Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ALMAMATER

Multikulturalisme : Solusi Individu dan Ancaman Kelompok

Maret 15, 2011

Senin (14/3), seminar mengenai demokrasi dan multikulturalisme diadakan di ruang Seminar Timur FISIPOL UGM. Seminar ini mendatangkan pembicara dari Perancis, Michel Wieviorka, profesor di Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales dan Presiden Internasional Sociological of Association (ISA) tahun 2010. Wieviorka merupakan salah satu profesor yang menekuni bidang sosiologi masyarakat, seperti kekerasan, rasisme, dan terorisme.

Seminar yang memiliki tagline “Democracy and Cultural Diversity” ini menitikberatkan pada bidang keilmuan yang diteliti Wieviorka yakni multikulturalisme. Wieviorka menjelaskan bahwa multikulturalisme menjunjung HAM dan memupuk kebersamaan bermasyarakat. Hal ini berkaitan dengan kehidupan global saat ini, yakni masyarakat tidak lagi bersifat unikultural.

Wieviorka memberi contoh kasus di Quebec, Kanada pada tahun 1960-an. Saat itu, terjadi perdebatan antara penduduk Quebec yang bersikukuh dengan bahasa Perancisnya dan penduduk daerah lain yang tetap memakai bahasa Inggris. Berawal dari konflik bahasa ini, pemerintah Kanada kemudian melakukan survei tentang jumlah pengguna bahasa Perancis dan Inggris di Kanada.

Permasalahan tentang bahasa meluas sebab ternyata dalam survei tersebut, etnis minoritas lain seperti suku Indian, juga ikut protes mengenai status spesial atau independensi. Pemberian status spesial seperti perijinan untuk mendirikan negara independen, merusak kesatuan negara. Akibatnya, suatu daerah akan lepas dari kekuasaan dan wilayah negara. Pada akhirnya, pemerintah menanamkan paham multikulturalisme agar konflik di Kanada surut. Kasus di Quebec, Kanada ini menjadi model ideal penerapan multikulturalisme.

Menurut Wieviorka, meskipun cocok diterapkan dalam masyarakat yang beragam, multikulturalisme juga menimbulkan masalah baru. Hal ini disebabkan sensitivitas penduduk asli terhadap pendatang sebagaimana protes suku Indian terhadap pemerintah Kanada yang notabene penduduk pendatang Inggris. Kedatangan para imigran dapat mengancam kehidupan penduduk asli sebab pada akhirnya imigran berkuasa di tanah penduduk asli. [Galih]

Democracy and Cultural DiversitymultikulturalismequebecWieviorka
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Kicau Riuh Kampus Hijau UGM

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Bebani Mahasiswa dengan Biaya Mahal, UGM Bersembunyi di...

Penerapan Uang Pangkal, Neoliberalisasi Berkedok Solusi

Pedagang Kaki Lima Stasiun Wates Digusur Tanpa Dasar...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM