Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam aksi simpatik bertajuk “Gadjah Mada Optimis”, Senin (28/5) pagi melakukan orasi di depan Gedung Rektorat UGM. Gabungan mahasiswa ini terdiri dari BEM KM UGM, BEM/LEM/LM/DEMA se-UGM kecuali Fakultas Kedokteran dan Filsafat, serta UKM se-UGM untuk menyambut pelantikan rektor baru UGM 2012-2017. Aksi dimulai dengan apel di lapangan Grha Sabha Pramana sejak pukul 08.30.
Aksi diawali dengan penyerahan karangan bunga kepada rektor terdahulu oleh salah satu perwakilan mahasiswa, sebagai ungkapan terima kasih atas pengabdian Soedjarwadi. Dilanjutkan pembacaan puisi serta penyerahan lembar kontrak komitmen kepada rektor terpilih Prof. Dr. Pratikno, M. Soc. Sc. Aksi simpatik ini dilakukan dalam rangka membangun nilai optimisme dan ikatan emosional antara mahasiswa dengan rektor terpilih. Seperti dilansir dalam press release BEM KM, proses konsolidasi antara mahasiswa dan rektor yang tidak berjalan dengan baik menyebabkan permasalahan di lingkungan UGM tidak pernah terselesaikan secara tuntas..
Pagi itu Prof. Ir. Sudjarwadi, M. Eng., Ph.D menyampaikan harapannya untuk hari esok yang lebih baik. Sebelum keduanya memasuki Balai Senat UGM, Pratikno pun sempat menjanjikan komunikasi yang lebih terbuka antara rektorat dengan mahasiswa. Ia juga menyampaikan harapan pada mahasiswa, “Selamat belajar dan selamat berkarya bagi mahasiswa Gadjah Mada agar bisa mengabdi untuk bangsa,” ujarnya.
Tarmidzi Taher, koordinator lapangan memaparkan, dalam aksi kali ini massa menuntut empat dari delapan agenda taktis yang telah tercantum dalam kontrak politik yang telah ditandatangani Pratikno sebelumnya. “Kami menuntut diadakannya PPSMB universitas, adanya pengambilan keputusan yang bersifat bottom up, pengangkatan wakil rektor kemahasiswaan serta transparansi SPMA,” terangnya.
Perwakilan dari beberapa fakultas pun turut menyampaikan harapan agar Pratikno menjadi rektor ideal. “Seorang rektor ideal harus mempunyai visi yang mampu menempatkan UGM sebagai aktor dalam perbaikan Indonesia, berwawasan luas dan berpikiran terbuka,” ujar Giovanni Van Empel, Presiden Mahasiswa UGM. “Selain itu, ia harus memiliki kemampuan manajerial, sensitif terhadap fenomena sosial yang ada”, lanjutnya.
Setelah memenuhi permintaan para mahasiswa, Pratikno dan Sudjawardi beranjak dari Balairung menuju Balai Senat untuk mengikuti prosesi pelantikan. Sesampainya di tempat tersebut, ia disambut oleh tamu undangan yang sudah hadir terlebih dahulu. Tampak beberapa pejabat publik, di antaranya Roy Suryo, Anggota DPR RI Fraksi Demokrat; Akbar Tanjung, Mantan Ketua DPR RI; Priyo Budi Santoso dan Pramono Anung, Wakil Ketua DPR RI; Mahfud MD, Ketua MK; dan Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Acara dimulai dengan pengambilan sumpah jabatan, dilanjutkan dengan tanda tangan berita acara. Setelah itu, serah terima jabatan dilakukan secara simbolik. Prof. Dr. Sofian Effendi, Ketua MWA menyampaikan pidato setelahnya. Ia menuturkan berbagai polemik yang tak sempat terselesaikan di periode sebelumnya. Di antara polemik tersebut adalah pemerataan penerimaan daerah asal mahasiswa, Sekolah Pascasarjana yang kurang peminat, penelitian pusat studi yang kurang maksimal, dan aksi penolakan Irshad Manji. “Diharapkan Rektor terpilih dapat menuntaskan berbagai permasalahan di kampus kita ini,” pungkasnya. [Ahmad Syarifudin, Danny Izza, Farah Dinna Pratiwi, Linggar Arum]