Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Warga Pesisir Semarang dalam Getir Tata Kelola Air
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Menulis sebagai Proses Rehabilitasi Diri

Oktober 8, 2018

©Rasya/Bal

Orang-orang memenuhi kursi kosong yang disediakan di Warung Mojok, Jumat (5-10) lalu dalam peluncuran buku karya Prima Hidayah. Peluncuran buku kumpulan cerita pendek berjudul Aku Doakan Kamu Mati dengan Sepenuh Hati tersebut dihelat oleh Komunitas Kutub, komunitas anak muda yang bergerak di bidang literasi. Eka Y. Saputra, Olive Hateem, dan Alfin Rizal, dihadirkan untuk membedah buku tersebut. Acara dimulai dengan sesi tanda tangan, kemudian dilanjutkan dengan cerita Prima tentang proses penulisan bukunya.

Buku Aku Doakan Kamu Mati dengan Sepenuh Hati ini terdiri dari dua belas cerita pendek dan diambil dari catatan-catatan yang selama ini ditulis Prima. Keinginan Prima untuk menjadikan catatan-catatan itu sebagai cerita dimulai sejak Januari lalu. “Proses itu sempat terhenti dari bulan Maret hingga Agustus karena ada pekerjaan lain untuk layouting, menyunting, dan KKN,” tutur Prima. Tahap akhir penulisan berupa penyuntingan, penggarapan sampul, dan pencetakan diurus sendiri olehnya.

Prima memilih untuk mencetak bukunya sendiri karena terbantu dengan pihak percetakan yang memberikan keringanan bagi calon penulis indie. Ia juga sudah berniat sejak awal bahwa dana yang terkumpul dari hasil penulisan akan dialokasikan untuk membantu mereka-mereka yang membutuhkan uang. “Buat yang pesan saat pre-order kemarin uangnya sudah dikirim ke Lombok, kalau yang pesan setelahnya akan dikirim untuk bantu Sulawesi,” ujar Prima.

Selanjutnya, Prima mengatakan bahwa tujuannya menulis buku adalah untuk kesembuhan dirinya. Hal itu ditegaskan oleh Muhidin M. Dahlan, penulis buku Tuhan Izinkan Aku Jadi Pelacur (2006), yang turut menghadiri acara tersebut. Pemilik sapaan akrab Gusmuh ini menyebutkan bahwa menulis memang merupakan upaya penyembuhan diri. “Jadi, kalau pembacanya tidak paham, bukan masalah untuk Prima,” sahutnya.

Melengkapi apa yang diutarakan oleh Gusmuh, Eka berpendapat bahwa proses penyembuhan dalam kepenulisan bisa berlaku bagi pembacanya juga. “Ini juga bisa menjadi tantangan bagaimana cara merehabilitasi diri sendiri dengan obat orang lain,” papar Eka. Ia juga mendoakan Prima agar setelah acara peluncuran bukunya ini ia dapat sehat kembali.

Acara peluncuran ditutup dengan pembacaan salah satu cerpen dalam buku oleh Prima yang berjudul “Sebuah Janji Makan Malam”. Alfin menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sekaligus menandakan bahwa buku itu secara resmi telah diluncurkan. Selain itu, menurut Alfin, pembacaan cerpen ini juga dapat menjadi upaya lain dari Prima untuk menyembuhkan diri. “Jadi walaupun ini tidak sepenting itu bagi kita, tapi didengarkan saja,” kelakar Alfin yang kemudian menutup acara.

Penulis: Rasya Swarnasta 
Penyunting: Cintya Faliana

kumpulan cerpenmenulispeluncuran bukuPrima Hidayahrehabilitasi diri
4
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Warga Pesisir Semarang dalam Getir Tata Kelola Air

    Juni 30, 2025
  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM