Terlihat pemandangan yang berbeda di Jalan Notonagoro dan Jalan Olahraga pada Minggu pagi (2/2). Lokasi yang setiap minggu ramai dipadati Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pembeli itu berubah sepi. Rupanya Pasar Sunday Morning (Sunmor) telah direlokasi ke Jalan Lingkar Timur UGM. Di sana, ratusan PKLdan pembeli menyesaki jalan selebar enam meter itu. Fenomena tersebut merupakan dampak dari pembangunan embung UGM.
Embung merupakan kolam penampungan air yang dibangun di sekitar Jalan Notonegoro, UGM. Sudarmoko, Direktur Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset (DPPA)UGM, berkata, âPembangunan yang dilakukan sejak 2013 ini merupakan inisiatif UGM untuk menjadi pelopor lingkungan bersih.â Tujuan dibangunnya embung tersebut adalah menanggulangi banjir di daerah Sagan akibat luapan sungai-sungai sekitarnya. Ia menambahkan, âSebenarnya sudah dibangun sumur-sumur resapan di wilayah itu, tetapi banjir belum mampu ditanggulangi.â
Sudarmoko menerangkan, embung bekerja dengan cara membuka dan menutup pintu air. Luapan air dari sungai akan ditampung di embung selama satu hingga dua jam. Lalu perlahan air akan dilepas sesuai debit yang ditentukan ke sungai-sungai sekitarnya. âDengan sistem kerja itu, diharapkan embung dapat mencegah banjir di daerah Sagan dan sekitarnya,â tambahnya.
Berdasarkan penuturan Dosen Fakultas Teknik itu, terdapat rencana memperluas embung menjadi Wisdom Park. Ia menjelaskan, âWisdom Park adalah ruang terbuka umum yang akan digunakan untuk olahraga dan konservasi lahan.â Selain itu akan dilengkapi dengantaman, jogging track, sistem air yang bisa langsung diminum dan outdoor gym. Terdapat pula rencana menanami Wisdom Park dengan berbagai pohon untuk kepentingan pendidikan dan penelitian. Sesuai penjelasan Sudarmoko, Wisdom Park merupakan perwujudan dari program Ruang Terbuka Hijau yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.Nantinya, lokasi yang akan digunakan untuk proyek ini meliputi kawasan embung dan Lembah UGM.
Dalam pembangunannya, Sudarmoko menuturkan, âUGM tidak bisa membangun embung sendiri karena keterbatasan biaya dan tenaga.âMaka dari itu, UGM bekerja sama denganBalai Besar Wilayah Sungai (BBWS)Serayu-Opak yang bernaung di bawah Kementerian Pekerjaan Umum (PU). âUntuk membangun embung dan Wisdom Park, kami memperoleh dana dua setengah milyar dari sisa-sisa APBN,â ujar Sudarmoko. Selain itu PU juga akan membantu dana sebesar dua puluh milyar.
Sementara itu, PU dan BBWS memiliki tugas masing-masing dalam pembangunan embung UGM.âBBWS memfasilitasi pembangunan embung di UGM. Sedangkan taman dan lahan konservasi dibangun oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Penataan Ruangdari PU,â jelas Rusdiansyah, Ketua BBWS Serayu-Opak. Ia menambahkan, pembangunan sarana-sarana tersebut diteruskan tahun ini sementara pembangunan embung di UGM sudah selesai.
âSelain di UGM, embung akan dibangun di beberapa titik Kota Yogyakarta,âkata Rusdiansyah. Ia menambahkan, rencananya akan dibangun dua sampai tiga embung lagi, salah satunya di Kecamatan Gondokusuman. Sementara untuk lokasi lainnya belum ditentukan.âAliran air dari embung-embung ituakan menjadi satu dan menuju selatan sampai Kali Mambu di daerah Giwangan,â terangnya.
Pembangunan embung yang merupakan bagian dari Wisdom Park tersebut tidak lepas dari konsekuensi. Salah satunya adalah relokasi Sunmor karena lokasinya hendak digunakan untuk Wisdom Park. Maka, sejak Januari 2014 Sunmor dipindah ke Jalan Lingkar Timur UGM. Mulyadi, salah satu PKL Sunmor mengeluhkan relokasi tersebut, âTempat baru ini lebihsepi dan lebihsedikituntungnya.â Di samping itu, UGM tidak memberi biaya kompensasi pada PKL. Sebab kerja sama antara UGM dan PKL Sunmor didasarkan pada kontrak, sehingga UGM tidak berkewajiban memberi kompensasi.
Mulyadi menambahkan,sempitnya lokasi Sunmor sekarang membuat sekian banyak PKL belum mendapat tempat berdagang, termasuk dirinya. Lebar lokasi Sunmor sekarang hanya enam meter, sedangkan lebar lokasi yang dulu dua belas meter. Menyadari hal tersebut, Sudarmoko menyampaikan rencana, âTahun ini UGM akan memperluas Jalan Lingkar Timur menjadi empat belas meter.â
Relokasi akibat pembangunan embung ÂÂÂtidak hanya dilakukan pada Sunmor. Untuk pembangunan embung di Kecamatan Gondokusuman, beberapa gedung akan direlokasi. Diantaranya adalah SD Langensari dan Gedung Pramuka. Sejak 2010 pemerintah sudah memberi mereka sosialisasi tentang pembangunan embung. Namun menurut penuturan Shofiyatun, Kepala SD Langensari, pembangunan embung tidak diungkit-ungkit lagi sampai tahun 2012.Setelah itu pun wacana tersebut tidak banyak disosialisasikan. âBelum ada kejelasan kapan embung akan dibangun, serta apakah embung  jadi dibangun atau tidak,â tambahnya.
Shofiyatun berkata akan mengikuti prosedur dengan patuh apabila SD Langensari direlokasi. âKami dijanjikan kompensasi bergabung dengan SD Bhayangkara,âjelasnya. Ia menambahkan, SD Bhayangkara akan diperluas oleh Pemerintah Kota Yogyakarta apabila gedungnya tidak cukup menampung siswa dari kedua sekolah.
Senada dengan Shofiyatun, Novianda, anggota sekretariat Gedung Pramuka mengaku tidak tahu mengenai kejelasan relokasi. âSaya tidak mengurus masalah itu, sehingga tidak tahu pasti kapan pembangunannya,â terangNovianda. Wanita itu menambahkan, ia hanya mendapat informasi dari perwakilan Gedung Pramuka yang mengikuti rapat sosialisasi.
Novianda menuturkan tidak keberatan apabila terjadi relokasi karena ada janji kompensasi berupa perpindahan gedung. âAwalnya Gedung Pramuka akan dipindah ke belakang asrama Dharmaputra, dekat Stadion Mandala Krida. Tapi kami tidak setuju karena tempatnya tidak layak,â jelasnya. Ia menambahkan, mereka mengusulkan lokasi lain yaitu di Jalan Solo, Yogyakarta,bertempat di depan Hotel Ristam. Namun hingga kini belum ada persetujuan dari pemerintah mengenai usulan tersebut.
Berdasarkan penuturan Shofiyatun, relokasi SD Langensari dan Gedung Pramuka masih menunggu keputusan sultan selaku pemilik tanah di lokasi tersebut. Bangunan-bangunan yang berdiri diatas tanah milik sultanadalah SD Langensari, Gedung Pramuka, Radio Orari dan Gedung Keluarga. âTanah sultan kan hanya boleh dipergunakan untuk pendidikan,â pungkasnya. [Budi Triwibowo Yuli Widhiyanto, Ratu Pandan Wangi, Surohman Nowianto]
Â
3 komentar
[…] dialog tersebut, pihak UGM menjelaskan alasan relokasi, salah satunya adalah pembangunan embung. (Lihat Bangun Embung, UGM Lakukan Relokasi) Saat itu, pihak pedagang menolak alasan tersebut, karena mereka berjualan di Sunmor hanya 6 jam […]
sayang kemarin blm slesai 100 petsen joging trek ugm udah berhenti projek nya
Iya pak sayang sekali kemarin pt relis nya udah kna pinalti jd terhenti kemarin jg ikut kerja di situ mau benahin lapangan tenis nya sempat terhenti