Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...
Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...
Kota Batik yang Tenggelam
Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal
Membumikan Ilmu Bumi
Kuasa Kolonial Atas Pangan Lokal
Anis Farikhatin: Guru Kesehatan Reproduksi Butuh Dukungan, Bukan...
Tangan Tak Terlihat di Balik Gerakan Rakyat
Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...
LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KILAS

Bingkai Kesatuan dalam Festival Budaya

Mei 21, 2015
©Hamzah.bal

©Hamzah.bal

Sesosok boneka kardus menyerupai karakter Danbo berdiri menyambut pengunjung yang datang ke Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosoemantri (PKKH) UGM, Minggu (17/05). Berbalut batik, boneka tersebut merepresentasikan kebudayaan Indonesia dalam gelaran acara Cultural Festival yang diadakan oleh UGM Residence. Acara tersebut menampilkan stan-stan yang diisi oleh beberapa Organisasi Mahasiswa Daerah (Ormada), photo booth, dan beragam pertunjukan.

Stan yang pertama kali tampak adalah stan Grup Ngapak. Stan ini merupakan gabungan dari organisasi mahasiswa daerah berbeda, antara lain Banjarnegara, Purbalingga, Pemalang, Banyumas, Kebumen, Brebes, dan Tegal. Berbagai pernik budaya dan foto destinasi wisata khas ketujuh kota tersebut dipajang.

ā€œSelain budaya, kami mempromosikan obyek wisatanya juga. Misalnya di Purbalingga, terdapat Baturaden yang terletak di dekat jalur pendakian Gunung Slamet, kebun stroberi, dan sentra bisnis sayur-sayuran,ā€ papar Hari Kusuma, penjaga stan yang juga mahasiswa Hubungan Internasional 2013. Purbalingga sendiri telah memiliki industri knalpot buatan tangan. ā€œKnalpot khas Purbalingga ini sudah diekspor ke mana-manaā€ pungkasnya, sembari menunjuk tiga buah knalpot di sela-sela deretan barang pameran.

Ada pula stan Jawa Barat yang diinisiasi oleh Persatuan Mahasiswa Tasikmalaya Gadjah Mada dan Perhimpunan Mahasiswa Bandung Yogyakarta. Di stan tersebut, para penjaga berdandan dengan pakaian adat Sunda sebagai maskot dan representasi budaya Jawa Barat. Zaini, Peternakan 2013, selaku penjaga stan menuturkan bahwa stan tersebut didedikasikan untuk seluruh mahasiswa dan OrmadaĀ asal Jawa Barat. Stan tersebut memamerkan kain, senjata, makanan dan alat musik khas Jawa Barat.

Selain stan-stan Ormada, beragam jenis penampilan turut dipentaskan dalam panggung Cultural Festival. ā€œTotal penampilan ada 13, yaituĀ musik, tari, teater, dan orasi budaya dariĀ Ormada,ā€ tutur Tien Simbolon, Statistika 2012, selaku Ketua Pelaksana Cultural Festival 2015. Terdapat pula penampilan-penampilan dari mahasiswa Malaysia dan Singapura serta seniman pantomim, Jemek Supardi.

Festival budaya yang dipersembahkan oleh UGM Residence ini pertama kali diadakan pada 2012 dengan nama Indonesian Festival. Acara ini berlanjut di tahun 2013 dengan nama International Festival. Barulah pada dua tahun terakhir, nama Cultural Festival dipatenkan. ā€œAcara ini diinisiasi mahasiswa dari lima Asrama UGM berbeda. Kami ingin membuat suatu acara yang tidak hanya menyatukan kelima residence tersebut, tetapi juga seluruh mahasiswa UGM dan masyarakat Jogja,ā€ tutur Tien. [Hamzah, Avivah Vega Meidienna]

asramafestivalIndonesiaJawakebudayaanpementasanPKKHtariUGM Residence
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua...

Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam...

Tantangan Konservasi dan Pelestarian Lingkungan dalam Diskusi Ekspedisi...

LBH Yogyakarta Ungkap Intimidasi Aparat Pasca-Aksi Agustus di...

Diskusi dan Perilisan Zine Maba Sangaji Basuara, Tilik...

Diskusi Buku dan Budaya, Soroti Peran Sastra Melawan...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Tilik Relasi Kolonial di Papua dalam Diskusi Papua Bukan Tanah Kosong

    November 24, 2025
  • Diskusi Pendidikan dan Demokrasi, Ungkap Gagalnya Pendidikan dalam Sikapi Diskriminasi

    November 24, 2025
  • Kota Batik yang Tenggelam

    November 21, 2025
  • Titah AW: Jurnalisme Bisa Jadi Kanal Pengetahuan Lokal

    November 21, 2025
  • Membumikan Ilmu Bumi

    November 21, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM