Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILAS

Membedah Jatisaba, Menera Kenangan Tanah Kelahiran

Maret 16, 2011

Senin (14/3) siang, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM menggelar acara bertajuk Bedah Novel Jatisaba: Dongeng Etnografis tentangTrafficking. Acara yang diadakan di Auditorium FIB ini menghadirkan sang penulis, Ramayda Akmal. Dalam kesempatan ini, turut hadir Prof. Dr. Heddy Shri-Ahimsa-Putra dan Dr. Aprinus Salam untuk berkomentar seputar novel tersebut.

Novel yang diangkat dari tanah kelahiran Ramayda itu mengupas tragedi kemanusiaan dan menghadirkan kembali kenangan sang penulis di dalamnya. Jatisaba adalah salah satu pemenang unggulan dalam Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2010, mengalahkan 270 peserta lainnya. Penulisnya merupakan jebolan Sastra Indonesia FIB UGM.

Dalam acara tersebut, Ramayda berterima kasih kepada segenap pihak yang telah membantunya, terutama kepada dua guru menulisnya. Kedua guru besar yang dimaksud, turut menyampaikan persepsi masing-masing mengenai Jatisaba dengan dua pendekatan berbeda. Heddy, dengan pendekatan Strukturalisme Levi-Strauss, berpendapat bahwa novel tersebut memiliki struktur yang baik dalam setiap adegannya. “Orang yang tidak punya kacamata struktural mungkin tidak bisa melihat kedalaman novel ini. Yang paling kentara, ada tiga pola hubungan seks di dalam Jatisaba,” jelasnya. Pertama, tokoh utama diperkosa. Kedua, seks tanpa betul-betul sadar. Dan yang terakhir, berhubungan seks dengan orang yang paling dicintai sang tokoh utama. Jadi, ia melakukannya dengan sadar dan sangat menikmatinya.

Heddy juga melihat beragam penggunaan bahasa yang menggambarkan dengan baik strata sosial di daerah Jatisaba, sebuah wilayah di daerah Pantai Selatan Cilacap. “Novel ini sangat etnografis. Tidak hanya soal seks, tetapi novel ini juga mengedepankan tingkat kehidupan masyarakat di pedesaan,”pujinya.

Sementara Aprinus menggunakan pendekatan Bordieu untuk memberikan penilaian. “Novel ini adalah sebuah bentuk kegelisahan yang dapat menghadirkan permasalahan masyarakat di pedesaan dengan demikian apik,” tuturnya. Menurut Aprinus, Jatisaba bertema luas, mulai daritrafficking, TKI, Cinta, Glokalisasi (Global Lokal), hingga Etnografis.

Sebelumnya, Ramayda telah mengadakan serangkaian acara Bedah Novel Jatisaba di beberapa tempat, diantaranya yaitu di Universitas Mataram, di Lombok, dan di Komisi Perempuan Indonesia. “Dalam menafsirkan teks sastra, kita harus menunjukkan beraneka kemungkinan. Maka dari itu, kami menggunakan berbagai model pendekatan di setiap acara diskusi novel ini,” jelas Aprinus. Rencananya, bedah novel Jatisaba selanjutnya akan digelar di Universitas Airlangga dan di Semarang. [Michelle]

fib ugmjatisabaRamayda Akmalsastra indonesia
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM