Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARNALARSTATISTIK

Program Kondom 100 % Belum Menjanjikan

Desember 11, 2013

“Pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah karena belum dapat menekan angka peningkatan penderita HIV-AIDS secara optimal”

Kasus HIV-AIDS saat ini telah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia.AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang mengakibatkan tubuh tidak mampu melindungi diri dari berbagai penyakit, sedangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus penyebab AIDS. Sejak kemunculannya pada tahun 1987, penyakit HIV-AIDS telah menjadi penyakit menular yang berujung pada kematian. Peringatan hari HIV-AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember 2013 lalu merupakan  titik balik untuk menumbuhkan kepedulian terhadap ODHA (Orang Dengan HIV dan/atau AIDS).

Berdasarkan laporan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kumulatif infeksi HIV tahun 2005 hingga bulan Juni 2013 telah mencapai angka 108.600 orang, sedangkan jumlah kumulatif AIDS mencapai angka 43.667 orang. Sejak tahun 2005 jumlah HIV mengalami peningkatan tiap tahunnya, sedangkan jumlah AIDS cenderung fluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa program jangka panjang mengenai pencegahan dan penanggulangan yang dilaksanakan pemerintah terhadap kesehatan belum terlaksana dengan baik.Begitu pula program-program perlindungan dan bantuan sosial masih kurang sensitif terhadap masalah HIV-AIDS yang memerlukan penanganan khusus.

chart

Sedangkan berdasarkan faktor risiko (cara penularan) penyebaran HIV-AIDS dapat terjadi melalui hubungan heteroseksual,homoseksual, penasun, transmisi, perinatal dan lain-lain. Penyebaran AIDS tahun ini marak disebabkan oleh hubungan heteroseksual. Hal tersebut dipengaruhi oleh pergaulan remaja Indonesia yang semakin bebas, minimnya penanaman nilai-nilai keagamaan, ditambah kurangnya sosialisasi dari pemerintah terhadap bahaya seks bebas. Selain itu terjadi efek domino, dimana para lelaki pengguna jasa seks yang terinfeksi ternyata menularkannya kembali kepada pasangan. Dampaknya terjadi peningkatan kasus AIDS pada ibu rumah tangga dan dapat ditularkan pada janin mereka (perinatal). Sementara itu cara penularan HIV-AIDS melalui pengguna jarum suntik pada orang yang menggunakan NAPZA (penasun) menempati peringkat kedua setelah faktor risiko heteroseksual.

chart2

Dari tahun 2010 hingga data terakhir bulan Juni 2013, jumlah penderita HIV mengalami penurunan yang relatif kecil untuk setiap tahunnya dan jumlah penderita AIDS cenderung mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penderita HIV-AIDS adalah penduduk usia produktif. Persentase penderita HIVusia produktif (15 – 49tahun) telah mencapai lebih dari setengah jumlah populasi penderita,yaitu 90,3%. Sedangkan persentase penderita AIDS usia produktif telah mencapai yaitu 87,9% dari total penderita.

chart4 chart3

Untuk menekan jumlah penderita HIV-AIDS, terutama pada usia produktif pemerintah telah melaksanakan program pencegahan dan penanggulangan. Upaya pencegahan dan penanggulangan  HIV-AIDS tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Komisi tersebut telah merilis kebijakan dan laporan pelaksanaan upaya penanggulangan HIV-AIDS. Salah satunya pencegahan HIV melalui transmisi seksual (PMTS). Pada tahun 2006, pemerintah  mulai mencanangkan program pencegahan HIV-AIDS yang dikenal sebagai “Program Kondom 100%” atau biasa disebut dengan istilah PPK 100%. Program ini didorong oleh WHO dan didukung secara teknis oleh berbagai mitra. Pendekatan ini juga berusaha dikembangan secara serius di Indonesia untuk meminimalisir penularan HIV melalui transmisi seksual pada usia produktif.

Secara umum, pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS yang dilakukan pemerintah masih belum optimal. Program kebijakan penanggulan HIV-AIDS belum dapat menekan angka peningkatan penderita HIV-AIDS dari tahun ke tahun. Meskipun demikian,pemerintah telah berupaya menekan jumlah penderita HIV-AIDS usia produktif dan faktor risiko terbesar (transmisi heteroseksual) dengan Program PPK 100%. Namun, realitanya laporan data kumulatif dari Tahun 1987-2013 menunjukkan bahwa faktor risiko melalui transmisi seksual  masih mendominasi. Program PPK 100% di Indonesia tidak mengubah faktor risiko penularan melalui hubungan seks secara signifikan. Penularan HIV-AIDS melalui transmisi seksual tetap tinggi. Program PPK 100% yang berusaha diterapkan pada subjek HIV-AIDS kelompok usia produktif sekilas mampu merepresentasikan hasil positif. Jumlah angka penderita HIV cenderung menurun sehingga virus penyebab AIDS tersebut cukup berhasil ditekan penyebarannya.Disisi lain, relevansi Program PPK 100% yang ditujukan pada penderita AIDS belum maksimal, sebab data dari tahun ke tahun masih menunjukkan fluktuasi angka. Meskipun begitu, Kementerian Kesehatan tetap mengadakan program Pekan Kondom Nasional yang berlangsung pada tanggal 1-4 Desember 2013 lalu. Tujuannya tetap sama, yaitu untuk membagikan kondom gratis di lingkungan lokalisasi atau tempat berisiko lain untuk mencegah penularan HIV-AIDS di usia muda. Implementasi program tersebut belum sepenuhnya memberikan dampak positif secara nyata dan cenderung kontroversial dari sisi etika.

Perlu adanya program tambahan yang memberikan hasil lebih baik dari program PPK 100%.Hal tersebut dapat dilakukan dengan program pendidikan seksual tentang bahaya HIV-AIDS sejak usia dini dan mengoptimalisasikan akses pelayanan kesehatan bagi ODHA. Pelaksanaan program akan lebih tepat sasaran dengan mensosialisasikan secara langsung ke masyarakat.Secara keseluruhan program penanganan HIV-AIDS dari pemerintah dapat dinilai belum memuaskan. Terlepas dari kurang optimalnya program-program pemerintah tersebut, upaya untuk menekan penyebaran HIV-AIDS adalah sebuah tantangan yang harus segera diselesaikan. Apabila program terimplementasikan dengan baik, kasus HIV-AIDS dapat ditekan seminimal mungkin agar tidak mengalami peningkatan pada beberapa tahun mendatang. [Gabriel Cahya A, Rizqi Prasetiawan, M.Musta’in]

 

kondom 100 %
1
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Peringatan Hari Perempuan Sedunia 2022 Tuntut Bebaskan Perempuan...

Tuntut Audiensi dan Pencabutan IPL, Aksi untuk Wadas...

Penyintas Kekerasan Tuntut Keadilan Lewat Karya Tulis

Di Balik Kampanye Antitembakau, Industri Farmasi Monopoli Nikotin

Pelarangan Senjata Nuklir Kian Mendesak di Tengah Konflik...

Survei LSI: Masyarakat dan Partai Politik Kompak Menolak...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM