketidakdemokratisan pemerintah,” tegas salah satu orator.

Massa aksi menuntut keadilan para aktivis Papua prodemokrasi yang menjadi  tahanan politik. “Penangkapan aktivis merupakan suatu bentuk kecacatan hukum Indonesia,” ujar salah satu orator. Menurut Publikasi Pembebasan Kolektif Yogyakarta, pada 16 Desember 2019 Indonesia telah meratifikasi International Covenant on Civil and Political Rights, yang mana salah satu isi dari konvensi itu adalah kebebasan berpendapat, mereka menilai tuduhan makar yang dilayangkan kepada aktivis prodemokrasi tidak sesuai dengan peraturan tersebut. Mereka juga menilai bahwa aksi yang dilakukan oleh para aktivis Papua prodemokrasi ini tidak dapat dijerat dengan pasal makar. “Pasal makar sendiri merupakan pasal yang digunakan kolonial Belanda untuk membungkam segala pergerakan pemuda saat itu,”  tambah salah satu orator dalam orasinya.

Penyampaian orasi dilakukan secara bergantian oleh massa aksi. Aksi kali ini juga diwarnai dengan pembacaan puisi “Kasihan Bangsa” karya Kahlil Gibran oleh salah satu massa aksi. Menurutnya, puisi itu menggambarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini. “Selain untuk mengecam tindakan kriminalisasi aktivis Papua prodemokrasi, aksi ini bertujuan untuk mengampanyekan kepada masyarakat Indonesia, khususnya Yogyakarta, bahwa demokrasi kita mengalami penurunan,” jelas Randi.

Pada pukul 15.00 WIB, sebelum mengakhiri aksinya, massa aksi kembali menegaskan pernyataan sikap dan tuntutannya. Pertama, memberikan keadilan terhadap 84 tahanan aktivis politik Papua. Kedua, mengusut dan mengadili pelaku ujaran diskriminasi rasial terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Ketiga, menghentikan kriminalisasi aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang mengadvokasi HAM di tanah Papua. Keempat, Dewan Perwakilan Rakyat RI harus mencabut pasal-pasal makar karena rentan disalahgunakan untuk membungkam kritik dan kebebasan berekspresi. Kelima, membuka akses jurnalis nasional dan internasional selebar-lebarnya di Papua, pemerintah harus bertanggung jawab atas 5000 pengungsi Nduga dan 139 yang tewas diantaranya. Keenam, memberikan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat West Papua. Melaui tuntutan-tuntutan tersebut, mereka mengharapkan adanya  keadilan dan mengecam kriminalisasi terhadap para aktivis prodemokrasi Papua.

Penulis: Salwa Azzahra Fadilah
Penyunting: Deatry Kharisma Karim 

demonstrasikriminalisasi aktivisPapua
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...

Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah

BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...

Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di Magelang

    Oktober 12, 2025
  • Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi

    Oktober 12, 2025
  • Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung

    Oktober 8, 2025
  • Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas Nusakambangan

    September 30, 2025
  • Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

    September 30, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM