Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau
Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang
Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...
Mitos Terorisme Lingkungan
Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...
Kapan KKN Harus Dihapus?
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
KABARKILASREDAKSI

Evolusi Motif Gerakan Mahasiswa dari Tritura hingga Mosi Tidak Percaya

Agustus 6, 2021

Selasa (3-8), Aliansi Mahasiswa Pasca Sarjana UGM mengadakan diskusi daring yang bertajuk “Evolusi Taktik Aksi Massa Mahasiswa: Dari Tritura Hingga Mosi Tidak Percaya”. Narasumber yang hadir, antara lain Appridzani Syahfrullah, Asisten Peneliti Studi Perang Dingin National University of Singapore; Muhammad Haikal, Peneliti Public Virtue Research Institute; Josardi Azhar, Mahasiswa Filsafat UGM; dan Biko Nabih Fikri Zufar, Sosiolog. Diskusi ini membahas tentang perubahan motif dari gerakan mahasiswa dari zaman Soekarno sampai sekarang.

Appridzani mengawali diskusi dengan paparan gerakan mahasiswa yang cenderung ideologis pada era Soekarno. Dia menjelaskan bahwa gerakan mahasiswa pada era tersebut banyak dimobilisasi oleh organisasi kampus yang juga merupakan sayap partai politik nasional. Partai Komunis Indonesia lewat Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia, Masyumi dengan Himpunan Mahasiswa Islam, dan Nahdlatul Ulama lewat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. “Gerakan mahasiswa pada saat itu bermuara kepada kepentingan ideologis partai nasional,” jelas Appridzani.

Appridzani melanjutkan penjelasannya mengenai demonstrasi mahasiswa dalam Malapetaka 15 Januari (MALARI). Dia menerangkan bahwa motif mahasiswa menggelar aksi MALARI adalah perlawanan atas imperialisme. Kala itu, investor yang kebanyakan dari Jepang dianggap oleh mahasiswa sebagai imperialis. “Mahasiswa melawan lewat gerakan MALARI karena merasa terancam kembali dijajah imperialis,” tutur Appridzani.

Melanjutkan Appridzani, Haikal menerangkan bahwa gerakan mahasiswa sempat meredup pasca-reformasi karena rezim Soeharto sudah berakhir. Gerakan mahasiswa, lanjutnya, kembali muncul pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena lahirnya isu-isu populis. Isu-Isu populis tersebut terutama berada di sektor ekonomi masyarakat. “Gerakan mahasiswa berdasar pada isu yang berdampak secara fundamental terhadap hajat hidup rakyat,” jelas Haikal. Contoh dari isu tersebut adalah kenaikan harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik pada masa kepresidenan SBY.

Memperdalam pembahasan Haikal, Josardi memberikan konteks spesifik pada gerakan mahasiswa Reformasi Dikorupsi pada tahun 2019 dan Mosi Tidak Percaya pada tahun 2020. Meskipun sama-sama terjadi pasca-Reformasi, keduanya punya motif berbeda dari gerakan-gerakan mahasiswa pada era SBY. Josardi menyatakan bahwa gerakan mahasiswa kini hadir karena partai politik dan organisasi mahasiswa tidak bisa menampung keresahan mahasiswa karena terlalu politis. 

Hal tersebut membuat struktur aliansi yang lebih egaliter dijadikan pilihan dalam mengorganisasi Reformasi Dikorupsi pada 2019 dan Mosi Tidak Percaya pada 2020. Selain itu, Josardi juga menjelaskan bahwa gerakan mahasiswa, seperti era SBY, masih bergantung pada isu populisme dan sosial media karena perkembangan zaman. “Kepopuleran suatu isu masih sangat penting hingga sekarang,” ujar Josardi.

Meskipun terdapat perbedaan motif gerakan mahasiswa di tiap zaman, Haikal mengungkapkan bahwa terdapat benang merah di antaranya. Menurut Haikal, kesamaan terdapat pada kecenderungan gerakan mahasiswa untuk menjadi juru selamat masyarakat di tengah kebuntuan sosial, ekonomi, dan politik. Senada dengan Haikal, Appridzani menyebutkan bahwa gerakan mahasiswa akan tetap muncul meskipun coba direduksi oleh pemerintah. Dia menjelaskan bahwa semangat gerakan mahasiswa akan hadir ketika adanya krisis. “Pemerintah tidak bisa menghilangkan gerakan mahasiswa, yang bisa mereka lakukan hanyalah menidurkan sejenak,” pungkas Appridzani.

Penulis: Aldyth Nelwan Airlangga
Penyunting: Ardhias Nauvaly Azzuhry

4
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran...

Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan...

Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...

SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Kekacauan di Balik Bahan Bakar Hijau

    Juni 12, 2025
  • Mitos Cah Gelanggang dan Spirit Gelanggang

    Juni 4, 2025
  • Penulisan Ulang Sejarah, Upaya Pemerintah Melupakan Korban Pelanggaran HAM

    Juni 3, 2025
  • Mitos Terorisme Lingkungan

    Mei 25, 2025
  • Aksi Okupasi UGM Soroti Masalah Penyempitan Ruang Kegiatan Mahasiswa

    Mei 24, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM