Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Pos Teratas
Kritik atas Buku Penyair sebagai Mesin
Rachmi Larasati: Rekonstruksi Budaya Pasca-Genosida ‘65 Hilangkan Ruang...
Ikrar Preservasi Masyarakat Kali Progo pada Hari Anti...
Visi Kerakyatan UGM
Lumbung Pangan Limbung Lingkungan
Alih Rupa Mistis Wajah Reformasi
Gunungan Hasil Bumi dan 17 Tahun Perjuangan Warga...
Sewaktu TNI AD Disinari Teori Modernisasi
Diskusi Soal Kelas Pekerja Singgung Relasi Pekerja dengan...
Curi Cuan dari Perempuan

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Tolak RUU Pendidikan Tinggi, BEM KM Beraksi

Maret 29, 2012
istimewa

istimewa

Selasa (27/3) pukul 8.30 WIB, BEM KM UGM menggelar aksi teatrikal di Bundaran UGM. Aksi ini terkait penolakan atas substansi dalam draft Rancangan Undang-Undang Pendidikan Tinggi (RUU PT) yang dihasilkan per 22 Februari 2012 lalu oleh DPR-RI.

Aksi dimulai dengan orasi dari perwakilan BEM KM UGM, kemudian disusul dengan orasi dari perwakilan BEM KM UNY yang turut berpartisipasi dalam aksi ini. Beberapa spanduk bertuliskan, “Selamatkan Pendidikan, Hapus RUU PT”, “Anti Komersial, Anti RUU PT” juga turut melengkapi aksi ini. Peserta aksi tak hanya berorasi dan melantunkan lagu Darah Juang. Sebuah drama teatrikal berjudul “Menjual Pendidikan” juga dipersembahkan oleh BEM KM UGM. Drama teatrikal ini merupakan gambaran bentuk tolakan atas substansi RUU PT yang rencananya akan dibahas secara intens oleh DPR-RI dalam Bulan Maret ini.

Rancangan Undang-Undang Pendidikan Tinggi menjadi bahasan Badan Legislatif (Baleg) DPR-RI terkait Pendidikan Tinggi di Indonesia pasca pembatalan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan pada tahun 2010 lalu. Hasilnya, draft  RUU PT ini telah tersusun pada Bulan Februari lalu. Merujuk pada draft tersebut, BEM KM UGM mengadakan kajian bersama Heri Santoso, S.Fil, M.Hum dari Pusat Studi Pancasila. Kajian bersama ini menemukan beberapa permasalahan substansial dalam RUU PT tersebut.

Ahmad Rizky Mardhatillah Umar selaku Kepala Departemen Kajian Strategis & Kebijakan BEM KM UGM, mengemukakan kajian bersama tersebut temukan kejanggalan pada pasal 77 yaitu, pemerintah melakukan pemilahan perguruan tinggi menjadi tiga jenis: otonom, semi-otonom, dan otonom terbatas. Selain itu, pasal 80, PTN yang berstatus otonom menerima mandat pelaksanaan pendidikan tinggi dengan wewenang mengelola dana secara mandiri, serta mendirikan badan usaha dan mengembangkan dana abadi. Konsep otonomisasi perguruan tinggi ini dikhawatirkan memuat “liberalisasi” dalam pembiayaan.

Pada pasal 90 dalam hal pemenuhan hak mahasiswa, pemerintah memiliki pilihan untuk memberikan dan/atau mengusahakan pinjaman dana kepada mahasiswa. Pinjaman dana kepada mahasiswa ini diberikan tanpa bunga atau dengan bunga (ayat 3) dan dilunasi selepas lulus kuliah atau mendapatkan pekerjaan. Klausul ini dianggap melegitimasi kapitalisme pendidikan yang melihat pendidikan bukan sebagai tanggung jawab negara, tetapi dalam kerangka profit. Hal tersebut jelas bertentangan dengan UUD 1945 pasal 31 ayat (2), yang menyatakan pendidikan adalah hak setiap warga negara.

Guna menyikapi beberapa substansi bermasalah dalam RUU PT tersebut, Senin (26/3) malam lalu diadakan diskusi dan konsolidasi bersama perwakilan beberapa organisasi mahasiswa seluruh Yogyakarta di Sekretariat BEM KM UGM. Kemudian sebagai bentuk konkret hasil konsolidasi tersebut, aksi teatrikal ini menjadi salah satu langkah yang dilakukan BEM KM UGM dalam mengawal isu pembahasan RUU PT. Ivan Nashara selaku Humas BEM KM UGM juga menambahkan jika aksi ini masih akan berlanjut dengan bentuk propaganda yang lain. “Aksi ini sebagai pengingat media, selanjutnya masih ada RDP (Rapat Dengar Pendapat) dan propaganda-propaganda lain yang akan kita jalankan,” tegas Ivan. [Marissa Kuncaraning Probo]

 

BPPM Balairungkomersialisasi kampuspers mahasiswaruu perguruan tinggiruu ptugm
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Kritik atas Buku Penyair sebagai Mesin

Ikrar Preservasi Masyarakat Kali Progo pada Hari Anti...

Diskusi Soal Kelas Pekerja Singgung Relasi Pekerja dengan...

17 Tahun Menolak Tambang, PPLP-KP Konsisten Terus Tumbuh...

Seno Gumira Ajidarma Ajukan Sekolah Liar sebagai Perjuangan...

Kondisi Buruh Belum Layak, Massa Aksi Peringati May...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kritik atas Buku Penyair sebagai Mesin

    Juni 3, 2023
  • Rachmi Larasati: Rekonstruksi Budaya Pasca-Genosida ‘65 Hilangkan Ruang dan Kemanusiaan

    Juni 3, 2023
  • Ikrar Preservasi Masyarakat Kali Progo pada Hari Anti Tambang

    Juni 1, 2023
  • Visi Kerakyatan UGM

    Mei 30, 2023
  • Lumbung Pangan Limbung Lingkungan

    Mei 28, 2023

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Spesies Invasif

Polisi Virtual

Fasilitas Mahasiswa Penyandang Disabilitas di UGM Belum Maksimal

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM