Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Aksi Solidaritas untuk Mahasiswa MIPA yang Dicutikan

Desember 8, 2015
©Salsa.bal

©Salsa.bal

Ratusan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UGM melakukan aksi di depan gedung auditorium MIPA, Kamissiang (03/12). Mereka melakukan aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas atas 13 mahasiswa yang terpaksa dicutikan. Mahasiswa berbagai jurusan di MIPA itu membawa berbagai poster dan spanduk bertuliskan, ‘’Hati-hati ada yang cuti lagi’’, ‘’Enggak punya duit enggak usah kuliah’’, dan kalimat sindiran lain. Poster dan spanduk tersebut sebagai bentuk protes terhadap pihak dekanat. “Kami melakukan ini sebagai bentuk penolakan atas dicutikannya teman-teman kami,” ujar Fahmi Aziz selaku Presiden BEM MIPA yang berorasi di depan masa.

Setelah satu jam aksi berlangsung, pihak dekanat mempersilakan mahasiswa untuk masuk ke auditorium. Pihak dekanat ingin mengajak diskusi mahasiswa terkait aksi tersebut. Beberapa mahasiswa yang terpaksa cuti di MIPA beralasan tak ada uang untuk membayar kuliah pada waktu itu. Mereka sudah meminta penundaan pembayaran UKT dan SPP pada pihak dekanat, tapi hasilnya nihil. Malahan pihak dekanat menyarankan pada mahasiswa tersebut untuk cuti saja pada semester tersebut. “Dulu sudah saya katakan kalau tidak punya (uang) ya cuti,” ucap Dr. Ing. Ari Setiawan, M.Si.selaku wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas MIPA.

Di Fakultas MIPA, mahasiswa yang boleh melakukan penundaan UKT harus melampirkan surat keterangan tidak mampu (SKTM). Padahal mahasiswa yang mengajukan cuti bukan berarti mahasiswa tidak mampu. Mereka hanya tidak mempunyai uang pada waktu pembayaran. Di fakultas lain seperti Ilmu Sosial dan Politik (ISIPOL), bila ada kejadian seperti ini maka pihak Fakultas memberi dana talangan untuk pembayaran uang kuliah mahasiswa tersebut. Namun, Fakultas MIPA tidak mau memberikan dana talangan untuk pembayaran uang kuliah bila ada yang belum bisa membayar. “Lebih elegan bila kalian meminjam dari bank dengan tanggungan kalian sebagai mahasiswa UGM,” ujar Ari.

Pihak Fakultas MIPA tidak mau menalangi pembayaran mahasiswanya yang belum bisa membayar. Pihak dekanat berdalih bahwa di MIPA tak ada dana taktis yang tidak masuk dalam audit Universitas. Dana taktis merupakan dana yang dilaporkan di luar instansi. Tak adanya dana taktis itulah yang menyebabkan di MIPA tidak bisa memberikan dana talangan dan di fakultas lain bisa.

Sebenarnya mahasiswa boleh mengajukan penundaan pembayaran uang kuliah. Hal ini diperbolehkan asal memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Diantara syarat tersebut melampirkan SKTM tadi. Namun, di MIPA tak ada mekanisme yang jelas tentang pengajuan penundaan pembayaran ini. Mahasiswa yang ingin meminta penundaan pembayaran uang kuliah diharapkan untuk langsung menghadap wakil dekan bidang kemahasiswaan. Bila menurut wadek mahasiswa tersebut layak, maka penundaan bisa dilakukan.

Diskusi antara dekanat dan mahasiswa di dalam auditorium berlangsung selama 2 jam. Alotnya diskusi menyebabkan kedua pihak tak mencapai kesepakatan. Pihak fakultas tetap teguh dengan aturannya. Sementara mahasiswa yang diwakili advokasi BEM MIPA UGM juga terus memperjuangkan supaya peraturan tersebut bisa lebih lentur. “Semoga tak ada lagi mahasiswa MIPA yang diminta cuti karena tak ada biaya untuk membayar,” ucap Lingga selaku Departemen Advokasi BEM MIPA UGM. [Zaki Fahmi]

 

BEM MIPA UGMFMIPA UGMUKT UGM
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM