Pagi itu (4/12) beberapa sepeda motor tampak tertata rapi di parkir Lembah bagian utara. Parkir yang dapat menampung ratusan sepeda motor tersebut hanya terisi dua baris sepeda motor. Kondisi sepi seperti ini selalu tampak setiap hari di kantong parkir Lembah bagian utara. Harnantoko, petugas yang biasa menjaga kantong parkir di Lembah bagian utara mengatakan, “Ya memang seperti ini, paling penuh sekitar 10 hari yang lalu.“
Berbeda dengan kondisi parkir di Lembah, parkir di fakultas tampak sebaliknya. Tempat parkir di fakultas tampak padat tiap harinya. Contohnya, di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL). Anang S. selaku petugas keamanan di sana mengiyakan terkait padatnya kendaraan yang parkir di FISIPOL. “Pada jam-jam tertentu tempat parkir di sini padat, terutama pada Senin sampai Rabu pukul dua siang hingga tiga sore,” jelasnya. Ia menambahkan, jika kapasitas sudah mulai tidak mencukupi kendaraan akan dialihkan ke kantong parkir di sekitar Lembah.
Hal yang sama juga terjadi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Mahasiswa serta petugas keamanan FMIPA mengeluhkan sempitnya lahan parkir. ”Ukurannya terlalu nge-pas, jadi susah untuk keluar masuk. Terlebih jika siang hari,” keluh Dwi Prasetyo salah satu mahasiswa FMIPA. Seorang petugas parkir di FMIPA menambahkan, kondisi parkir di FMIPA diperparah dengan kurangnya kesadaran mahasiswa untuk memarkirkan kendaraannya dengan rapi. “Bahkan beberapa mahasiswa tidak mau diatur parkirnya,” jelasnya.
Tidak hanya di FMIPA, permasalahan tentang sempitnya lahan parkir juga dialami oleh Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Mahasiswa mengeluhkan ukuran lahan parkir yang kurang mencukupi. Ditambah beberapa mahasiswa parkir sembarangan. “Hal ini menyebabkan jalan di tempat parkir semakin sulit dilalui” ujar Bhakti Dian Lestari, mahasiswa Sastra Inggris ’13.
Terkait padatnya parkir di fakultas, Ir. Sudarmoko, M.Sc selaku Direktur Direktorat Pengelolaan dan Pengembangan Aset (DPPA) pun berkomentar. Ia mengaku, untuk mengatasi masalah parkir fakultas tersebut, pihaknya telah melakukan pembangunan kantong parkir semenjak 2010. Kantong parkir ini dibangun berdasarkan kelompok fakultas. Beberapa kantong parkir yang telah dibangun salah satunya di Lembah untuk mahasiswa kelompok fakultas sosio-humaniora, agro dan umum. Sementara itu, untuk kantong parkir kelompok fakultas Sains dan sekitar Gedung Pusat Pelatihan Bahasa disediakan di sekitar Jalan Teknika. “Selanjutnya kantong parkir akan didirikan di sekitar fakultas biologi, kesehatan, kedokteran umum dan farmasi,” ujarnya.
Akan tetapi, rencana pembangunan kantong parkir untuk kelompok fakultas sains di Jalan Taman Biologi mendapat beragam reaksi dari berbagai pihak. Banyak mahasiswa yang tidak menyetujui kebijakan pembangunan kantong parkir di jalan tersebut. Pasalnya, jalan tersebut biasa digunakan sebagai tempat praktikum oleh mahasiswa Fakultas Biologi, Kehutanan, dan Geografi. “Jalan Taman Biologi biasanya digunakan oleh mahasiswa untuk praktikum, kalau dibangun kantong parkir, pasti akan mengganggu,” ujar Dwi Dhini Oktaviani, mahasiswi Biologi ’12. Emi Listiati, mahasiswi Biologi ’12 pun mengatakan hal yang senada. “Sayang, soalnya biasa dipakai untuk rapat antar mahasiswa juga,” jelasnya.
Berbeda dengan para mahasiswa, salah satu dosen Fakultas Biologi, Drs. Sutikno, S.U. justru menyetujui kebijakan pembangunan kantong parkir di Jalan Taman Biologi. Menurutnya, tidak masalah jika di bangun kantong parkir karena dengan begitu fakultas tidak perlu membayar petugas kebersihan di sana. “Jika jadi di bangun kantong parkir, mengenai pendanaan sudah menjadi kewenangan universitas bukan fakultas lagi” terangnya.
Senada dengan Drs. Sutikno,S.U, Kepala Bagian Administrasi Fakultas Biologi, Drs. Heribertus Wiyono juga menyetujui kebijakan pembangunan kantong parkir di Jalan Taman Biologi. ”Ini kan wewenang universitas, kebijakannya seperti apa, kita mengikuti,” tuturnya. Meski demikian, ia menambahkan, pihak Fakultas Biologi tetap berhak memberi sanggahan dan saran agar ditinjau ulang terkait keputusan pembangunan tersebut.
Kendati Wiyono menyetujui kebijakan tersebut, ia sendiri masih meragukan keefektifan kantong parkir yang akan dibangun di Jalan Taman Biologi. Pasalnya, jika nantinya tidak digunakan secara maksimal, hal tersebut akan merugikan mahasiswa, terutama mahasiswa yang sering menggunakan tempat tersebut untuk kegiatan praktikum. “Disamping itu, apabila kantong parkir tidak efektif akan membuat dana yang digunakan sia-sia,” paparnya.
Selain itu, Wiyono juga mempertanyakan efektivitas kantong parkir yang akan dibangun di Jalan Taman Biologi. Beliau khawatir jika pembangunan kantong parkir di jalan tersebut akan mengalami nasib yang sama seperti kantong parkir di Lembah. Beliau menganalogikan, ”Ketika mahasiswa dari Fakultas Peternakan harus parkir di Lembah, apakah itu efektif?” [Budi triwibowo Yuli Widhiyanto, Dian Pramitasari, Surohman Nowianto, Arief Yunahar Ilyaz, Shohieb Ahmad Nasruddin]