Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan
Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...
Jurnalis Perempuan Selalu Rasakan Ketimpangan dan Kekerasan
Zine Media Perlawanan Alternatif Perempuan di Tengah Perayaan...
Proyek Kapitalisasi Kegilaan
Kelakar UGM, KKN Tak Boleh Kelar

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

PKL Teras Malioboro 2 Tuntut Jaminan Hidup Pascarelokasi yang Tidak Adil

Januari 27, 2025

©Zaidan/Bal

Rintik hujan menyelimuti jalanan Malioboro saat massa aksi mendatangi kantor DPRD Yogyakarta pada Jumat (24-01). Massa berkumpul di Parkiran Abu bakar Ali, kemudian berjalan menyusuri jalanan Malioboro dan berakhir merangsek masuk ke depan teras gedung DPRD Yogyakarta. Massa aksi yang hadir merupakan aliansi dari Paguyuban Tridharma, Pedagang Kaki Lima (PKL) Teras Malioboro (TM) 2, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI), dan sejumlah mahasiswa. Aksi pertama yang digelar setelah relokasi TM 2 ke Ketandan dan Beskalan ini membawa tiga tuntutan. Mulai dari pengundian ulang lapak, jaminan hidup pascarelokasi, hingga penciptaan tata kota yang demokratis dan partisipatif dihadirkan sebagai tuntutan dalam aksi tersebut.

Terkait tuntutan pengundian ulang lapak, PKL TM 2 sudah menyampaikan tuntutannya kepada DPRD Yogyakarta dalam audiensi yang dilaksanakan pada Senin (06-01). “Belum ada pengundian ulang, kita menuntutnya pengundian ulang,” ungkap Upik, salah satu pengurus Paguyuban Tridharma. Ia menilai bahwa hingga kini Pemerintah Daerah (Pemda) Yogyakarta masih mengabaikan tuntutan massa aksi.

Upik menyebutkan bahwa sampai aksi selesai digelar, titik terang akan adanya pengundian ulang lapak yang adil tidak kunjung muncul. Hal ini membuat Upik kecewa dengan sikap Pemda Yogyakarta yang tidak memperdulikan PKL Malioboro. Padahal, Ia menyebutkan bahwa Malioboro itu terkenal karena ramainya PKL di sepanjang jalan Malioboro. “Malioboro adalah PKL. Itu yang membentuk citra Malioboro bisa dikenal sampai luar negeri,” terang Upik.

Pengundian ulang ini juga turut disampaikan Rakha, perwakilan LBH Yogyakarta, dalam mendampingi permasalahan tata kelola ruang Malioboro yang kian pelik. Rakha menyampaikan kekecewaannya atas pengambilan keputusan sepihak oleh para pemangku kebijakan yang menihilkan penghidupan masyarakat kecil di Yogyakarta, terutama PKL Malioboro. “Pascarelokasi, kawan-kawan PKL Malioboro membutuhkan yang namanya jaminan hidup,” ujar Rakha.

Hilangnya jaminan hidup yang layak bagi para PKL kembali diungkapkan oleh Upik dalam aksi kali ini. Ia menjabarkan alasan bahwa turunnya pendapatan para PKL terjadi karena sedikitnya pengunjung yang datang. Ia juga menyampaikan keluh kesah para PKL yang sedari tanggal 14 Januari sudah mencoba berjualan di Ketandan dan Beskalan. Namun, Upik mengaku bahwa hasil penjualan mereka jauh dari kata cukup. “Ini [kondisi lapak-red] yang menjadi kerisauan kami, bahwa yang jelas TM 2 saja pendapatan turun, apalagi di sana [Ketandan dan Beskalan-red],” keluh Upik.

Rakha juga gentar dalam melihat adanya keterbengkalaian atas tata kota yang demokratis dan partisipatif untuk seluruh rakyat. Menurut Rakha, tuntutan mereka ini disebabkan penggusuran PKL Malioboro yang tidak terlepas dari wacana pengembangan dan pembangunan Sumbu Filosofis Yogyakarta. Ia menyebutkan bahwa PKL malioboro adalah satu di antara banyaknya lapisan rakyat yang terdampak dari pembangunan Sumbu Filosofi. “Sumbu Filosofis itu harus diorientasikan untuk kesejahteraan rakyat,” tegas Rakha.

Salah satu massa aksi yang hadir, Dinta Yulian, perwakilan dari MPBI, juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, penobatan sumbu filosofi yang mencakup Malioboro sebagai warisan dunia ini bertentangan dengan makna hakikatnya. Pasalnya, Dinta merasa Pemda Yogyakarta hanya memperhatikan pembangunan budaya yang bersifat monumental, alih-alih memperhatikan kemakmuran rakyat. “Yang dibangun hanya yang sifatnya fisik. Namun, tidak memperhatikan aspek kehidupan,” ratap Dinta. 

Menanggapi tuntutan dari massa aksi, pihak DPRD Yogyakarta akhirnya melakukan audiensi tertutup dengan massa aksi. Namun, saat audiensi selesai, massa aksi belum mendapatkan keputusan apapun dari pihak DPRD Yogyakarta. “Dari DPRD mereka hanya menginventarisasi masalah yang ada, kemudian di tanggal 31 Januari akan melakukan rapat di tingkat internal DPRD Yogyakarta,” tutur Rakha.

Penulis: Tafrihatu Zaidan Al Akhbari
Penyunting: Aghits Azka Aghnia
Fotografer: Tafrihatu Zaidan Al Akhbari

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Jurnalis Perempuan Selalu Rasakan Ketimpangan dan Kekerasan

Zine Media Perlawanan Alternatif Perempuan di Tengah Perayaan...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

    Mei 4, 2025
  • Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau

    Mei 4, 2025
  • Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender dalam Sejarah Indonesia

    Mei 3, 2025
  • Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

    April 30, 2025
  • SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

    April 28, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM