Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ANALEKTABINGKAIKABAR

Adu Kejantanan Suku Sasak

Oktober 13, 2012

Ratusan orang membentuk lingkaran mengelilingi dua orang yang sedang bertarung. Kedua orang itu saling menyerang dengan menggunakan rotan dan membentengi diri dengan tameng, melakukan Presean. Presean sendiri adalah budaya warisan leluhur Suku Sasak sebagai sarana latihan perang.

Para petarung dalam Presean disebut pepadu. Para pepadu bersenjatakan tongkat rotan atau biasa disebut peyalin serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras yang biasa di sebut ende.Sambil diiringi musik tradisional Lombok, dua orang pepadu saling mengadu kejantanannya tanpa ragu.

Aturan permainan juga berlaku disini. Pemain pepadu tidak diperbolehkan memukul bagian tubuh di bawah perut. Apabila pukulan mengenai kepala sampai berdarah, pertarungan akan dihentikan. Walaupun di akhir permainan tubuh para pepadu penuh dengan luka, mereka tidak menyimpan dendam dan saling melempar senyuman sebagai bukti sportivitas. [Hary Prasojo syafa’atillah]

 

©jojo. bal

©jojo. bal

©jojo. bal

©jojo. bal

©afnan. bal

©afnan. bal

©tommy. bal

©tommy. bal

©jojo. bal

©jojo. bal

©afnan. bal

©afnan. bal

©tommy. bal

©tommy. bal

endelombokNTBpenyalinpepadupreseansuku sasaktradisi khas lombok
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Rintih Dara

Antara Stigma dan Setara

Tak Kasat Makna

Anggaran Tersedot Misterius (ATM)

Berebut Gunungkidul

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM