Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan
Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...
Jurnalis Perempuan Selalu Rasakan Ketimpangan dan Kekerasan
Zine Media Perlawanan Alternatif Perempuan di Tengah Perayaan...
Proyek Kapitalisasi Kegilaan
Kelakar UGM, KKN Tak Boleh Kelar

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KONTRIBUSIPRODUKSASTRA

Puisi-puisi Andre Wijaya

Mei 9, 2019

©Axel/Bal

Amsal Ken Angrok

pelesat anak panah
menikam dada
getah
di mulutnya

dari Kakawin
Ken Endok
betis perut padi
diperkosa
Dewa Brahma

oh aku tak tahu Ken Endok
melahirkan anak
yang kasar tangan

di kaki belalangnya
mengalir air ketuban
pecah rahimnya

oh Ken Endok
apakah kau ingin menangis?
aku saja ingin menggunting
tali pusar anakmu
yang tak lepas itu

ia Ken Angrok
Ken Angrok cucu Adam
gelinang sabar
kau peram
tapi kau tinggalkan
bersama semak belukar

Ken Endok
sebenarnya kaulah
anak panah itu
melesat, menikam
dadamu sendiri
kesalahan itu tertanam
di jantungmu

dari dadamu
kau cabut anak panah
sobek daging
tak izinkan
kau mati

Ken Endok
dagingmu tumbuh kembali
darah tak berpejam
Ken Angrok
melolosi umur
menyimpan
lingkar lubang
di bawah pusarmu

Yogyakarta, 2018

 

Amsal Putri Hijau

kudengar tembakan
selengkung telinga ini
amarah adik
desing peluru
meniup angin

dalam hijau bulan
kecantikanku
menggetarkan
dada Sultan

tapi, cintanya
menuliskan
peperangan
seekor naga
dan buntung
meriam

kuturuti mau kakak
agar harga diri istana
selalu sentosa

ketika kapal
di ujung Jambo Aye
kumohon Sultan
adakan upacara

kupinta peti
berkarung beras
beribu telur

Sultan,
kupersilakan kau
memasukkanku
permaisuri
ke dalam peti

tetapi, ribut angin
menggusarkan
lamunan
ganas gelombang
saudara-saudaraku
yang menentang

kakak, tolonglah aku!

seekor ular besar
menenggelamkan
hijau bulan

Sultan,
panjang nafsumu
takkan masuk
ke basah guaku

 seluruh genggam
takkan memetik
buah dadaku

kau tahu,
ular itu telah berpesan
ke Meriam Buntung
yang menjaga istana

tak masalah
membawaku
karena lain bulan
kan menghijaukan
rumah-rumah

Yogyakarta, 2018

 

Pernikahan Hujan

di tanah Karo ini
Biring Manggis
semerdu kenangan
melagukan
siul burung
bagi rimbun
pohon

di kaki Gunung Sinabung
kau pernah memelukku
panjang ingatan
hutan-hutan
menerbangkan
apapun

aku tahu ibumu
pemetik buah
markisa

aku tahu ayahmu
mengguit ladang
dan sawah

sedang kau
tak pernah pulang
dari jauh rantau

dalam mendung cuaca
masam mukaku
ditabur
tepung bedak

hari ini,
aku akan
bersumpah hati
bersumpah janji
menjadi satu suci

bersih putih tudung
kasih dan
perasaan
pernikahan

sebuah prosesi
syariat Islam
dan wangi tradisi
suku Karo

tapi sebuah surat
menggetarkan bibir
kau berlayar
tak akan datang

lalu
seseorang tiba
membagi kabar
ada kapal tenggelam
di laut dalam

maka langit
menggerimiskan
pernikahan
menjadi hujan

Yogyakarta, 2018

Andre Wijaya

Lahir di Binjai, Sumatra Utara, 26 Oktober 1997. Senang menulis puisi dan sedang menempuh Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Gadjah Mada.

2
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Rumah Api

Jejak Tan dan Puisi-Puisi Lainnya

Kota Kata

Cita-Cita Karima

Surat Pengadilan

Repih dan Puisi-Puisi Lainnya

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

    Mei 4, 2025
  • Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau

    Mei 4, 2025
  • Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender dalam Sejarah Indonesia

    Mei 3, 2025
  • Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

    April 30, 2025
  • SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

    April 28, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM