
©Alika/Bal
Sabtu (14-11), Festival Karakter UGM melangsungkan webinar kewirausahaan dengan tajuk, “Tetap Eksis Berwirausaha di Masa Pandemi”. Acara ini menghadirkan beberapa tokoh terkemuka, yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto; pengusaha muda, Tirta Mandira Hudhi; serta Komisaris Utama PT Madubaru, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi. Acara ini dimoderatori oleh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Rika Fatimah.
Acara ini diawali dengan menampilkan video promosi usaha dari mahasiswa yang tergabung dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) UGM yang dilanjutkan dengan pembukaan oleh moderator. Pada pembukaan, Rika Fatimah membahas tentang internalisasi karakter gotong royong yang merupakan suatu budaya yang tertanam dalam pemikiran, perbuatan, bahkan ke ranah ekonomi atau berwirausaha. Menurutnya, internalisasi gotong royong ini bukan hanya budaya pergerakan yang dilakukan bersama saja.
Untuk mewujudkan internalisasi karakter gotong royong di ranah ekonomi ada tiga hal yang dapat kita lakukan, yaitu inovasi, memanusiakan manusia, melakukan pemberdayaan, dan menghindari fake sustainability. “Berbisnis itu bukan hanya tentang membuat produk yang bagus, tapi juga perlu karakter yang nantinya akan membedakan produk kita dengan produk yang lain, walaupun produk kita dengan produk yang lain hampir sama. You as yourself tidak bisa ditiru,” tambah Rika Fatimah.
Selaras dengan pernyataan Rika, Tirta juga menjelaskan bahwa personal branding adalah cara seseorang supaya dikenal oleh orang lain. Lebih lanjut, Tirta mengungkapkan bahwa personal branding umumnya dilakukan di media sosial. Namun, dalam bermedia sosial, seseorang bisa saja memiliki sifat yang berbeda dengan aslinya. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk jangan terlalu mudah percaya sesuatu di media sosial.
Di sisi lain, Dokter Tirta mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 ini menjadi momentum bagi pengusaha untuk melatih mentalitas. “Pengusaha yang risetnya bagus selama pandemi akan paham melihat tren dan bisa beradaptasi dalam pandemi,” tuturnya. Ia juga menjelaskan mengenai pentingnya manajemen modal, risiko, dan ilmu. Menurutnya, seorang wirausaha harus berani mengambil risiko dan keluar dari zona nyaman. Menurutnya, untuk menggapai sesuatu, seseorang harus mengorbankan sesuatu. Lantas, ia memberikan beberapa syarat guna menjadi entrepreneur yang sukses, yakni niat yang kuat, selalu belajar, memiliki strategi, dan berani melewati tantangan.
Lebih lanjut lagi, Tirta menjelaskan apabila karakter seseorang ingin terbentuk, maka harus mencoba dan merasakan sesuatu dari bawah dulu, “Jadi kalau karakter kita mau terbentuk, maka kita harus melawan dan mencoba sesuatu dari bawah,” ucapnya.
Sejalan dengan Dokter Tirta, GKR Mangkubumi juga menekankan tentang pentingnya proses dalam berwirausaha. GKR Mangkubumi merupakan anak dari salah seorang pemimpin yang masyhur dan terkenal di Indonesia, yang sebenarnya bisa saja memanfaatkan berbagai fasilitas dan relasi ayahnya untuk membangun usaha secara spontan. Namun, hal demikian tidak menjadi pilihannya. “Segala sesuatu yang mudah didapatkan, akan cepat hilang pula,” tuturnya dalam salah satu segmen.
GKR Mangkubumi berpendapat bahwa proses sangat dibutuhkan dalam berwirausaha agar fondasi yang kita miliki menjadi kokoh dan tidak mudah diterpa suatu hal apapun. “Jika kita melihat beberapa contoh bisnis besar sekelas Google, Youtube, Apple sekalipun berawal dari rumah, garasi, dan tidak jarang hanya bermodal dengkul dan tekad. Semangat dan pendirian teguhlah yang pada akhirnya mengokohkan dan melanggengkan bisnis tersebut,” pungkasnya. Menurutnya, wirausaha bukanlah proses sekali jadi.
Bagi GKR Mangkubumi, filosofi berproses dalam berwirausaha akan bermuara seperti pohon Beringin yang kuat akarnya, besar batangnya, lebat daunnya, dan pada akhirnya melindungi serta mengayomi makhluk-makhluk sekitarnya. Demikian halnya berwirausaha, dengan memiliki pondasi yang kuat, visi yang hebat, dan ide-ide yang tepat, pada hakikatnya bertujuan akhir untuk dapat mengayomi dan menebar manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Selain itu, putri sulung dari Hamengkubuwono X ini pun menyampaikan bahwa peran sekolah amatlah penting dalam membentuk karakter yang baik dalam berwirausaha karena sekolah memberikan ilmu pengetahuan yang akan menjadikan kita pintar secara akademis. Namun, mencari pengalaman hidup di luar kelas pun jauh lebih penting karena akan menjadikan karakter kita jauh lebih kuat menghadapi segala macam perubahan yang ada.
Penulis : Muhammad Fathur Rizqi, Aisyah Masruro, Elvira Sundari (Magang)
Penyunting : Farah Ramadanti
Fotografer : Alika Bettyno Sastro (Magang)