Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • APRESIASI
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Pos Teratas
Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru...
Sekat Gender dalam Perburuhan Sawit di Kalimantan
Cita-Cita Karima
SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...
Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...
Peringati Hari Perempuan Internasional, Massa Aksi Kecam Diskriminasi...
Aksi IWD Yogyakarta Suarakan Perjuangan Melawan Patriarki
Demotivasi: Alat Menyingkap Motivasi yang Manipulatif
Dampak Neoliberalisasi, Mahasiswa Tak Lagi Berfokus pada Gerakan...
Gabung Komunitas Lomba, Mahasiswa Departemen Teknik Mesin Diancam...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • APRESIASI
    • LAPORAN UTAMA
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • KAJIAN
    • WAWASAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Permasalahan Tata Ruang dalam “Jakarta Unfair”

November 20, 2016
©Mirna.bal

©Mirna.bal

Kamis sore (18/11), Divisi Kajian Strategis Keluarga Mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik UGM (Kastrat Gamapi) mengadakan pemutaran dan diskusi film “Jakarta Unfair”. Acara tersebut berlangsung di selasar barat gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.  Diskusi ini menghadirkan Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno, M.T., dosen Jurusan Geologi Universitas Pembangunan Negeri “Veteran” Yogyakarta sebagai pemantik. Hardian Relly, Ketua Divisi Kastrat Gamapi mengatakan bahwa film ini dijadikan bahan diskusi karena informasi penggusuran selama ini hanya didapat dari televisi saja. “Isu penggusuran ini juga sedang banyak dibahas dan kami ingin tahu fakta di lapangan seperti apa,” tambahnya.

Film dokumenter tersebut menceritakan peristiwa penggusuran yang terjadi di daerah Jakarta dan sekitarnya. Dalam film itu, beberapa warga korban penggusuran enggan untuk direlokasi karena kondisi rusun yang menurutnya tidak layak. Mereka akhirnya memilih bertahan meskipun ada juga yang bersedia direlokasi ke rumah susun. Watchdoc sebagai pembuat film ini mengambil latar tempat di daerah Kalijodo, Pasar Ikan, dan daerah lain di sekitar Jakarta.

Diskusi ini diawali dengan penuturan Eko mengenai kebijakan pengelolaan tata ruang. Ia menjelaskan bahwa pengelolaan tata ruang ini banyak terjadi tumpang tindih kepentingan. “Akan selalu terjadi konflik kepentingan antara aspek sosial, ekonomi, dan konservasi sumber daya alam,” tuturnya. Ia juga menjelaskan bahwa sisi sosial dan ekonomi dalam penggusuran lebih diperhatikan hingga melupakan upaya konservasi sumber daya alam. Padahal, tambah Eko,  sumber daya alam yang tersedia di bumi terbatas dan manusia harus menyesuaikan.

Selain terkait dengan kebijakan pengelolaan tata ruang, Eko juga menyinggung tentang masalah penggusuran yang akan terjadi di Yogyakarta. Ia memantik agar peserta mengkaji isu-isu mengenai penggusuran yang akan dilakukan di bantaran Kali Code sebagai imbas pembangunan bandara di Kulon Progo. Dosen mitigasi bencana ini juga mengajak agar peserta memahami tentang kondisi Indonesia kedepannya. “Masalah penggusuran sebagai implementasi kebijakan ini juga akan dilakukan di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Eko berharap agar acara ini tidak berhenti pada diskusi saja, melainkan juga dapat membuat mahasiswa turut begerak. Sementara itu, Relly mengungkapkan pemutaran film dan diskusi ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran pemahaman mengenai masalah penggusuran dari berbagai sudut pandang. Salah seorang panitia lainnya, Zahra Putri, mahasiswi Manajemen dan Kebijakan Publik ‘15 juga berharap hal yang demikian. “Jadi ketika kelak kita menjadi pembuat kebijakan, kebijakan itu tidak hanya dapat dijalankan namun juga berdampak positif bagi masyarakat,” pungkasnya. [Ahmad Fauzi, Dwi Apri Kurniawan, Maria Hana]

dokumenterJakartaUnfairkilaspenggusurantata ruang
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru...

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Peringati Hari Perempuan Internasional, Massa Aksi Kecam Diskriminasi...

Aksi IWD Yogyakarta Suarakan Perjuangan Melawan Patriarki

Dampak Neoliberalisasi, Mahasiswa Tak Lagi Berfokus pada Gerakan...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Rancangan Belum Matang, Rektorat Klaim Sistem UKT Baru Lebih Adil

    Maret 27, 2023
  • Sekat Gender dalam Perburuhan Sawit di Kalimantan

    Maret 22, 2023
  • Cita-Cita Karima

    Maret 19, 2023
  • SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan Pelibatan Mahasiswa dalam Kebijakan dan Penerapan

    Maret 16, 2023
  • Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa dengan Rektorat UGM

    Maret 16, 2023

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Spesies Invasif

Polisi Virtual

Fasilitas Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UGM Belum Maksimal

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • MASTHEAD
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM