Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Warga Pesisir Semarang dalam Getir Tata Kelola Air
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Aksi Rakyat Menggugat Tolak Wacana Kenaikan PPN

April 23, 2022

©Alika/Bal

“Negara seharusnya tidak merampas subsidi rakyat!” ujar Ragnar Lodbrok, salah satu Koordinator Lapangan aksi pada Kamis (21-04). Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) memenuhi dan memblokade jalan di sekitaran Tugu Pal Putih. Aksi yang diawali dengan longmars ini merupakan respons keresahan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap memihak kepentingan oligarki, salah satunya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Rangkaian aksi sempat menyebabkan kemacetan karena polisi yang ada di lapangan enggan mengatur arus lalu lintas. 

Keresahan mengenai wacana kenaikan PPN ditunjukkan oleh Humas ARB, yang menyebut bahwa kenaikan PPN pada masa pandemi ini tidaklah tepat. Walaupun hanya berlaku pada barang-barang tertentu, menurut Humas ARB, kenaikan PPN tetap memengaruhi harga barang lain, terutama sembako. “Apalagi, kondisi perekonomian masyarakat hari ini yang sudah menghadapi permasalahan harga bahan pangan dan BBM yang naik,“ imbuhnya.

Munculnya wacana kenaikan PPN yang tidak sejalan dengan kenyataan situasi perekonomian masyarakat, menurut Humas ARB, merupakan buah dari asumsi yang keliru dari pemerintah. Asumsi ini menilai kondisi perekonomian masyarakat sekarang yang sudah normal selayaknya sebelum pandemi Covid-19. “Padahal, pandemi membuat penurunan yang signifikan pada perekonomian  masyarakat”, tambah Humas ARB.

Senada dengan wacana kenaikan PPN, Humas ARB menganggap bahwa langkah pemerintah yang ingin menurunkan persentase Pajak Penghasilan (PPh) merupakan langkah regresif. Langkah tersebut regresif karena PPh merupakan pajak yang dikenakan kepada masyarakat kelas atas. Oleh karenanya, Humas ARB memandang bahwa PPh seharusnya dinaikan ketimbang harus menaikkan PPN yang akan berdampak bagi masyarakat miskin. “Kalau dalih kenaikan PPN itu untuk mendukung ekonomi negara, maka PPh yang lebih pantas untuk dinaikkan,” ungkapnya.

Sejalan dengan Humas ARB, Ragnar mengecam wacana kenaikan PPN ini dengan contoh realita yang ada di Yogyakarta. Ia berpendapat dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY yang masih di angka 1,8 juta tidak akan mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Dengan gaji UMP 1,8 juta rupiah dan pengeluaran per-hari 40 ribu rupiah saja sudah mencapai 1,5 juta rupiah, belum termasuk PPN dan pembelian kebutuhan lainnya,” ujarnya. Alih-alih menaikkan PPN, menurut Ragnar, negara seharusnya menghentikan Proyek Strategis Nasional (PSN) jika negara dalam keadaan krisis.

Upaya pemberian subsidi  Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk mengatasi kenaikan PPN yang  dijanjikan oleh pemerintah dianggap hanya tambal sulam oleh Ragnar. Ia menyatakan subsidi BLT yang hanya dibayarkan selama tiga bulan tidak akan cukup menggantikan kenaikan PPN. “Pemberian subsidi sama sekali tidak mengatasi masalah serta untuk membungkam suara masyarakat,” ujarnya.

Pandangan lain diberikan oleh Raka Ramadhan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Ia berpendapat kondisi perekonomian saat ini berhasil dibajak oleh oligarki ekonomi. Menurutnya, kebijakan yang dikeluarkan hanya untuk melanggengkan ekonomi politik dari oligarki itu sendiri. Raka menambahkan, kenaikan kebutuhan dasar masyarakat menimbulkan duka yang harus ditindak tegas oleh pemerintah karena merupakan permasalahan serius . “Dengan adanya tekanan publik, aspirasi yang keluar diharap mampu mengubah situasi politik dan kebijakan pemerintah,” ungkapnya.

Merespons kenaikan PPN, Becky, perwakilan dari Pusat  Perjuangan Mahasiswa, berharap pemerintah dapat memberikan ruang partisipasi kepada publik dalam menyusun kebijakan ekonomi. Menurutnya, yang tak kalah penting ialah masyarakat perlu melakukan perlawanan secara progresif agar pemerintah mendengar aspirasi yang disuarakan. “Tanpa kesadaran akan penindasan dan bersuara keras, pemerintah akan tetap acuh pada kita,” tegas Becky.

Massa yang terlibat dalam aksi kali ini terlihat tidak ada yang membawa bendera organisasinya masing-masing. Menurut Humas aksi ARB, semua elemen masyarakat bersatu untuk menyuarakan keresahan bersama. “Mahasiswa, buruh, dan masyarakat umum melebur bersama di dalam aksi ini,” ungkapnya.

Penulis: Ilham Maulana, Dhestia Arrizqi, dan Eleonora Astrid
Penyunting: Bangkit Adhi Wiguna
Fotografer: Alika Bettyno Sastro

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Warga Pesisir Semarang dalam Getir Tata Kelola Air

    Juni 30, 2025
  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM