Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Muat Candaan Seksis, Buku Gadjah Mada Bercanda Karya...
Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...
Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...
Kota Batik yang Tenggelam
Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal
Membumikan Ilmu Bumi
Kuasa Kolonial Atas Pangan Lokal
Anis Farikhatin: Guru Kesehatan Reproduksi Butuh Dukungan, Bukan...
Tangan Tak Terlihat di Balik Gerakan Rakyat
Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Nurhadi Akui Keteledoran Petugas SKKK

Juni 1, 2011

Beberapa hari terakhir, Satuan Keamanan dan Ketertiban Kampus (SKKK) terus mendapat tudingan miring dan kritik pedas dari pelbagai pihak. SKKK dinilai tidak bertanggung jawab dan abai pada persoalan keamanan di lingkungan UGM. Apalagi pasca insiden hilangnya motor di parkiran Kampus FMIPA Utara UGM pada Senin (23/5) silam. Nurhadi, Kepala SKKK UGM akhirnya mengeluarkan pernyataan terkait kasus tersebut. “SKKK pusat mengakui kasus hilangnya motor di FMIPA memang murni karena keteledoran petugas yang berjaga di FMIPA saat itu,” tuturnya. Namun, secara tegas ia menolak jika seluruh kesalahan lantas dilimpahkan kepada Unit SKKK pusat.

Nurhadi pun menjelaskan tentang sistem pembagian kerja SKKK di tiap-tiap kluster. “SKKK pusat hanya mengirimkan satu orang koordinator untuk tiap kluster,” terangnya. Menurutnya, secara administratif, petugas SKKK FMIPA memiliki tanggung jawab terkait sistem keamanan di fakutas tersebut. Ia juga mengakui kualitas petugas SKKK dari kluster Sains dan Teknologi memang kurang baik. “Petugas SKKK di kluster ini cenderung kurang disiplin,” ujarnya.

Perihal kasus kehilangan motor itu, Nurhadi mengakui kelalaian petugas SKKK FMIPA. “Mereka memang tengah lengah,” ujarnya. Selain itu, pihak SKKK FMIPA juga mengatakan, mereka susah membedakan mana yang mahasiswa, mana yang bukan. Hal ini disebabkan letak parkiran dekat sekali dengan selasar FMIPA yang biasa digunakan sebagai tempat berkumpul. Pada saat kejadian, Pardia, petugas SKKK, merupakan satu-satunya orang yang menjaga portal keluar. Sedangkan Sumarjiono, rekannya, absen lantaran menghadiri acara hajatan pernikahan. “Sumarjiono meninggalkan tugas lantaran ikut jagong manten, tanpa izin dan koordinasi terlebih dahulu,” terangnya.

Berangkat dari peristiwa kehilangan tersebut, pihak SKKK FMIPA UGM pun mulai memperketat keamanan kendaraan dengan menunjukkan STNK saat keluar dari area FMIPA. Sembari menunggu perbaikan sistem, FMIPA memang diimbau oleh SKKK pusat untuk memberlakukan sistem penjagaan dua lapis. “Hal ini sekaligus untuk antisipasi KIK palsu yang belakangan banyak ditemukan,” tambahnya.

Ketika ditanya soal tanggung jawab, pihak SKKK fakultas maupun rektorat tak ingin mengganti tiga motor yang hilang kemarin. “Memang tak ada klausul untuk mengganti karena fakultas maupun universitas bukan tempat parkir,” ujarnya. Pihak SKKK hanya akan memberikan “uang simpatik” dengan jumlah yang belum ditentukan. “Mengenai sumber pendanaan uang simpatik dan waktu pemberian uang tersebut, kami belum menentukan secara pasti,” tambahnya.

Hal ini sangat disayangkan oleh para korban kehilangan motor. Mereka sangat berharap UGM bisa lebih bijak menanggapi kasus ini. Menurut penuturan Hernawan, salah satu korban, SKKK fakultas maupun pusat masih saling lempar tanggung jawab. “Padahal saya berharap simpati seratus persen dari fakultas atau universitas untuk mengganti kerugian, itu baru adil,” tegasnya. Ke depan, ia belum tahu akan melanjutkan dengan banding atau tidak. Menurutnya, pengakuan bersalah dari SKKK saja belum cukup. Harus ada langkah konkret dari fakultas maupun pusat. “Saya sudah kehilangan kepercayaan pada sistem keamanan di UGM,” pungkasnya. [Ayu]

kikmotor hilangpencurianskkkugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Muat Candaan Seksis, Buku Gadjah Mada Bercanda Karya...

Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...

Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...

Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...

LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Muat Candaan Seksis, Buku Gadjah Mada Bercanda Karya Heri Santoso Tuai Kritik Mahasiswa

    Desember 5, 2025
  • Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua Bukan Tanah Kosong

    November 24, 2025
  • Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam Sikapi Diskriminasi

    November 24, 2025
  • Kota Batik yang Tenggelam

    November 21, 2025
  • Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal

    November 21, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM