Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Pos Teratas
Tidak Ada “Perempuan” dalam Kongres Perempuan Nasional
Membedah Metode Jakarta, Strategi Amerika Membantai Kaum Progresif
Mahasiswa UGM Peringati September Hitam atas Sejarah yang...
Katakan Saja Kebijakan Agraria, Bukan Reforma Agraria
DPRD Kota Yogyakarta Menjamin PKL Malioboro Terlibat dalam...
Keblinger Kapitalisme Hijau
Memoar Memori Musik Populer Indonesia
Hidup Mati setelah Relokasi
Audiensi Tak Memberikan Solusi bagi PKL Malioboro
Pekerja Fisipol UGM Resmi Membentuk Serikat

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Diskusi Soal Kelas Pekerja Singgung Relasi Pekerja dengan Kapital

Mei 15, 2023

©Damar/Bal

Fisipol Corner UGM mengadakan diskusi publik dan bedah buku “Kelas Pekerja dan Kapital di Indonesia: Tinjauan Awal” pada Kamis (11-05). Menggandeng Lembaga Penerbitan dan Pers Mahasiswa Sintesa, acara tersebut mengundang beberapa narasumber, seperti Mochtar Habibi, penyunting buku dan staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM; dan Amalinda Savirani, Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM. Selain itu, juga hadir Andie Peci, Sekretaris Jenderal Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia; dan Bagas Damarjati, perwakilan mahasiswa. Diskusi yang bertempat di Selasar Barat Fisipol UGM tersebut membahas relasi pekerja dengan kapital atau rezim kerja yang belum banyak dibahas oleh akademisi di Indonesia. 

Mochtar memulai diskusi dengan mendeskripsikan rezim kerja sebagai sebutan lain dari relasi pekerja dan kapital. Ia menambahkan, rezim kerja dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu perspektif kapital sebagai pemilik modal dan perspektif pekerja sebagai buruh. Perspektif kapital digunakan untuk melihat bagaimana kapital mengoptimalkan produksinya, mendisiplinkan pekerja, memutus hubungan kerja, dan melihat dampak perlakuan kapital tersebut bagi para pekerja. Di sisi lain, rezim kerja dari sudut pandang buruh dilihat dari bagaimana mereka merespons rezim kerja, contohnya ketika kapital mengontrol pekerja sejak rekrutmen.  “Mereka (pekerja) hanya bisa mengeluh di belakang pemilik modal,” ucap Mochtar. 

Merespons pernyataan Mochtar mengenai sikap buruh terhadap kontrol kapital, Andie membeberkan kondisi kerja buruh dalam rezim kerja. Menurutnya, kondisi buruh di Indonesia saat ini berada dalam situasi yang pelik. Kondisi yang dialami buruh diperparah dengan adanya proses pembuatan undang-undang ketenagakerjaan yang tidak melibatkan buruh. Kemudian, Andie menyinggung relasi pekerja dan kapital yang stagnan sejak bertahun-tahun yang lalu. “Kami (buruh) juga memahami bahwa watak imperialisme dalam rezim kerja tidak berubah sejak kasus Marsinah,” tambahnya. 

Melanjutkan Andie, Bagas berupaya mengkontekstualisasikan masalah yang diangkat dalam buku tersebut dengan situasi di perguruan tinggi. Menurutnya, pendisiplinan pekerja dalam rezim kerja berawal dari perguruan tinggi. Perguruan tinggi beradaptasi dengan situasi neoliberalisasi yang berujung pada pendisiplinan mahasiswa melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Menurut Bagas, program MBKM seakan-akan hanya mempersiapkan mahasiswa menjadi pekerja. “Ada tuntutan pencetakan tenaga kerja melalui MBKM, padahal sejatinya perguruan tinggi itu berorientasi ke akademik,” tambahnya. 

Selanjutnya, Amalinda mengaitkan buku yang dibahas dalam diskusi dengan buku yang telah dibacanya. Buku tersebut berjudul India Working yang berisi mengenai 88% ekonomi di India bergerak di sektor informal. Amalinda mengungkapkan bahwa isi buku tersebut memiliki keterkaitan dengan ekonomi di Indonesia. “Sama seperti di India, ekonomi di Indonesia juga banyak yang bergerak di sektor  informal,” ungkapnya. 

Sebagai penutup, Mochtar memberikan harapannya terhadap diskusi tersebut bagi mahasiswa. Ia berharap buku tersebut dapat menginspirasi mahasiswa untuk meneruskan studi-studi tentang relasi pekerja dan kapital di kemudian hari. Mochtar menilai bahwa studi mengenai relasi pekerja dan kapital penting untuk membantu kawan-kawan gerakan buruh di Indonesia dalam merespon kontrol kapitalis. “Gerakan buruh akan terbantu untuk merencanakan perlawanan terhadap kontrol kapitalis yang menimpa mereka,” pungkasnya.

Penulis: Alfiana Rosyidah
Penyunting: Ananda Ridho Sulistya
Fotografer: Zidane Damar

0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Membedah Metode Jakarta, Strategi Amerika Membantai Kaum Progresif

Mahasiswa UGM Peringati September Hitam atas Sejarah yang...

DPRD Kota Yogyakarta Menjamin PKL Malioboro Terlibat dalam...

Audiensi Tak Memberikan Solusi bagi PKL Malioboro

Pekerja Fisipol UGM Resmi Membentuk Serikat

Riset Hak Pekerja Fisipol Temukan Upah Tak Layak

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Tidak Ada “Perempuan” dalam Kongres Perempuan Nasional

    September 30, 2023
  • Membedah Metode Jakarta, Strategi Amerika Membantai Kaum Progresif

    September 30, 2023
  • Mahasiswa UGM Peringati September Hitam atas Sejarah yang Kelam

    September 28, 2023
  • Katakan Saja Kebijakan Agraria, Bukan Reforma Agraria

    September 24, 2023
  • DPRD Kota Yogyakarta Menjamin PKL Malioboro Terlibat dalam Validasi Data

    September 22, 2023

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Spesies Invasif

Polisi Virtual

Fasilitas Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UGM Belum Maksimal

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM