BEM KM Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada mengadakan acara seminar nasional Asean Economic Community dengan tema āSinergi Peran Akademisi, Birokrat, Ekonom, dan Pelaku Industri dalam Menghadapi Asean Economic Community 2015ā pada tanggal 18 Oktober bertempat di Auditorium MM UGM. Seminar ini menghadirkan Joko Mogoginta, Direktur utama PT.Tiga Pilar Sejahtera dan Prof. Dr. Mudradjad Kuncoro, Ph.D, Dosen Fakultas Pertanian UGM. Kedua pembicara lainnya adalah perwakilan dari Ekonom dan Birokrat yakni Hardini Puspasari, M.Si, Ketua Nasional HIPMI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), sedangkan dari birokrat diwakilkan oleh Dr. Ir. Imam Haryono, M.Sc (Perwakilan Kementrian Perindustrian RI). Seminar ini diadakan untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 ditinjau dari berbagai bidang. Selain itu, acara ini juga memberikan informasi serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi AEC 2015. Harapannya kegiatan ini dapat membuka wawasan mahasiswa, pemerintah daerah dan jajarannya, industri nasional dan lokal, masyarakat umum, serta civitas akademik UGM sendiri.
Acara diawali dengan adanya penampilan khusus dari SAKA UGM. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan yang diberikan oleh ketua acara, Ichsan Aditya, kepada para peserta yang menghadiri seminar di Auditorium MM UGM kala itu. Dr. Susi Bintoro selaku dekan I bidang Akademik juga menambahkan dalam sambutannya bahwa AEC yang dimulai tahun 2015 nanti merupakan tantangan besar bagi bangsa Indonesia, sudah selayaknya terdapat sinergi yang kuat antara birokrat, akademisi, ekonom, dan industri nasional agar Indonesia tidak hanya menjadi imbas dari dibukannya pasar bebas ASEAN.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dari kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kota Yogyakartya yang sekaligus mewakili Sri Sultan Hamengkubuwono X karena tidak dapat hadir dan memberikan sambutan kepada peserta seminar. Sesi perkenalan pembicara juga dihadirkan melalui penayangan digital. Setelah penayangan profil pembicara, moderator menyampaikan kalimat untuk membuka Seminar AEC. Dalam kalimat pembukanya, moderator menyampaikan bahwa Indonesia adalah piramida terbalik yaitu masyarakat mudanya lebih banyak di banding masyarakat tua. Dengan begitu, hal ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia dalam menghadapi AEC 2015.
Indonesia memiliki 40% dari total jumlah masyarakat ASEAN. Ini merupakan peluang besar bagi bangsa Indonesia karena memiliki jumlah konsumen pasar dengan cakupan luas. Dengan konsep penduduk piramida terbalik yang berarti angkatan kerja juga lebih banyak, Indonesia seharusnya bisa menjadi lebih tangguh dalam menghadapi persaingan pasar bebas. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi konsumen dan penonton saja dalam sebuah ajang pasar bebas se-Asia Tenggara. Oleh karena itu, ada beberapa strategi untuk menghadapi AEC 2015, salah satu dengan menjadikan Industri dalam negeri sebagai tuan rumah di negeri sendiri
Dr. Ir. Imam Haryono, M.Sc., menambahkan pentingnya kesiapan pemerintah dalam menghadapai AEC 2015.
Seminar yang diadakan di Auditorium MM UGM tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa UGM saja. Mahasiswa dari universitas lain bahkan kalangan umum pun ikut meramaikan jalannya acara. Tampak dari mereka wujud peduli dengan keadaan Indonesia dalam menghadapi AEC 2015. Hal ini dibuktikan dnegan antusisme peserta dalam sesi Tanya jawab yang sedang berlangsung. Tidak hanya komentar terhadap kesiapan Indonesia saja yang dilontarkan, tetapi daya kritis mahasiswa juga ditampilkan dalam menghadapi pembicara. Seminar nasional Asean Economic Community dengan tema āSinergi Peran Akademisi, Birokrat, Ekonom, dan Pelaku Industri dalam Menghadapi Asean Economic Community 2015ā berakhir pukul 14.00 WIB dan ditutup dengan pernyataan Joko Mogoginto bahwa Indonesia bisa lebih baik dari negara-negara di ASEAN.
Seminar Nasional yang di selenggarakan oleh gabungan delapan lembaga mahasiswa di FTP ini mengangkat tema strategis menyangkut perekonomian Indonesia di ASEAN. Tema pada seminar ini membahas sinergi antara birokrat, akademisi, ekonom, dan industri nasional dalam menghadapi ASEAN Economic Community yang akan di mulai tahun 2015 mendatang. Menurut Ichsan, tujuan acara ini adalah memberikan edukasi ke masyarakat umum agar lebih siap menjelang AEC 2015. Selain itu, acara ini juga merupakan wadah bagi delapan lembaga mahasiswa di FTP untuk saling bekerja sama. Terlebih, seminar nasional ini merupakan acara bersama yang pertama kali di lakukan.
Berbagai halangan dan rintangan telah berhasil di lewati oleh panitia hingga akhirnya bisa menyelenggarakan seminar nasional yang sarat akan ilmu. Ichsan berharap akan ada acara-acara lainnya yang di selenggarakan oleh ke delapan lembaga mahasiswa ini, “Harapannya bisa ada acara bersama lagi yang skalanya Internasional.”[Arifin, Manda ]