Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Episode-Episode Perjalanan
SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...
Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi
Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung
Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...
Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi
Ruang-Ruang Untuk Kami dan Puisi-Puisi Lainnya
Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah
BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...
Sampai Kapanpun, Aparat Bukanlah Manusia!

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ALMAMATERKILASREDAKSI

Menilik Relevansi Pemerintahan Mahasiswa dan Gerakan Mahasiswa di UGM

November 8, 2021

Jumat (5-11), Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan diskusi daring dengan tajuk “Negara Mahasiswa = Gerakan Mahasiswa???”. Diskusi yang dimoderatori oleh Gita Rosani, mahasiswi FIB, ini diselenggarakan secara daring dengan menghadirkan tiga narasumber, yakni Luthfi Hamzah, alumnus Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM sekaligus BEM KM UGM 2011; Syahdan Husein, alumnus Sastra Indonesia UGM; dan Panji Mulkillah, alumnus Pascasarjana Hukum UGM. Diskusi ini mencoba menggali relevansi di balik polemik yang mulai berkembang di ranah mahasiswa, yaitu kehadiran negara mahasiswa di tengah gerakan mahasiswa.

Syahdan berpendapat bahwa gerakan mahasiswa dapat berjalan tanpa adanya pemerintahan mahasiswa. “Saya kira tentu saja bisa, sebab pemerintahan mahasiswa bisa dikatakan hanya sebatas lembaga yang mengantongi legitimasi dari pihak kampus,” ujar Syahdan. 

Lebih lanjut, Syahdan memberikan pandangan dengan menengok keadaan yang sebenarnya. “Dalam praktiknya, mahasiswa yang menyampaikan kritik terhadap struktur kekuasaan mengalami berbagai macam pergolakan,” terang Syahdan. Keadaan ini pada akhirnya membuat mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya melakukan pergerakan di luar dari pemerintahan mahasiswa ini sendiri.

Meskipun demikian, Syahdan memperjelas bahwa praktik gerakan mahasiswa tidak berseberangan dengan pemerintahan mahasiswa. Ia menerangkan bahwa sebenarnya keberadaan gerakan mahasiswa ini bukan sebagai antitesis dari pemerintahan mahasiswa. “Gerakan mahasiswa merupakan pengisi dari adanya kekosongan partisipasi terhadap isu yang berada di dalam lingkungan kampus atau isu di luar lingkungan kampus,” terang Syahdan.

Senada dengan Syahdan, Luthfi mengungkapkan bahwa gerakan mahasiswa dalam konteks pemerintahan mahasiswa tidak bisa menjadi satu-satunya identitas yang absolut dan mengkooptasi seluruh gerakan di UGM. “Di era sekarang, seseorang bisa membuat gerakan apapun,” lanjut Luthfi. Hal ini menjadi tantangan serta bahan evaluasi bagi kepengurusan BEM KM UGM terkait relevansi terhadap pemerintahan mahasiswa.

Menyambung Luthfi, Syahdan berpendapat bahwa BEM KM sebagai representasi dari pemerintahan mahasiswa dianggap meminimalisasi partisipasi mahasiswa. “Meminimalisasi partisipasi mahasiswa ini karena keberadaannya yang hanya menghadirkan isu yang itu-itu saja,” ujar Luthfi. Ia menambahkan bahwa aksi yang selama ini dilakukan BEM KM seperti memonopoli gerakan mahasiswa karena adanya aksi dalam aksi.

Kekecewaan terhadap pemerintahan mahasiswa diungkapkan Syahdan pada segala tindak keputusan dan corak sistem yang ada di UGM pada 2016/2017. Syahdan menceritakan bahwa BEM UGM dianggap sebagai representasi mahasiswa ketika aksi menolak naiknya Uang Kuliah Tunggal (UKT) kala itu. “Keadaan ini menjadi suatu klaim pengambilalihan aliansi dari berbagai fakultas dan jurusan yang terlibat dalam aksi”, tambah Syahdan.

Menurut Panji, pemerintahan mahasiswa hanyalah bentuk kepanjangan tangan dari rektorat. Hal ini dibuktikan ketika BEM KM mengundang Gatot Nurmantyo sebagai pembicara dalam Diskusi Nasional. Kehadirannya banyak ditentang mahasiswa karena Gatot Nurmantyo adalah tokoh yang bermanuver di dalam politik nasional. Syahdan mengatakan alasan pemilihan Gatot Nurmantyo merupakan arahan dari dosen. “Hal ini menunjukkan sistem BEM KM sendiri tidak merepresentasikan suara dari perwakilan yang mengakar,” tegas Syahdan.

Penulis: Marchelia Lintang Wardoyo, Muhammad Rafi Suryopambudi, Rizka Nur Hamidah (Magang)

Penyunting: Muhammad Alfimansyah

Fotografer: Alika Bettyno Sastro

5
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di...

Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas...

Program MBG Timbulkan Keracunan Massal, Ibu-Ibu Gelar Aksi

Diskusi Film DEMO(k)RAS(i) Ungkap Ketidakadilan Iklim oleh Pemerintah

BARA ADIL Lakukan Siaran Pers, Ungkap Catatan Penangkapan...

Solidaritas Warga Warnai Aksi Jogja Memanggil

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Episode-Episode Perjalanan

    Oktober 16, 2025
  • SANGKAR Ungkap Dugaan Salah Tangkap 14 Anak di Magelang

    Oktober 12, 2025
  • Didik Supriyanto: Kebangkitan Gerakan Mahasiswa Menuju Reformasi

    Oktober 12, 2025
  • Abdulhamid Dipopramono: Jejak dan Orientasi Awal BPPM Balairung

    Oktober 8, 2025
  • Perlawanan Warga Kampung Laut Atas Penggusuran Lahan Lapas Nusakambangan

    September 30, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM